
Tapal Kuda, Jatim, (shautululama.co) – Amerika dan Australia berperan di balik isu referendum di Papua yang situasinya semakin memanas. Pernyataan tersebut diucapkan Ustaz Sugeng Permadi dalam kegiatan Multaqo Ulama Aswaja Tapal Kuda 1444 Hijriah yang bertajuk, “Ancaman Disintegrasi Papua, Kabupaten Meranti Riau dan Lelang Kepulauan Widi Dalam Tinjauan Politik Islam”. Dilaksanakan pada Selasa 27 Desember 2022.
“Bicara tentang Papua, maka kita ketahui Papua ini merupakan tanah kaya, wilayahnya subur dan potensi SDA-nya, sumber daya alamnya melimpah mulai dari hutan, kekayaan laut, minyak, gas tambang emas, kemudian uranium itu ada di Papua. Maka kita ketahui bahwa Papua ini memang tanah yang kaya tetapi ironisnya eksploitasi kekayaan terhadap kekayaan alam di Papua ternyata tidak berkorelasi dengan kesejahteraan rakyat Papua. Kenapa ini terjadi, nah ini menjadi tanda tanya bagi kita semua?” ungkap Ustaz Sugeng Permadi.
Pengasuh Komunitas Bengkel Hati Pasuruan ini menambahkan bahwa sistem ekonomi kapitalisme membuka jalan lebar terjadinya penguasaan SDA Papua kepada swasta dan asing. Sehingga kekayaan alam mengalir ke kantong pribadi dan swasta bukan pada penduduk sekitar dan rakyat pada umumnya.
“Kenapa kok seperti ini, kok bisa terjadi? Alasannya adalah karena diatur dengan sistem yang bermasalah, sistem yang bermasalah ini yaitu sistem ekonomi kapitalisme. Inilah yang menjadi biang, yaitu diterapkannya sistem ekonomi kapitalisme,” imbuhnya.
Beliau juga menyoroti terjadinya referendum saat Timor-Timur lepas dari negara Indonesia. Referendum terjadi akibat adanya campur tangan negara asing khususnya Amerika dan Australia.
“Indonesia ini adalah merupakan biladul muslimin, merupakan negeri Islam dan Papua itu sendiri merupakan bagian dari negeri Islam maka wajib bagi kita umat Islam khususnya TNI untuk mencegah terjadinya disintegrasi Papua, pemisahan Papua dari wilayah Indonesia. Karena kalau tidak dicegah akan terjadi sebagaimana Timor-Timur itu lepas berkat adanya referendum. Oleh karenanya referendum ini jangan sampai terulang lagi sebagaimana terjadi pada Timor-Timur,” jelas Ustaz Sugeng.
“Akan tetapi sesungguhnya mereka-mereka itu hanya merupakan alat, bukan pemain sesungguhnya. Mereka-mereka itu hanya merupakan alat kepentingan negara-negara besar, negara-negara besar itu siapa? Khususnya Amerika dan Australia. Nah, oleh karenanya mereka ini, ya kedua negara besar ini wa bil khusus memainkan peranan penting di Papua. Sesungguhnya negara-negara penjajah inilah yang memiliki kepentingan dan bakal meraih kepentingan jika Papua itu lepas dari Indonesia,” pungkasnya.