
Pasuruan, Jatim, (shautululama) – Penguasa seharusnya menjadi pelayan urusan rakyat, bukan sebaliknya malah menjadi calo dan makelar proyek dan bisnis yang menguntungkan pribadi dan golongan sendiri. Ungkapan tersebut dilontarkan Shohibul Fadhilah Al Mukarrom Kyai Sepuh Zainulloh Muslim saat menghadiri Multaqo Ulama Aswaja Tapal Kuda. (Selasa, 25/01)
Menurut Pengasuh Pondok Tahfidz Al Itqon Pasuruan, keberadaan penguasa suatu negara di tengah-tengah rakyat adalah sebagai pelayan. Ini berdasarkan sabda Nabi Muhammad Saw, pemimpin suatu kaum adalah pelayan mereka.
“Sebagai pelayan, penguasa/pemimpin bertanggung jawab terhadap keamanan, keselamatan, kesejahteraan dan keadilan rakyatnya. Diriwayatkan dari Ibnu Umar RA, sesungguhnya Rasulullah saw bersabda, setiap orang adalah pemimpin dan akan diminta pertanggungjawaban atas kepemimpinannya. Seorang kepala negara adalah pemimpin atas rakyatnya dan akan diminta pertanggungjawaban perihal rakyat yang dipimpinnya,” kata beliau.
Penguasa yang baik adalah yang bisa memberikan keamanan, keselamatan, kesejahteraan dan keadilan pada rakyatnya bisa diukur dari hubungannya terhadap rakyatnya. Apabila antara penguasa/pemimpin dan rakyatnya saling mencintai dan saling mendoakan, maka pertanda bahwa penguasa/pemimpin tersebut adalah baik. Nabi saw bersabda:
”Sebaik-baik pejabat negara kalian adalah mereka yang kalian cintai dan mereka pun mencintai kalian. Mereka mendoakan kalian dan kalian pun mendoakan mereka.” (HR Muslim)
“Namun, penguasa yang ada saat ini tidak benar-benar menjadi pelayan rakyat. Mereka terkesan memposisikan diri sebagai pedagang dan makelar alias calo, sedangkan rakyat diposisikan sebagai pembeli. Yang mereka inginkan adalah keuntungan dari ‘bisnis’ pelayanan rakyat dan komisi dari ‘pemasaran’ kebutuhan rakyat. Mereka tidak lagi merasa bertanggung jawab terhadap kebutuhan rakyatnya. Karenanya, mereka dibenci bahkan dikutuk dan dilaknat oleh rakyatnya sendiri,” ungkap Kyai Sepuh.
“Penguasa terkesan tidak melakukan evaluasi terhadap kesalahan dalam mengatur negara, kerusakan dalam mengelola sumber daya alam dan kekacauan dalam melayani rakyat. Yang dilakukan justru mencari kambing hitam, mengkriminalisasi agama Islam dan mempersekusi aktivisnya. Agenda yang diprogramkan pun deradikalisasi, moderasi agama, dan lain-lain yang tidak ada kaitannya sama sekali dengan problem yang dihadapi rakyat, bangsa dan negara”, imbuh Kyai Sepuh.
“Walhasil, penguasa saat ini terkesan menjadi rezim yang zalim, terkesan menjadi musuh islam dan ulama dan terkesan mengkriminalisasi ajaran islam dan ulama,” pungkasnya.[]