Khilafah ajaran Ahlussunnah Wal JamaahKhilafah Untuk Kebaikan IndonesiaMultaqo Ulama Aswaja - ManhajiNews

Penolakan Kenaikan Harga Kebutuhan Pokok dan Anak PKI Menjadi TNI, Bukti Real Kecintaan Ulama Terhadap Bangsa Kita

Lumajang, Jatim (Shautululama) – Selasa 12 April 2022 , Alhamdulillah telah terselenggara dengan baik dan lancar acara Ijtima’ Ramadhan Ulama Aswaja Tapal Kuda Lumajang secara offline, dimulai pukul 15.30 hingga berakhir pukul 17.15, Acara yang dihadiri oleh para Ulama, Kyai, Asatidz, Tokoh Masyarakat se wilayah Tapal Kuda Lumajang, bertajuk “TOLAK KENAIKAN HARGA KEBUTUHAN POKOK, ISLAMOPHOBIA, PENGHAPUSAN MADRASAH, DAN TOLAK ANAK PKI MENJADI TNI”. (Live Melalui Channel Youtube Bromo Bermartabat)

Shohbul Fadhilah Al Mukarrom Ust Husni Jamil, mengawali sambutannya dengan memberikan perghormatan kepada para ‘Alim Ulama’, Kyai, Asatidz, yang hadir dalam acara Ijtima’ Ramadhan ini, sekaligus beliau sangat bangga dan bahagia atas berkumpulnya para Ulama Aswaja khusunya di Lumajang. Ini semua merupakan wujud kepedulian mereka terhadap urusan Umat dalam rangka menyikapi perkembangan yang terjadi, agar izzul Islam wal muslimin tetap terjaga.

Beliau kemudian mengulas perkembangan yang terjadi saat ini, di negeri mayoritas muslim, banyak yang berusaha untuk memojokkan Islam, menyerang islam, dan berusaha menghancurkan Islam dan kaum muslimin, membuat narasi-narasi yang mengkerdilkan syari’at Islam, yang membuat kaum muslim tidak menyukai syariat agamanya sendiri.

Parahnya kata Beliau “Rezim yang ada di negeri ini pun, dengan berbagai kebijakannya, seringkali menyudutkan Islam dan kaum muslimin. Dengan adanya kelangkaan minyak goreng, kenaikan harga BBM menjadikan rakyat semakin sengsara.”

“Ditambah lagi pernyataan petinggi pemerintah bahwa anak PKI bisa manjadi anggota TNI, padahal komunisme berkali-kali membuat makar di negeri ini. Juga ada dugaan penghapusan Madrasah dari RUU Sisdiknas 2022 yang bertolak belakang dan membahayakan umat Islam. Jauh sebelumnya, rezim telah berusaha untuk membumikan moderasi agama, ini mengaburkan eksistensi dari agama utamanya dari agama Islam.” Papar beliau.

“Tapi masih ada yang membahagiakan” Kata Beliau, “Pada sore hari ini masih banyak para ulama Aswaja berkumpul yang tidak tinggal diam, berusaha memperbaiki dengan menyampaikan pemikiran, memberikan nasehat kepada Umat tentang apa yang terjadi di Negeri ini.”

“Sehingga Ulama sebagai waratsatul Anbiya’ pantas disandang bagi ulama-ulama Aswaja, yang melakukan Amar ma’ruf nahi mungkar ini. Kita bangga pada ulama yang hadir pada sore hari ini yang nantinya meraka akan menyampaikan sikapnya, kritikannya, usulannya bahkan memberikan solusi atas apa yang terjadi di negeri ini.” Imbuhnya.

“Karena hakekatnya mereka mencintai negeri ini, tidak ingin negeri ini hancur, tidak ingin negeri ini sangsara, tidak ingin negeri ini porak poranda, tapi ingin negeri ini yang lebih besar lagi, negeri yang patut dicontoh oleh negeri-negeri yang lain.” Tegas Beliau.

Shohibul Fadhilah Al Mukarrom Kyai Abdul Muis, dalam kalimah minal ulama’nya menyampaikan ‘jika ideologi islam diterapkan akan merombak sistem ekonomi kapitalisme dalam hal kepemilikan yang dimonopoli segelintir orang menjadi dikelola negara dan hasil sepenuhnya untuk kemaslahatan warga negara.”

“Ibnu Majah meriwayatkan dari Abdulah bin Said, dari Abdullah bin Khirasy bin Khawsyab asy-Syaibani, dari al-‘Awam bin Khawsyab, dari Mujahid, dari Ibnu Abbas ra bahwa Rasulullah saw. bersabda:

اَلْمُسْلِمُونَ شُرَكَاءُ فِي ثَلاَثٍ فِي الْمَاءِ وَالْكَلإِ وَالنَّارِ وَثَمنَهُ حَرَامٌ

Kaum Muslim berserikat dalam tiga hal: air, padang rumput dan api; dan harganya adalah haram.

An-Naar (api) di sini oleh para fuqaha dimaknai sebagai sumber daya migas,” tuturnya.
Dalam konsep syariah Islam, katanya, negara mengelola sumber daya alam salah satunya adalah BBM menjadi kepemilikan umum sehingga rakyat akan mendapatkan harga yang murah.

Shohibul Fadhilah Al Mukarrom Kyai Haris dalam Kalimah Minal Ulama’nya menyampaikan, “Akhir-akhir ini, penistaan agama makin marak. Yang paling mutakhir, ada pendeta Kristen yang dengan lancang meminta kaum Muslim untuk menghapus 300 ayat al-Quran, menantang pembuktian kehebatan Nabi Muhammad SAW. Ini melengkapi penistaan agama oleh oknum di kalangan Islam itu sendiri, umat islam dimusuhi, dilabeli radikal, agama islam dimonsterisasi biar umat ini jauh dari ajaran Islam, yang celana cingkrang, berjenggot, dituduh radikal, sehingga nanti kalau dibiarkan terus orang sholat pun akan dituduh radikal biar umat islam takut untuk mengerjakan sholat”, imbuh beliau.

Tujuan mereka sebenarnya adalah bahwa mereka ingin menjauhkan islam dari pemeluknya, ingin melenyapkan islam dari muka bumi ini, sebagaimana Firman Allah SWT.

يريدون ليطفئوا نورالله بافواههم والله متم نوره ولوكره الكافرون

Mereka hendak memadamkan cahaya Allah dengan mulut mereka, tetapi Allah menyempurnakan cahaya-Nya meskipun orang orang kafir membencinya.

“Sekalipun dalam ayat ini Allah menyatakan Akan menyempurnakan cahayanya (agamanya) bukan berarti umat ini diam, menunggu qadha Allah menyempurnakan agama-Nya, kita kaum muslimin terutama ulamanya wajib untuk segera menyampaikan al haq (kebenaran Islam) di tengah-tengah gempuran moderasi agama,” tegas beliau.

“Moderasi agama ini terjadi akibat kaum muslimin tidak mempunyai junnah (pelindung) sehingga berbagai bencana dialami oleh seluruh kaum muslimin. Tidak cukup ulama sebagai garda terdepan tetapi agama ini butuh pelindung atau junnah, seluruh kaum muslim wajib mengembalikan junnah ini, dialah khalifah yang menerapkan syariah islam secara kaffah dalam naungan sistem khilafah ala minhajin nubuwwah

 

Ulama Aswaja - Manhaji

Media dakwah online ulama aswaja manhaji, menyeru kepada kebaikan

Related Articles

Back to top button