
Surabaya, (shautululama) – Ahad, 20 Maret 2022, telah berlangsung Multaqa Ulama Aswaja Surabaya Utara, Para Ulama, Kyai, Asatidz dan Mubaligh berkumpul bersama, berdiskusi untuk membahas permasalahan ditengah tengah umat dan memberikan pencerahan dalam menyambut Bulan Suci Ramadhan. Acara multaqo Ulama ini mengambil tema Raih Kekhusu’an Ibadah Di Bulan Ramadhan, Tolak Kelangkaan Dan Kenaikan Harga Minyak Goreng
Pembacaan pernyataan sikap Ulama Aswaja Surabaya Utara oleh Ust. Imam Suyuti (MT. Al Muslimin Kemayoran)
PERNYATAAN SIKAP MULTAQO ULAMA ASWAJA SURABAYA UTARA
Raih Kekhusu’an Ibadah Di Bulan Ramadhan, Tolak Kelangkaan Dan Kenaikan Harga Minyak Goreng
Ramadhan, bulan yang penuh dengan rahmat, barakah dan maghfirah sebentar lagi tiba. Rasa gembira berjumpa dengannya, tentu merasuki jiwa orang mukmin yang terus-menerus berusaha meraih dan menyempurnakan taqwa. Berbagai hal akan dipersiapkan agar ibadah di dalamnya penuh ketenangan, kekhusyu’an serta imana wahtisaban, penuh keimanan dan pengharapan ridha-Nya.
Namun, ada banyak kedhaliman yang terjadi, yang mengusik kegembiraan, ketenangan dan kekhusyu’an kita di saat menyambut datangnya Ramadhan kali ini.
Sungguh ironis, Indonesia —negara penghasil sawit terbesar di dunia— mengalami kelangkaan minyak goreng, salah satu dari bahan-bahan pokok kebutuhan keluarga secara tiba-tiba. Namun, tidak seberapa lama, minyak goreng tersebut sudah banyak tersedia di berbagai tempat perbelanjaan. Ternyata, harganya jauh lebih mahal daripada harga sebelumnya.
Kondisi tersebut memicu banyak pertanyaan; Ada apa di balik terjadinya kelangkaan minyak goreng? Kenapa bisa terjadi? Apa penyebabnya? Adakah permainan? Siapakah yang bermain? Di mana peran pemerintah dalam kondisi seperti ini?
Tentu saja, ini merupakan kedhaliman. Kedhaliman dari penerapan ideologi kapitalisme. Sehingga, para kapitalis begitu leluasa mengekspresikan sifat eksploitatif dan imperialisliknya.
Kita bisa merasakan, betapa nyata kapitalisme di Indonesia hampir sempurna meraih impiannya. Hal itu tampak pada dua hal, yaitu:
Pertama, dalam penerapan demokrasi telah melahirkan penguasa yang pro kepada kapitalis (baik lokal maupun asing). Sehingga, kebijakan dan peraturan yang dibuat bukan lagi untuk kepentingan rakyat, tetapi untuk kepentingan kelompok kapitalis tersebut.
Melalui demokrasi, hakekatnya yang berkuasa bukanlah orang-orang yang duduk dalam jabatan pemerintahan. Akan tetapi yang berkuasa adalah para kapitalis tersebut.
Para kapitalis inilah yang sebenarnya menguasai dan mengendalikan hampir di semua bidang; ekonomi, sosial, budaya, politik, media dan lain-lain. Para penguasa hanyalah pelayan para kapitalis. Maka tidak heran bila terjadi kasus seperti langkanya minyak. Sebab, ada para kapitalis yang bermain di sana. Lagi-lagi penguasa hanyalah melayani dan menjalankan kepentingan para kapitalis, tidak melayani dan menjalankan kepentingan rakyat.
Kedua, dalam menancapkan sekularisme. Proyek moderasi agama, deradikalisasi, war on terorisme, kriminalisasi ajaran islam, persekusi ulama dan yang semacamnya, yang berjalan selama ini tidak lain merupakan implementasi dari sekularisme dan kapitalisme. Tujuannya adalah untuk memisahkan islam dari kehidupan dan negara; untuk menjauhkan umat islam dari agamanya.
Buahnya, Umat Islam (khususnya di Indonesia) saat ini telah benar-benar dijauhkan dari ajaran agamanya; dijauhkan dari penjaga agamanya yakni para ulama.
