Surabaya, (shautululama) – Alhamdulillah tsumma Alhamdulillah telah berterlaksana Multaqa Syawal Ulama Aswaja Surabaya, 15 Mei 2022, dengan mengangkat tema aktual “Akhir Era Demokrasi, Khilafah Pasti Tegak Dalam Waktu Dekat”.
Saat ini kita sedang mengalami kehidupan yang sulit. Betapa tidak? Pengaturan kehidupan bermasyarakat saat ini telah salah arah, juga menuju arah yang salah. Keadaan seperti itu disebabkan oleh sistem demokrasi. Para ulama menyampaikan pandangan beliau terkait persolan umat ini dalam forum liqo syawal ini.
Salah satu ulama Surabaya yang menyampaikan aqwal minal ulama adalah Kyai Abdul Hakim, MPd (MT. Riyadhul Jannah). Beliau menyampaikan marilah kita selalu berihtiar, agar bisa mensukuri nikmat yang diberikan Allah SWT. Dengan nikmat Islam maka kita akan menjadi mulia karena Islam bersumber dari wahyu Allah yang mempunyai kebenaran yang absolut.
اِنَّ الدِّيْنَ عِنْدَ اللّٰهِ الْاِسْلَامُ ۗ
Sesungguhnya agama di sisi Allah ialah Islam.
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا ادْخُلُوْا فِى السِّلْمِ كَاۤفَّةً ۖوَّلَا تَتَّبِعُوْا خُطُوٰتِ الشَّيْطٰنِۗ اِنَّهٗ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِيْنٌ
Wahai orang-orang yang beriman! Masuklah ke dalam Islam secara keseluruhan, dan janganlah kamu ikuti langkah-langkah setan. Sungguh, ia musuh yang nyata bagimu.
وَلَوِ اتَّبَعَ الْحَقُّ اَهْوَاۤءَهُمْ لَفَسَدَتِ السَّمٰوٰتُ وَالْاَرْضُ وَمَنْ فِيْهِنَّ بَلْ اَتَيْنٰهُمْ بِذِكْرِهِمْ فَهُمْ عَنْ ذِكْرِهِمْ مُّعْرِضُوْنَ ۗ
Dan seandainya kebenaran itu menuruti keinginan mereka, pasti binasalah langit dan bumi, dan semua yang ada di dalamnya. Bahkan Kami telah memberikan peringatan kepada mereka, tetapi mereka berpaling dari peringatan itu.
Demokrasi termasuk sistem yang didasari oleh nafsu kebebasan, termasuk bebas berhutang ribawi. Kini hutang negara lebih dari 7000 trilyun, jauh lebih besar dibanding Srilanka yang sekarang ini mengalami krisis, kerusakan dan kebangkrutan. Utang Pemerintah dan utang sektor publik makin menggunung. Hingga akhir Februari 2022, utang Pemerintah pusat mencapai Rp 7.014,58 triliun atau 40,17 persen dari PDB. Dengan jumlah utang itu, jika dibagi rata dengan 273,8 juta orang penduduk Indonsia per 31 Desember 2021, maka perorang menanggung utang Rp 25,6 juta.
Tentu saja hal itu menunjukkan secara nyata bahwa telah dan sedang terjadi fasad (kerusakan). Bukan saja pada rezim (orang-orang yang melaksanakan dan menerapkan sistem), tetapi juga pada sistem yang dilaksanakan dan diterapkan sistem, yaitu sistem demokrasi.
فَتَوَلّٰى عَنْهُمْ وَقَالَ يٰقَوْمِ لَقَدْ اَبْلَغْتُكُمْ رِسَالَةَ رَبِّيْ وَنَصَحْتُ لَكُمْ وَلٰكِنْ لَّا تُحِبُّوْنَ النّٰصِحِيْنَ
Kemudian dia (Saleh) pergi meninggalkan mereka sambil berkata, “Wahai kaumku! Sungguh, aku telah menyampaikan amanat Tuhanku kepadamu dan aku telah menasihati kamu. Tetapi kamu tidak menyukai orang yang memberi nasihat.”(Al A’raf 79)
