Khilafah ajaran Ahlussunnah Wal JamaahKhilafah Untuk Kebaikan IndonesiaMultaqo Ulama Aswaja - ManhajiNews

Tolak Kenaikan Harga BBM dan Leberalisasi Migas Forum Komunikasi Aswaja Surabaya Timur

Surabaya (shautululama) – Mensikapi kebijakan pemerintah menaikan harga BBM, Ulama Aswaja Surabaya Timur, perlu menjelaskan kepada umat persoalan pengelolaan sumber daya alam oleh negara dan peranana negara dalam melayani rakyat.

Dalam Forum Komunikasi Ulama Aswaja Surabaya Timur, sebagai bentuk kepedulian terhadap nasib umat, ihtimam bi amril muslimin, para ulama Aswaja menyampaikan pandangannya sebagai berikut:

  1. Ustadz Anwar Jabir – Majelis Taklim Riyadhul Jannah, Energi Dalam Syariat Islam adalah Milkiyah Aamah, haram dimiliki/dikuasai Oligarki

Beliau mengutip hadist Rasulullah Muhammad SAW bersabda: Kaum Muslim berserikat dalam tiga perkara:
Padang Rumput, Air dan Api (HR. Abu Dawud dan Ahmad), Ketiganya adalah milik ummat, tidak boleh / haram hukumnya dimiliki atau dikuasai oleh Individu/swasta/Oligarki.
Jadi sumber daya alam harus dikelola oleh negara hasilnya dikembalikan lagi kepada rakyat dalam bentuk fasilitas, harga yang murah bahkan gratis.

Ustad Anwar Jabir menuturkan: “Apa yang dilakukan oleh penguasa saat ini dengan menaikkan harga BBM itu melanggar syariat Islam dan berbuat maksiat, maka kita disini memengingatkan mereka agar tidak berdosa di hadapan Allah”.

Kaum Muslim berserikat dalam tiga perkara: Padang Rumput, Air dan Api.
Berserikat adalah memiliki bersama, Dalam hal ‘wannar’ atau api yang menjadi symbol bagi bahan bakar minyak yang ada di perut bumi adalah merupakan kepemilikan umum artinya milik Bersama, dalam pandangan islam ketika mengelola kepemilikan umum tsb ?

Dalam konsep ekonomi Islam (negara Khilafah) menempatkan bahwa BBM itu bukan Komoditas Pasar, tetapi sebagai energi penggerak, milkiyah Aamah yang dimiliki bersama, baik muslim maupun non-muslim, dan yang berhak mengelolah adalah Seorang Khalifah, dan kemudian peruntukannya untuk rakyat, dan tidak menjadikannya sebagai komoditas pasar.

Kesalahan penguasa telah menempatkan BBM sebagai komodistas pasar dan harga ditentukan oleh harga pasar atau harga pasar international.

Kita mengingatkan mereka sebagai bentuk kewajiban kita terhadap sesama muslim dan sebagai bentuk kasih sayang umat / rakyat kepada penguasa, agar supaya penguasa segera mengkoreksi kebijakan-kebijakan yang salah tersebut untuk Kembali ke jalan yang benar, ke jalan yang diridhoi oleh Allah SWT.

  1. Ustadz Suhail Karim – Forum Da’i Indonesia, Buruknya Tata Kelola Negara, Hubungan Penguasa dengan Rakyat adalah hubungan Transaksional dengan Pertimbangan Untung-Rugi.

Rasulullah Muhammad SAW bersabda: “kullukum ro’in, wakullukum mas ulun ‘aro’iyyatihi“, artinya setiap kalian adalah pemimpin dan kalian akan dimintai pertanggungjawaban atas yang dipimpinnya.

Beliau, Ust. Suhail karim menuturkan:

Terkait dengan kondisi yang terjadi saat ini, beliau mengisyaratkan: Ada sesuatu yang salah, Ada Kedholiman yang nyata, Tidak amanahnya Pemimpin dalam meriayah rakyatnya.

