
Kediri, Jatim, shautululama.co – Telah berlangsung Multaqo Ulama Aswaja Kasepuhan Kediri 1444H. Yang mana multaqo ini setiap bulannya diadakan, guna mengajak para Alim Ulama agar mengambil peran dalam menjaga ummat islam dari berbagai kedzoliman yang terus terjadi di negeri ini. Sebagaimana yang disampaikan Oleh Shohibul Hajah Abah Toto, Selasa, 31 januari 2023.
Dalam acara Tersebut turut hadir, Kyai Ahmad Musta’in selaku Sekjen FUI Kediri Raya, Ustadz Abu Qonita dari FKU Aswaja Grogol kediri, Ustadz Amar Khaleed dari FKU Aswaja Papar, Kyai Muazammil dari FKU Aswaja Grogol Kediri, dan Juga Ustadz Muhammad Ahsan dari FKU Aswaja Pare.
Dalam Multaqo ini yang mana mengangkat isu terkait bentrok TKA china vs Indonesia di Morowali, dan solusi dalam prespektif Islam. Diketahui bahwa terjadi bentrok tersebut di perusahan pertambangan Nikel yang disinyalir terjadi perbedaan perlakuan terhadap pekerja lokal dan pekerja Asing.
Melihat ini, Kyai Ahmad Mustain menyampaikan bahwa ini terjadi karena negeri ini lebih memilih Para pekerja asing untuk mengelola SDA negri ini, dari pada anak bangsa sendiri. Padahal diketahui bahwa anak2 bangsa kita pun tidak kalah Pintar dan cerdas.
Disamping itu, Ustdz Abu Qonita menjabarkan mengapa negeri ini begitu diperbutkan terkait pertambangan Nikel ini. Hal ini dikarenakan, Indonesia merupakan negara no 1 yang menyumbangkan Hasil Tambang Nikel terbesar di dunia.
Namun sayangnya, hal ini tidak dimanfaatkan oleh negara ini untuk dikelola oleh anak bangsa, tapi malah membiarkan perusahaan asing yang menjalankannya. Sehingga terjadi banyak kesenjangan yang terjadi di tengah pekerja.
Padahal, Dalam Islam Allah SWT sudah menjelaskan bahwa kekayaan Alam itu termasuk Milkiya Aam, yang mana jika diambil maka itu untuk memenuhi kebutuhan ummat/masyarakat umum. Bukan, untuk dikuasai oleh perusahaan tertentu, apalagi oleh perusahan Asing.
Karena itulah, maka dari Multaqo ini, Ustadz Amar Khalieed, mengajak para Alim Ulama, Asatidz, dan da’i untuk bersama-sama menyuarakan hal Ini, karena jelas dasar dari adanya pekerja dan perusahaan asing di negri ini karena dimudahkan oleh negara lewat UU CIPTAKER dan PERPU NO 2 terkait UU Ciptaker.
Padahal MK sudah mnyatakan bahwa produk UU Ciptaker ini adalah Inkonstitusional bersyarat, dan semua ini berpangkal pada sistem demokrasi yang terus bercokol di negeri ini. Dan tidak ada solusi lain, selain mengajak ummat ini kembali pada aturan-aturan Allah SWT dalam sistem pemerintahan Islam yaitu Khilafah.
Senada dengan itu, Kyai Muzammil menegaskan bahwa, syariat itu adalah hukum yg konsisten dan tidak dapat di ubah-ubah sebagaimana Hukum yang ada di alam demokrasi ini. Dimana saat UU nya di tolak pun masih bisa mengeluarkan Perpu. Dan ini adalah kebijakan yg sangat Dzolim.
Kebijakan-kebijakan Dzolim itu hnya bisa di tuntaskan dengan kembali menerapakan Hukum-Hukum Allah SWT dalam Naungan Sistem pemerintahan peninggalan Rasulullah yaitu Khilafah, hal ini jelaskan oleh Ustdz Ahsan, dalam Nasihatnya beliau menyampaikan Sistem Khilafah adalah sistem terbaik karena sistem ini adalah warisan Rasulullah Saw yang terbukti mampu menjadikan umat merasakan keadilan dan kemakmuran baik bagi umat muslim maupun non muslim.
Dan acara Multaqo terebut di tutup dengan pembacaan Peryataan sikap Ulama Aswaja kasepuhan Kediri yang di bacakan oleh Ustdz Indra dan kemudian di tutup dengan doa oleh Kyai Mahsun.