
Kota Bogor (shautululama) – Alhamdulillah sekarang kita kembali memasuki bulan Ramadhan, bulan mulia dan penuh dengan keberkahan. Salah satu keutamaan Ramadhan, di bulan ini umat Islam diwajibkan berpuasa. Sehingga Ramadhan juga disebut sebagai syahrush shiyam. Puasa menjadikan Ramadhan istimewa karena ia adalah rukun Islam yang tidak ada di bulan-bulan lainnya.
Lanjutan hadits di atas berbunyi:
قَدْ جَاءَكُمْ شَهْرُ رَمَضَانَ شَهْرٌ مُبَارَكٌ افْتَرَضَ اللَّهُ عَلَيْكُمْ صِيَامَهُ
“Telah datang kepada kalian bulan yang penuh berkah, diwajibkan kepada kalian ibadah puasa…” (HR. Ahmad)
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
“Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kalian berpuasa sebagaimana telah diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kalian menjadi orang yang bertaqwa” (QS. Al Baqarah: 183)
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآَنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ
“Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu serta pembeda (antara yang haq dan yang bathil). Karena itu, barangsiapa di antara kalian hadir di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa…” (QS. Al Baqarah: 185)
Masih banyak lagi keutamaan dan keberkahan Ramadhan, seperti bulan yang didalamnya ada rahmat Alloh, maghfirah Alloh dan dijauhkan dari api neraka. Pintu-pintu surga dibuka, pintu neraka ditutup, syaitan dibelenggu. Pahala dilipatgandakan, ampunan diberikan dan ada satu malam yang lebih baik dari 1000 bulan yakni malam lailatul qodar. Dan masih banyak lagi keberkahan dan kebahagiaan yang akan diberikan Allloh swt pada bulan Ramadhan. Subhanallah.
Di tengah kondisi memasuki Ramadhan ini kondisi umat Islam di negeri ini masih dalam bayang-bayang pandemi, dan kenaikan harga-harga yang tentunya semakin membuat kesulitan hidup bertambah, belum lagi adanya kenaikan pajak, semakin menambah beban hidup umat ini. Disisi lain penguasa malah mempertontonkan kemusyrikan dan perdukunan, proyek ikn yang kesulitan dana, mulai meminta dana dari masyarakat, belum lagi masalah pernikahan beda agama. Ditengah kondisi yang semakin tidak jelas, umat harus tetap istiqomah dan berupaya menjalankan ibadah dengan khusus serta penuh ketaatan pada bulan berkah ini sehingga diakhir Ramadhan memperoleh salah satu dari kebahagiaan yang telah dijanjikan Alloh SWT.
Ulama sebagai warosatul anbiya wal mursalin, sekaligus uyunul ummah, harus memberikan contoh dan suri tauladan yang benar dan mengajarkan umat untuk tetap berjuang agar Ramadhan ini terasa keberkahannya. Ulama harus mendorong dan menjelaskan kepada umat bahwa kondisi yang ada adalah karena tidak diterapkannya syariah secara kaffah. Karena sesungguhnya keberkahan akan terasa kalua diterapkan syariah Islam secara kaffah. Rahmatan lil alamiin adalah bagian dari realitas ketika syariah diterapkan dalam seluruh aspek kehidupan.
Ulama sebagi pelita umat menjaga dan memastikan umat berada pada kondisi terbaik khususnya ketika beribadah di bulan Ramadhan, sehingga membuat ibdah semakin khusyuk, keimanan meningkat, ketaatan kepada Islam dan syariatnya semakin besar, serta tentunya akan meningkatkan ketaqwaan umat. Sehingga di bulan selain Ramadhan umat akan terikat dengan syariat dan berupaya untuk menerapkan dan berjuang untuk penerapannya.
Umat harus segera disadarkan bahwa kondisi kerusakan, kemaksiatan, kedzaliman dan kesulitan yang ada adalah karena diterapkannya kapitalisme – sekular, dan komunisme, kedua ideologi ini adalah biang kehancuran dan kerusakan. Maka sudah saatnya umat bangkit dan kembali kepada solusi terbaik yakni kepada syariat Alloh swt, Dzat Yang Maha Sempurna Pencipta manusia.