Kondisi seperti di atas sudah di wanti-wanti jauh hari oleh Kanjeng Nabi Muhammad saw melalui wejangan Beliau saw:
قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: سَيَأْتِي زَمَانٌ عَلَى أُمَّتِيْ يَفِرُّوْنَ مِنَ الْعُلَمَاءِ وَالْفُقَهَاءِ، فَيَبْتَلِيْهِمُ اللهُ تَعَالَى بِثَلاَثِ بَلِيَاتٍ، أُوْلاَهَا يُرْفَعُ الْبَرَكَةُ مِنْ كَسْبِهِمْ، وَالثَّانِيَةُ يُسَلِّطُ اللهُ تَعَالَى عَلَيْهِمْ سُلْطَانًا ظَالِمًا، وَالثَّالِثُ يَخْرُجُوْنَ مِنَ الدُّنْيَا بِغَيْرِ إِيْمَانٍ
“Kelak akan datang suatu masa pada umatku, mereka menjauh dari para ulama dan para ahli fiqih, maka Allah akan memberikan cobaan kepada mereka dengan tiga hal : pertama: Allah menghilangkan barakah dari rizki hasil kerja mereka, kedua: Allah akan menjadikan orang dzolim untuk menguasai mereka, ketiga: Mereka akan mati dalam keadaan tanpa iman”
Indonesia yang kaya raya, kini bukan menjadi berkah bagi penduduknya. Mereka sulit mendapatkan penghidupan secara wajar di tengah negerinya sendiri yang kaya raya. Tepat ungkapan syair:
“bagaikan onta yang mati kehausan di padang pasir”
“sedangkan ia memikul air di atas punggungnya”
Atau ungkapan dalam peribahasa Indonesia:
“bagaikan anak ayam yang mati di lumbung padi”
Kekayaannya yang melimpah ruah ternyata dikuasakan kepada segelintir orang saja, yaitu para kapitalis melalui undang-undang.
Selain itu, Indonesia benar-benar dikuasai oleh orang-orang yang dhalim, orang-orang yang serakah, tamak dan rakus; para kapitalis imperialis.
Oleh karenanya, kami para Ulama Aswaja Surabaya Utara melalui Multaqa Ulama Surabaya Utara menyatakan:
1. Tolak kedhaliman di balik kelangkaan minyak goreng dan mahalnya minyak goreng.
2. Ciptakan situasi dan kondisi yang baik agar ibadah di bulan Ramadhan penuh dengan ketenangan dan kekhusyu’an.
3. Hentikan proyek moderasi agama, deradikalisasi, war on terorisme, kriminalisasi ajaran islam, persekusi ulama dan yang semacamnya, yang merupakan implementasi dari sekularisme dan kapitalisme, yang tujuannya adalah untuk memisahkan islam dari kehidupan dan negara; untuk menjauhkan umat islam dari agamanya.
4. Buang jauh-jauh sistem demokrasi yang hanya melahirkan penguasa yang pro kepada para kapitalis (baik lokal maupun asing); penguasa yang melayani dan menjalankan kepentingan para kapitalis imperialis; penguasa yang mengabaikan kepentingan rakyat; penguasa yang menyengsarakan rakyat.
5. Ulama wajib ngopeni umat, agar mereka tetap dekat dengan ajaran agamanya, agar mereka tetap bersama-sama para ulama dalam menjaga, menjalankan dan memperjuangkan agamanya.
Wajib hukumnya bagi para ulama untuk terjun secara langsung, mengembalikan izzul islam wal muslimin, dengan berjuang menegakkan kembali khilafah islamiyah. Ingatlah peringatan Allah swt dalam firman-Nya:
اَلَمْ يَأْنِ لِلَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اَنْ تَخْشَعَ قُلُوْبُهُمْ لِذِكْرِ اللّٰهِ وَمَا نَزَلَ مِنَ الْحَقِّ وَلَا يَكُوْنُوْا كَالَّذِيْنَ اُوْتُوا الْكِتٰبَ مِنْ قَبْلُ فَطَالَ عَلَيْهِمُ الْاَمَدُ فَقَسَتْ قُلُوْبُهُمْۗ وَكَثِيْرٌ مِّنْهُمْ فٰسِقُوْنَ
“Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk tunduk hati mereka mengingat Allah dan kepada kebenaran yang telah turun (kepada mereka), dan janganlah mereka seperti orang-orang yang sebelumnya telah diturunkan Al Kitab kepadanya, kemudian berlalulah masa yang panjang atas mereka lalu hati mereka menjadi keras. Dan kebanyakan di antara mereka adalah orang-orang yang fasik”
(QS. Al Hadid ayat 16 )
Kami, Atas Nama Para Ulama yang hadir pada
MULTAQO ULAMA ASWAJA SURABAYA UTARA
17 Sya’ban 1443 H / 20 Maret 2022 M
Wassalaamu’alaikum Wr. Wb.