
Ngawi, Jatim -shautululama.co – Bertepatan dengan malam ganjil di bulan Ramadhan, dan malam Jum’at, para ulama seantero Mataraman berkumpul untuk membahas masalah keumatan.
Nampak hadir Al Mukaromam Abah Sholihin, dari Ngrambe. Abah Kyai Marno dan Ust Kartiko juga berasal dari Ngrambe. Beliau bersama rombongan menghadiri dengan penuh semangat walaupun datang kelokasi dengan jarak sangat jauh.
Dan beberapa para Kyai dari wilayah lain dengan antusias menghadiri bersama Muhibbin atau santrinya. KH Sunarto dari Geneng, Kyai Mardi dari Dorjo Paron, Ust Dodik dari Dawu Paron, Ust Ahmad Sobirin dari Tepas, serta masih banyak lagi para kyai yang nampak hadir dari berbagai wilayah di Mataraman.
Acara malam itu dipandu oleh Ust Sudarmaji dari Paron Ngawi, tepat pukul 20.30 WIB.
Sebagai pembuka acara Ust Abu Kharima dari wilayah Geneng membacakan ayat Al Qur’an dengan Tartil dan lantunan merdu, membuat suasana sendu.
KH dr Amin sebagai Dewan Pembina Ulama Aswaja Mataraman, beliau memberikan sambutan dan ucapan terima kasih kepada poro kyai serta Muhibbin yang sudah meluangkan waktu untuk hadir dalam acara multaqa ini untuk membahas permasalahan umat.
Beliau menyinggung semua permasalahan yang terjadi akhir akhir ini seperti kisruh antar Menkopolhukam, DPR dan Menkeu adalah wujud tidak adanya koordinasi yang baik serta hilangnya sifat amanah di kalangan pemangku kebijakan.
Kyai Muda berwibawa ini tidak lupa mengingatkan para hadirin agar tak henti terus mengawal semua yang berkaitan dengan keumatan. Serta berani menyuarakan kebenaran sebagai mana Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,bersabda
أَفْضَلُ الْجِهَادِ كَلِمَةُ عَدْلٍ عِنْدَ سُلْطَانٍ جَائِرٍ
Sebaik-baik jihad adalah kalimat keadilan (mengungkapkan kebenaran) di sisi (di hadapan) penguasa yang dzalim.” (HR. Ibnu Majah)
Selanjutnya acara Kalimatul Minal Ulama di pandu Oleh Ust Sajid Abdullah pembina MT Al Fallaah Kasreman.
Gus Anto, Pengasuh MT Al Mulk Geneng, menyampaikan, Pada saat ini masyarakat Indonesia sedang menyaksikan bagaimana orang-orang yang berkhianat koruptor, manipulator (dsb) dengan jabatan yang telah diamanahkan bangsanya dinodai oleh suatu perbuatan khianat terhadap tugas-tugasnya dan kekuasaan yang dipegangnya.
Kyai Muda Rupawan ini melanjutkan, Para pemegang amanah itu tidak menjalankan amanat sebaik-baiknya tetapi tragisnya di lain pihak mereka terus berusaha mempertahankan amanat yang diberikan kepadanya dengan berbagai cara. Walhasil ketika perbuatan khianat itu terbuka hijabnya yang selama ini ditutupi, maka tidak saja dirinya yang hancur karena malu, kehilangan martabat dan hartanya, hancur pula perasaan keluarga dan orang-orang di sekelilingnya. Pungkasnya.
Allah berfirman :
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تَخُوْنُوا اللّٰهَ وَالرَّسُوْلَ وَتَخُوْنُوْٓا اَمٰنٰتِكُمْ وَاَنْتُمْ تَعْلَمُوْنَ
“Hai orang-orang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul (Muhammad ) dan juga janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui (Al Anfaal : 27)
Ustad Ilham Yahya, Pengasuh MT Karang Asri Ngawi menyampaikan, sifat Khianat akibatnya akan jelek dalam segala hal. Bahkan dalam suatu kondisi akan lebih jelek dari yang lainnya. Orang yang berkhianat dalam suatu hutan, tidak sama dengan orang yang berkhianat terhadap sanak saudara, harta dan melakukan pebuatan-perbuatan dosa besar.
Rasulullah saw bersabda,” Tanda-tanda orang munafik itu ada tiga; jika ia berbicara akan berdusta, jika berjanji ia mengingkari dan jika dipercaya, ia akan berkhianat (HR Bukhari dan Muslim)
Gus Hawi, Pengasuh MT Al Mulk dan MT PehNongko membahas tentang dampak korupsi. Pemerintahan yang korup hanya berorientasi pada peningkatan pundi-pundi kekayaan penguasa, keluarga, dan kelompoknya.
Sedangkan rakyat hanya sebagai alat dagang untuk mendapat berbagai kucuran dan pinjaman dana. Akibatnya, kesejahteraan rakyat semakin jauh dari harapan, kemiskinan meluas, rakyat menderita, dan menanggung beban utang yang besar.
Sebagai pembicara terakhir, Kyai Qutub Amrullah, Pengasuh MT Sami’na Tambakromo, mengingatkan, “Jika bangsa ini terus-menerus dipimpin oleh orang-orang yang tidak amanah, maka kemiskinan akan semakin meningkat. Bahkan, mungkin kehidupan kita sebagai bangsa akan bangkrut. Karenanya, rakyat yang memegang kedaulatan dan keinginan, maka rakyat harus dapat mengubah dan menentukan pemimpinnya, ingatnya.
Beliau membacakan firman Allah:
۞ اِنَّ اللّٰهَ يَأْمُرُكُمْ اَنْ تُؤَدُّوا الْاَمٰنٰتِ اِلٰٓى اَهْلِهَاۙ وَاِذَا حَكَمْتُمْ بَيْنَ النَّاسِ اَنْ تَحْكُمُوْا بِالْعَدْلِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ نِعِمَّا يَعِظُكُمْ بِهٖ ۗ اِنَّ اللّٰهَ كَانَ سَمِيْعًاۢ بَصِيْرًا
Sungguh, Allah menyuruhmu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan apabila kamu menetapkan hukum di antara manusia hendaknya kamu menetapkannya dengan adil. Sungguh, Allah sebaik-baik yang memberi pengajaran kepadamu. Sungguh, Allah Maha Mendengar, Maha Melihat
(QS 4: 58).
Sebagai pengingat hal hal yang di bahas pada malam itu Ust Abidin membacakan risalah rangkuman. Sebelum di tutup Kyai Mardi Pengasuh MT Dorjo Paron memimpin doa.
Setelah Ust Sudarmaji menutup acara di lanjutkan dengan ramah tamah. Tak kurang 150 ulama dan para Muhibbin nampak suasana hangat, sehangat kopi yg tersaji untuk menemani Multaqa di malam lebih baik dari 1000 bulan di Masjid Al Fallaah malam itu.