Islam telah memberikan solusi kebaikan yang dibawa oleh Sayyidinal Mustofa Muhammad saw, yang diteruskan oleh para sahabatnya dan diteruskan oleh kaum muslimin selama berabad-abad, yakni penerapan syariat islam dalam bingkai Khilafah Islamiyah. Sejarah telah mencatat keberkahan dan kebaikan Sistem Islam ini. Rahmatan lil alamiin. Khilafah adalah ajaran Islam sebagaimana telah di jelaskan oleh para ulama ahlus sunnah wal jamaah, salah satunya husus dalam lingkup empat mazhab Ahlus Sunnah, Syaikh Abdurrahman Al Jaziri menyebutkan,”Para imam mazhab yang empat [Imam Abu Hanifah, Malik, Syafi’i, dan Ahmad] rahimahumullah, telah sepakat bahwa Imamah [Khilafah] itu fardhu, dan bahwa kaum muslimin itu harus mempunyai seorang Imam (Khalifah) yang akan menegakkan syiar-syiar agama dan menolong orang yang dizalimi dari orang zalim. Mereka juga sepakat bahwa kaum muslimin dalam waktu yang sama di seluruh dunia, tidak boleh mempunyai dua imam, baik keduanya sepakat atau bertentangan.” (Ibnu Hazm, Al-Fashlu fi Al Milal wal Ahwa` wan Nihal, Juz 4 hlm.78)
Adapun dalil Ijma’ Shahabat, telah disebutkan oleh para ulama, misalnya Ibnu Khaldun sebagai berikut :
نصب الإمام واجب ، وقد عرف وجوبه في الشرع بإجماع الصحابة والتابعين
“Mengangkat seorang imam (khalifah) wajib hukumnya, dan kewajibannya dapat diketahui dalam Syariah dari ijma’ (kesepakatan) para shahabat dan tabi’in…” (Ibnu Khaldun, Muqaddimah, hlm. 191).
Imam Ibnu Hajar Al Haitami berkata :
اعلم أيضًا أن الصحابة رضوان الله عليهم أجمعوا على أن نصب الإمام بعد انقراض زمن النبوة واجب، بل جعلوه أهم الواجبات حيث اشتغلوا به عن دفن رسول الله
.
“Ketahuilah juga, bahwa para shahabat -semoga Allah meridhai mereka- telah bersepakat bahwa mengangkat seorang imam (khalifah) setelah berakhirnya zaman kenabian adalah wajib, bahkan mereka menjadikannya sebagai kewajiban paling penting ketika mereka menyibukkan diri dengan kewajiban itu dengan meninggalkan kewajiban menguburkan jenazah Rasulullah SAW.” (Ibnu Hajar Al Haitami, As Shawa’iqul Muhriqah, hlm. 7)..
Dan kemudian semakin jelas pula setelah dipublikasikannya hasil ijtima MUI terkait hal ini
Dan hanya Khilafah yang mampu mensejahterakan umat di dunia: Sebagaimana ditegaskan Al Allamah As-Sayyid Qutub menegaskan (Tafsir fii dzilalil qur’an, 5/293):
إن الاستخلافَ في الأرض قُدْرَةٌ على العـِمَارَةِ والإِصْلَاحِ، لا على الهَدْمِ واِلإفْسَادِ. وقُدْرَةٌ على تَحْقـِيْقِ العَدْلِ والطمَأْنِينَةِ ، لا على الظلْمِ والقَهْرِ . وقدرةٌ على الِارْتِفاَعِ بالنفسِ البشريةِ والنظامِ البشريِ ، لا على الِانحْـِدَارِ بالفرد والجماعة إلى مَدَارِجِ الحْـَيَوَانِ…
Istikhlaf pengangkatan khalifah di dunia ini adalah akan memberikan kemampuan untuk melaksanakan kepemimpinan dan perbaikan2, bukan untuk penghancuran dan kerusakan. Dan kemampuan untuk mencapai keadilan dan ketenangan hidup, bukan ketidakadilan dan penindasan. Dan kemampuan untuk mengangkat jiwa manusia dan sistem manusia, tidak menurunkan individu dan kelompok ke derajat hewani …
Dan dengan memperhatikan hal-hal berikut:
Keberkahan dan kemuliaan bulan Ramadhan sebagaimana telah dijelaskan. Umat harus tetap dalam kondisi ketaatan dan kekhusyu an dalam beribadah di bulan ramadhan mubarok, di tengah kesulitan yang ada.
Bahwa keberkahan bulan Ramadhan akan terasa dan pasti ketika syariat islam diterapkan secara kaffah dan solusi atas permasalahan umat.
Kewajiban ulama untuk amar makruf dan nahi munkar, peduli (ihtimam) terhadap urusan agama dan ummat, serta memberikan nasehat kepada penguasa. Ulama sebagai waratsatul anbiya’, adalah orang-orang yang memiliki kecermatan, kecerdasan serta pandangan jauh ke depan, istiqamah pada al-haq, dan amal perbuatannya harus sejalan dengan ilmunya.
Maka, dengan mempertimbangkan berbagai hal tersebut, Kami ulama menyampaikan seruan kepada umat islam agar fokus pada perjuangan, menjadi khilafah islam sebagai solusi persoalan hidup umat manusia agar diberikan keberkahan