
Bogor, -(Shautululama)-Papua membara dengan upaya ancaman dan disintegrasi. Konflik demi konflik seolah terpelihara dan belum menemukan solusinya. Kondisi kian runyam, terkait rencana kedatangan Presiden Amerika Serikat ke Papua New Gini. Seperti diketahui bersama, kepentingan AS di Papua New Gini memiliki kepentingan ekonomi dan politik.
Untuk merespon itu Ulama Aswaja Bogor Raya berkumpul dengan seruan yang membahana dalam Multaqa Ulama Aswaja, Jumat (19/5/2023). “Papua Membara, Campur Tangan Asing, Islam Memberikan Solusi” menjadi tema utama.
“Konflik Papua sudah berlangsung lama. Kondisi saat ini yang kembali memanas dan bergolak dengan semakin banyaknya korban berjatuhan. Seperti penyanderaan terhadap pilot Susi air dan gugurnya anggota TNI-Polri yang secara khusus ditugaskan untuk membebaskannya,” isi rilis pernyataan yang diterima redaksi shautululama.
Lanjut dalam kutipan pernyataan, “Gugurnya anggota TNI-Polri menambah panjang daftar aparat meninggal dunia. Belum lagi yang menimpa warga sipil, bahkan terjadi ancaman pengusiran terhadap warga di pegunungan Bintang. Demikian pula ironi kesejahteraan yang sangat parah.”
Ulama yang hadir juga mengkritisi kekayaan alam bumi Papua dikeruk habis-habisan oleh asing. Sementara rakyat Papua tetap berada dalam kemiskinan. Situasi Papua pun diperkeruh dengan adanya propaganda pihak asing
Semua konflik itu membutuhkan penjelasan dan solusi baik secara faktual maupun syar’i. Selanjutnya masyarakat, khususnya umat Islam membutuhkan dakwah. Dakwah yang antara lain menyerukan perubahan menuju lebih baik.
Seperti dalam kutipan pernyataan ulama, dakwah menjadi pilihan utama untuk bisa dilakukan. Tujuannya dakwah membangun optimisme kolektif menuju masa depan cerah. Dakwah harus diserukan sebagai bentuk kecintaan kepada sesama elemen bangsa, negeri tercinta, dan bentuk tanggung jawab untuk menjaga keutuhan negeri Islam yang terbesar ini. Tak hanya itu, dakwah ini juga menunjukkan secara visual ihtimam-nya terhadap masalah umat Islam di negeri ini.
Ulama Aswaja Bogor juga menyerukan agar ulama tampil di depan untuk menjelaskan Islam sebagai solusi kehidupan, baik berbangsa maupun bernegara. Bahkan Islam akan memimpin dunia dalam naungan negara terkuat jaminan Allah yakni Khilafah ala minhajinnubuwwah
Maka Ulama yang hadir pada Multaqo ulama Aswaja Bogor raya 1444 H menyerukan :
1. Jangan serahkan masalah Papua pada asing, karena hanya akan menjadikan disintegrasi bangsa. gerakan Papua merdeka adalah upaya Barat menggiring Papua pada penjajahan bangsa lain. Cukup sudah penderitaan rakyat Papua yang wilayahnya menjadi korban pengerukan SDA berpuluh tahun lamanya.
2. Saatnya Papua dan Indonesia dikelola dengan Islam dalam naungan Khilafah, bukan dengan demokrasi dan konsep negara bangsa yang hanya akan menguntungkan oligarki, yaitu para penjajah,penguasa dan para kapitalis pemilik modal yang akan mengeruk kekayaan bumi Papua
3. Wajib hukumnya bagi seluruh kaum Muslim untuk terus menerus berikhtiar untuk menerapkan Syariat Islam secara kaffah. Menerapkan syariat Islam di seluruh aspek kehidupan baik pribadi, bermasyarakat maupun bernegara;
4.Khilafah adalah ajaran Islam, warisan Rasulullah Saw, ajaran ahlussunnah wal Jamaa’ah, para ulama muktabar sepakat akan wajibnya.
5.Menyeru kepada seluruh kaum muslimin utamanya para ulama, untuk terus menerus berdakwah di jalan Allah, mengajak kepada kebaikan, demi tegaknya Syariat Islam dalam seluruh aspek kehidupan di bawah naungan Khilafah Rasyidah ‘alaa Minhajin Nubuwwah.
Ulama yang hadir penuh semangat dan menyambut seruan untuk Indonesia lebih baik. Kini ulama menjadi pemain utama dalam dakwah syariah kaffah. Saatnya hentikan pengaruh asing yang akan merusak keutuhan dan persatuan umat Islam.[hn]