Surabaya (Shautululama)—Terungkap jelas dalam Daurah Siyasiyah Syar’iyah Ulama pada Ahad (13/2/2022) di ndalem KH. Abu Zaki Sholahuddin al Ghazali, bahwa kemauan Barat menjauhkan umat dengan ulama. Mereka menjauhkan juga dari arab dan bahasa Arab.
Ustadz Syaifuddin Budiharjo (MT. Al Hikmah) sebagai pamateri utama juga menegaskan agar ulama meneladani metode dakwah nabi.
“Asasnya aqidah Islam. Tujuannya menerapkan Islam Kaffah. Metodenya sesuai dengan metode dakwah Rasulullah SAW,”tandasnya.
Dakwah hukumnya wajib, ada syarat dan rukunnya, dakwah membutuhkan wadah untuk berjuang menegakkan kalimah Allah SWT.
لَهٗ مُعَقِّبٰتٌ مِّنْۢ بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهٖ يَحْفَظُوْنَهٗ مِنْ اَمْرِ اللّٰهِ ۗاِنَّ اللّٰهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتّٰى يُغَيِّرُوْا مَا بِاَنْفُسِهِمْۗ وَاِذَآ اَرَادَ اللّٰهُ بِقَوْمٍ سُوْۤءًا فَلَا مَرَدَّ لَهٗ ۚوَمَا لَهُمْ مِّنْ دُوْنِهٖ مِنْ وَّالٍ
Baginya (manusia) ada malaikat-malaikat yang selalu menjaganya bergiliran, dari depan dan belakangnya. Mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap suatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya dan tidak ada pelindung bagi mereka selain Dia. (QS. Ar Ra’du ayat 11)
Selama Umat Islam memegang teguh Aqidah Islam, dan melaksanakan Islam kaffah, maka kenikmatan, kebaikan dan kemenangan akan didapatkan.
“Sederhananya jika memperjuangkan Sistem Islam itu dijamin Allah selamat (Islam artinya selamat), maka selain Islam tidak selamat (Sekularime, Kapitalisme, komunisme dll) . Maka ketika Rasulullah SAW mendakwahkan Islam di kerabatnya, teman dekatnya kemudian digabung dalam majelis dirumah Al Arqam, sama membuat suatu jamaah awal dari Assabiquna awwalun,”jelas ust Syaifuddin dalam forum yang penuh berkah bersama ulama ASWAJA Surabaya.
Perintah berdakwah secara jamaah telah termaktub dalam firman Allah:
وَلْتَكُنْ مِّنْكُمْ اُمَّةٌ يَّدْعُوْنَ اِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُوْنَ بِالْمَعْرُوْفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ ۗ وَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ
Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.(QS. Ali Imron ayat 104)
Berdasarkan ayat di atas, Ustadz Syaifuddin Budiharjo menandaskan, Ada perintah untuk membentuk jamaah. Hizbut Tahrir termasuk jamaah (Partai) yang berazaskan Islam, dan mengikuti dakwah Nabi SAW.
Sebenarnya, lanjut ustadz Syaifuddin, “Ketika memandang masalahnya umat Islam itu bukan kurangnya Sumber daya Alam dan kurangnya jumlah SDM. Melainkan permasalahan politik tidak diatur berdasarkan Islam.”
Maka jika dakwah hanya menghilangkan kedzaliman (jika kedzaliman diangkat) dakwah berhenti, namun jika dakwah karena kewajiban dari Allah, maka dakwah akan dilakukan terus menerus sampai akhir hayat dan akhir dunia.
Acara berlangsung dengan nuansa khusyu’ dan penuh dengan rasa persaudaraan dan perjuangan sesama asatidz dan ulama yang hadir.[hn]