Kewajiban seorang pemimpin adalah meriayah rakyat dengan apa yang Allah turunkan dan apa yang Rasulullah Muhammad SAW dan para sahabat contohkan kepada kita, agar Allah menurunkan Rahmat dan keberkahannya.

Namum hari ini, sejak Ideologi Kapitalisme sekuler, ditambah dengan ideologi Sosialisme Komunis diterapkan maka Negeri ini ambyar, Rakyat hanya menjadi objek penderita, bukan obyek yang mendapatkan layanan yang layak dari seorang pemimpin. menjadikan rakyat sebagai ladang transaksional, jual beli demi kepentingan oligarki.

Apa yang harus kita lakukan hari ini terhadap kepemimpinan yang tidak amanah?

Kita bangun kesadaran umat, menyadarkan umat dengan islam, kita bangun kebersamaan, rekatkan ukhuwah, tinggalkan demokrasi, tinggalkan kapitalisme, tinggalkan isme-isme yang menjauhkan kita dari syariat Allah SWT, Hanya dengan satu  pilihan yaitu  Kembali kepada syariat Islam.

Yang dengan itu Allah akan ridho kepada kita, Allah akan menegakkan kemaslahatan buat kita, dan Pemimpin-pemimpin kita akan tegak dengan kesadarannya untuk menjadikan Islam sebagai satu-satunya solusi dari segala permasalahan.

  1. Ustadz Muhammad Sugiono – Majelis Taklim Khoiru Ummah, Larangan Berbuat Dholim

Rasulullah Muhammad SAW bersabda:

أَلَاَ إِنَّ أَفْضَلَ الْجِهَادِ كَلِمَةُ حَقٍّ عِنْدَ سُلْطَانٍ جَائِرٍ

Ingatlah, sungguh seutama-utama (pahala) jihad adalah (menyampaikan) kalimat yang haq pada penguasa yang zalim.

قَامَ إِلَى إِمَامٍ جَائِرٍ فَأَمَرَهُ وَنَهَاهُ فَقَتَلَه

Pemimpin para syuhada adalah Hamzan bin Abdul Muthalib dan seorang lelaki yang berkata pada pemimpin yang zalim. Lalu dia memerintahkan (kemakrufan) dan melarang (kemungkaran). Kemudian pemimpin zalim tersebut membunuh dirinya.

Ustad Muhammad Sugiono menuturkan:  “Allah SWT telah melarang dirinya berbuat dholim. Demikian juga kita dilarang berbuat dholim”.

Tolonglah Saudaramu yang berbuat dholim maupun saudaramu yang terdholimi, Jika menolong yang terdholimi itu wajar saja, namun jika Rasulullah menyuruh kita untuk menolong orang yang mendholimi itu tidak wajar, maka hal itu maksudnya adalah Jika ada saudaramu yang berbuat dholim maka mencegahnya, menghalanginya dan menolaknya dari berbuat dholim,

Kita tidak boleh tinggal diam terhadap kedholiman yang terjadi baik dalam ranah pribadi, ranah masyarakat maupun ranah yang dilakukan oleh negara dan harus dicegah.

Dan di dalam mencegah kedholiman dan menegakkan kebenaran harus sabar, sabar dalam arti yang pro-aktif, bukan hanya diam, pasrah, tunduk kepada kedholiman atau patuh kepada aturan yang salah, tetapi  sabar yang aktif dalam menegakkan kebenaran, amar makruf nahi mungkar.

Seutama utamanya jihad adalah kalimatul haqqin au adlin kalimat yang benar atau kalimat yang adil yang sesuai dengan hukum Allah dihadapan penguasa yang berbuat dholim.

 

Ulama Aswaja - Manhaji

Media dakwah online ulama aswaja manhaji, menyeru kepada kebaikan

Related Articles

Back to top button