
Kediri, (shautululama) – Umat Islam kembali dihadapkan kepada pelecehan ajaran Islam yang Mulia warisan dari Nabi Muhammad saw, dimana narasi yang seharusnya tidak perlu dikeluarkan oleh orang nomor satu di Kemenag RI yang mengatakan bahwa Islam sebagai agama dari Arab. Selain itu juga beberapa waktu sebelumnya Cuitan Komisaris Independen PT Pelni Dede Budhyarto yang memplesetkan kata Khilafah, merupakan bentuk pelecehan terhadap ajaran agama Islam yang mulia tersebut.
Selain itu, bagi Kaum Muslimin, Khilafah adalah ajaran Islam, ajaran ahlus sunnah wal jamaah, dan telah termaktub dalam kitab Mu’tabar para ulama tentang kewajibannya. Para ulama dari ke empat mazhab telah dengan terang benderang memaparkannya.
Dengan melihat kondisi tersebut maka para Ulama Kediri yang tergabung dalam Forum Komunikasi Ulama (FKU) Aswaja Kediri bergerak untuk mengadakan aksi pembelaan terhadap ajaran Islam dalam kegiatan Multaqa Ulama Aswaja Kediri. Acara yang dilaksanakan pada Hari Selasa, 27 Rabiul Akhir 1444 H, atau yang bertepatan dengan tanggal 22 November 2022.
Acara yang diikuti sekitar 40 orang Ulama Aswaja Kediri ini dimulai pukul 20.00 WIB, dimana dalam acara tersebut langsung di pandu oleh Ust Ahmad Fauzi serta dalanjutkan dengan melantunkan pembacaan ayat suci Al-Qur’an oleh Ust. Agus Anwar.
Dalam sambutannya al Mukarram Kyai Mahsun selaku Shohibul Fadhilah memberikan pengantar dengan mengajak para Ulama untuk berdo’a bersama, dimana do’a tersebut ditujukan bagi saudara-saudara korban Musibah Gempa Bumi yang ada di Cianjur.
Beliau juga menyampaikan bahwa acara kali ini diadakan dalam rangka untuk membela kehormatan Islam yang sampai sekarang masih dilecehkan. Serta mengajak seluruh para ulama agar bergerak bersama-sama membela kehormatan Islam.
Selanjutnya dalam sesi qaul minal ulama, KH. Ahmad Jauhari selaku Pengasuh Pegajian Jama’ah Tauhid menyampaikan bahwa dalam era ‘Mukidi’ banyak pelecehan terhadap agama Allah bahkan melecehkan Allah secara langsung. Pelecehan ini terjadi dimulai dari Nabi-nabi terdahulu dan diikuti oleh orang-orang pada zaman sekarang. Apalagi pada zaman era ‘Mukidi’ ini pelecehan terhadap Islam sering terjadi bahkan semakin banyak para pejuang agama Islamyang di penjara. Dalam akhir qaul beliau menyatakan bahwa apabila ada perbuatan dholim yang dilakukan oleh para penguasa kemudian diam terhadap kedholiman, maka dia bagian dari orang yang berbuat dholim tersebut.
Selain itu, KH. Musta’in Syafi’i selaku Sekjen PUI Kediri Raya, beliau menyatakan bahwa Rasulullah saw yang merupakan Uswatun Hasanah saja masih suka di hina orang begitu juga dengan ayat-ayat Al-Qur’an. Sehingga dari sinilah upaya-upaya orang untuk menhancurkan Islam dengan jalan menghancurkan Aqidahnya. Beliau juga menyinggung bahwa sekarang banyak orang yang ahli shalawat tetapi ketika Rasulullah saw dihina mereka hanya diam. Hingga di penghujung qaulnya mengingatkan bahwa penghinaan-penghinaan terhadap Islam ini membawa adzab dari Allah SWT.
Sementara itu da’i muda dari Kras Kab Kediri yang merupakan Koordinator Forum Komunikasi Ulama (FKU) Aswaja Kras Kediri menyatakan bahwa kebijakan-kebijakan yang dibuat oleh Rezim banyak yang tidak memihak kepada rakyat, maka dari sinilah beliau mengajak kepada para ulama untuk tidak lelah memperjuangkan tegaknya sistem Islam.
Acara tersebut dilanjutkan dengan qaul ulama dari Pare Kediri yaitu Kyai Muh. Ahsan, selaku Koordinator Forum Komunikasi Ulama (FKU) Aswaja Pare Kediri,beliau menyatakan bahwa saat ini Indonesia dalam kondisi yang sulit hal ini disebabkan oleh kebijkan negara yang ugal-ugalan, apalagi tahun 2023 diprediksi dunia memasuki masa Resesi Ekonomi. Beliau menyerukan kepada para penguasa negeri ini agar bisa mencegah Resesi ekonomi supaya tidak terjadi di negeri ini. Selain itu beliau menegaskan hal ini bisa dilakukan dengan tidak menggunakan sistem kapitalis di negeri ini.
Selanjutnya beliau mengajak kepada para ulama aswaja agar menyeru kepada para penguasa untuk kembali kepada Syari’at Islam.