NewsKhilafah Ajaran AswajaKhilafah Bisyaroh RasulullahKhilafah Janji AllahMultaqa Ulama Aswaja Manhaji

Penegasan Multaqa Ulama Aswaja Tarogong Kab Garut Jabar, Khilafah Itu Perisai, Pelindung Dari Segala Bentuk Kedzaliman dan Kesewenang-wenangan

Tarogong, Garut, Jabar (shautululama) – Multaqo Ulama Aswaja Tarogong Kabupaten Garut Ahad (11/02) dihadiri oleh para Tokoh, Asatidz, dan Ulama dari kecamatan Tarogong dan Leles.

Multaqo ini diselenggarakan dalam rangka memperingati Isra Mi’raj 1445H dan menyikapi KUHP Pasal 188 yang baru saja disahkan. Acara ini telah digelar di berbagai kecamatan di Kabupaten Garut dan di puluhan kota dan kabupaten lainnya di Indonesia.

Ustadz Abu Hilman selaku shohibul hajah, beliau menyampaikan “Yang jarang dibahas dalam peringatan Isra Mi’raj adalah terjadinya mala petaka bagi umat Islam yakni runtuhnya kekhilafahan terakhir di Turki Usmani yang merupakan wadah pemersatu umat yang diakibatkan oleh persengkongkolan kaum kuffar dengan antek-antek pengkhianat.

Beliau melanjutkan bahwa di bulan Januari pun telah disahkan KUHP baru khususnya pasal 188 yang merupakan pasal karet yang memungkinkan terjadinya kriminalisasi terhadap para pengemban dakwah oleh penguasa sekuler”.

Kalam Ulama yang pertama disampaikan oleh Ustadz Agus Barzah, salah satu tokoh umat dari kecamatan Leles yang menjelaskan tentang Isra Mi’raj Nabi Muhammad SAW yang merupakan kemenangan umat Islam di akhir zaman.

“Momen Isra Mi’raj ini terjadi sebelum Rasulullah SAW dan kaum muslimin hijrah ke Madinah. Di sanalah terpilih para sahabat dan seleksi alam terjadi, siapakah diantara kaum muslim yang keimanannya kuat itu akan menjadi teman dan sahabat untuk menyebarkan Islam ke seluruh alam. Karena dakwah ini akan diemban oleh orang-orang yang kuat dan memiliki keimanan yang teguh terhadap Allah dan rasul-Nya”, tegas beliau.

Kalam Ulama yang kedua disampaikan oleh Ustadz Nopiyan yang merupakan tokoh masyarakat kecamatan Tarogong yang menjelaskan tentang mala petaka di Bulan Rajab yang menimpa umat.

“Salah satu peristiwa yang menyedihkan dan merupakan sumber mala petaka bagi umat islam adalah diruntuhkannya kekhilafahan Turki Utsmani pada tanggal 28 Rajab 1342H atau bertepatan dengan tanggal 3 Maret 1924 M oleh Mustafa Kemal Ataturk dan komplotannya Laknatullah alaihim”, tegasnya.

Beliau melanjutkan bahwa akibat lenyapnya khilafah ini, umat islam telah kehilangan perisai, pelindung bagi umat dan agamanya. Sebagaimana Rasulullah SAW bersabda yang artinya imam (Pemimpin) itu laksana perisai (junnah), dia dijadikan perisai dan di belakangnya orang-orang akan berperang.

Kalam Ulama yang ketiga disampaikan oleh Ajengan Ade Badrun, salah satu tokoh masyarakat Garut. Beliau menyampaikan tentang fakta di negeri-negeri kaum muslim, khususnya di Indonesia, yang merupakan negeri dengan mayoritas umat Islam terbesar di dunia. Pergerakan umat Islam untuk membangkitkan umat di negeri ini banyak dihalangi oleh penguasa dengan hukum-hukum yang diterapkannya.

Kalam Ulama yang ke empat disampaikan oleh Ajengan Agus Kurniawan, tokoh masyarakat Tarogong yang menyampaikan tentang penjelasan QS. An-Nisa ayat 59.

“Ayat tersebut mengandung petunjuk untuk wajibnya mengadakan Ulil Amri atau khalifah dan sistem syar’inya tidak lain dan bukan adalah Khilafah Islamiyah”, jelasnya.

Beliau melanjutkan bahwa khilafah banyak sekali dinyatakan dalam hadits, mengangkat Imam atau Khalifah merupakan kewajiban yang paling penting juga disepakati oleh para shohabat Rasulullah SAW dalam Ijma.

“Khilafah juga merupakan mahkotanya kewajiban atau Tajul furudh, dalam kitab Al-Imamah Al-Uzhma ‘Inda Ahl As-Sunnah Wal-Jamaah karya ulama Makkah Prof. Dr. Abdullah bin Umar Ad-Dumaiji menjelaskan tentang konsep kepemimpinan dalam Islam secara gamblang, menjelaskan Khilafah sebagai sistem pemerintahan yang Allah fardhukan atas kaum muslimin.

Oleh karenanya menolak dan menentang Khilafah Islam sama saja menolak dan menentang ajaran Islam. Naudzubillah tsumma naudzubillahi min dzalik!”. Pungkas ustadz Agus dalam penyampaiannya.

Kalam ulama selanjutnya disampaikan oleh Ustadz Dede Abdul Qodir, Ustadz Hilman, Ustadz drh. Anang Hermawan, Ustadz Yadi Riyadi Rachman yang merupakan perwakilan Ajangan dan tokoh Masyarakat dari kecamatan Tarogong dan Leles kabupaten Garut.

Acara Multaqo Ulama Aswaja berlangsung dengan lancar dan khidmat. Pada akhir sesi disampaikan seruan kalam ulama oleh Ustadz Abu Hilman dan diakhiri dengan pembacaan do’a oleh Ustadz Abdul Hamid dan diaminkan oleh para peserta Multaqo Ulama Aswaja Tarogong kabupaten Garut. [3R]

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button