Khilafah ajaran Ahlussunnah Wal JamaahKhilafah Untuk Kebaikan IndonesiaMultaqo Ulama Aswaja - ManhajiNews

MULTAQO ULAMA ASWAJA KOTA BOGOR 1443 H, MENYONGSONG RAMADHAN BERKAH DENGAN SYARIAH KAFFAH

Kota Bogor, (shautululama) – Ahad, 02 Ramadhan 1443H/03 April 2022. Ulama Aswaja Kota Bogor kembali mengadakan acara Multaqo sebagai awal bentuk perjuangan di bulan Ramadhan. Dalam acara Multaqo yang penuh khidmat tersebut, rangkaian acara diselenggarakan secara online dalam ruang Zoom meeting dan dihadiri oleh puluhan Ulama Aswaja serta Tokoh Masyarakat Kota Bogor.

Pada kesempatan kali ini, acara Multaqo dipimpin oleh shohibul fadhilah almukarram Kyai Faturachman. Acara diawali dengan pembacaan ayat suci Al Qur’an oleh shohibul fadhilah almukarram Kyai Budi Abdurrahim. Dilanjut dengan kalimat pembukaan singkat menerangkan bahwa acara Multaqo ini merupakan bentuk perjuangan Ulama Aswaja Kota Bogor dalam menyambut bulan suci Ramadhan. Sekaligus bukti kecintaan khususnya kepada negeri ini agar Umat Islam kembali hidup dalam ajaran Islam yang Kaffah.

Penyampaian kalam Shohibul hajjah oleh Shohibul Fadhilah almukarram KH. Umar Assidiq. Beliau menyampaikan bahwa ibadah puasa adalah sesuatu ibadah yang istimewa karena menjadi salah satu rukun islam. Banyak sekali keutamaan-keutamaan yang terdapat dalam bulan Ramadhan yang bisa diraih oleh umat islam.

Namun disisi lain di bulan Ramadhan ini, masyarakat masih dihadapi oleh beberapa permasalahan negeri. Sehingga para ulama harus terus menyampaikan bahwa islamlah satu-satunya solusi untuk negeri ini. Selain itu ulama sebagai pelita umat harus terus membimbing umat agar menjadi umat terbaik dan terus istiqomah.

Dengan cara ini umat akan tersadarkan dan sama-sama akan memperjuangkan Syariah Kaffah untuk diterapkan dalam kehidupan manusia. Sebab kewajiban dalam menegakkan Khilafah Rasyidah yang telah disepakati oleh 4 imam mazhab harus terus disampaikan dan semoga harapannya ini menjadi Ramadhan terakhir tanpa Khilafah.

Penyampaian kalam pertama oleh Shohibul Fadhilah almukarram Kyai Ade Rianto. Beliau menyampaikan bahwa ada beberapa keutamaan dibulan Ramadhan adalah Syahrul Qur’an, Allah SWT menurunkan Al Qur’an di bulan Ramadhan sebagai pedoman hidup untuk umat manusia.

Selain itu, adanya malam Lailatul Qodar, Malam ini bisa diraih pada 10 hari terakhir pada bulan Ramadhan. Yang terakhir bahwa bulan Ramadhan menjadi bulan ampunan dan dilipat gandakanya segala amal shalih. Maka jadikan bulan Ramadhan ini sebagai perjuangan umat islam dalam mengumpulkan amal shalih.

Penyampaian kalam kedua oleh Shohibul Fadhilah almukarram Kyai Sunardi. Beliau menyampaikan bahwa bulan Ramadhan harus bisa di optimalkan dengan dakwah Syariah dan Khilafah. Sebab amalan dakwah menjadi sebuah ibadah yang amat agung yang telah diamalkan oleh para Nabi dan sahabatnya. Dakwah jugalah yang mendatangkan kebaikan untuk kita semua.

Penyampaian kalam berikutnya oleh Shohibul Fadhilah almukarram Kyai Muhibuddin. Beliau menyampaikan bahwa begitu banyak amalan musyrik yang dipertontonkan oleh pemimpin negeri ini. Padahal kemusyrikan adalah sebuah budaya jahiliah yang paling jahiliah. Sehingga Allah mengutus para Rasul-Nya untuk menghilangkan budaya tersebut dan kembali menyeru agar hanya menyembah Allah SWT tanpa mempersekutukan yang lain.

Dalam sistem kapitalisme dan sekulerisme, amalan-amalan syirik akan dibiarkan selama mendatangkan keuntungan. Sehingga sudah jelas jika sebuah negeri ingin mendapatkan kebaikan dan keberkahan hanya Islam Kaffah solusinya.

Shohibul Fadhilah almukarram Kyai Amiruddin. Beliau menyampaikan bahwa kewajiban ulama adalah menjaga, membina dan mendidik umat. Sehingga tugas ulama sangatlah berat namun tentu ini tugas yang sangat mulia. Umat harus memiliki rasa takut kepada Allah, agar tidak terjerumus kedalam kerusakan dan kehancuran.

Untuk itu, umat harus diajak agar kembali kepada Al-Qur’an, sebab Al-Qur’an adalah petunjuk/pedoman hidup orang mukmin. Ulama harus terus mengajak umat untuk kembali kepada keta’atan kepada Allah SWT dan kembali menerapkan syariah secara kaffah dalam bingkai Khilafah.

Penyampaian kalam oleh Shohibul Fadhilah almukarram KH. Ahmad Afif. Beliau mengingatkan bahwa ibadah Puasa adalah amalan untuk membersihkan dosa-dosa yang kita lakukan. Selain itu Ramadhan harus menjadi momen persatuan umat dan tidak perlu ada lagi permusuhan antara umat islam. Sebab kita semua sudah dipersatukan oleh syahadat yang telah kita ucapkan, tentu kita harus menjalani konsekuensi dari syahadat tersebut. Begitupun untuk para pemimpin muslim yang masih banyak sekali menistakan ajaran islam, harusnya mereka sadar akan makna syahadat.

Di akhir sesi, Kyai Afif mengajak kepada para pemimpin untuk kembali kepada jalan yang Allah Ridhai agar Negeri ini menjadi negeri yang Baldatun Thayyibatun Wa Rabbun Ghofur.

Penyampaian kalam oleh Shohibul Fadhilah almukarram KH. Farid Wadjdi. Beliau menjelaskan bahwa Negeri ini sedang terjadi Sekulerisasi secara radikal, tujuan dari semua ini adalah tentu untuk menjauhkan umat islam dari ajarannya.

Karena mereka tau apabila ajaran Islam ini diterapkan akan membangkitkan umat Islam. Hukum Allah apabila diterapkan tentu akan menjaga kehormatan umat, dan tidak ada lagi para penista-penista ajaran Islam.

Hal ini terjadi karena tidak diterapkannya Syariah dan Khilafah, sehingga penting bagi kita untuk kembali kepada Syariah Islam.

Penyampaian kalam oleh Shohibul Fadhilah almukarram Kyai Abdul Rosyid. Beliau menjelaskan Bahwa mengangkat seorang imam/khalifah adalah kewajiban sesuai kesepakatan para ulama mu’tabar. Maka sudah tidak perlu ragu untuk memperjuangkan Khilafah sebagai solusi dari problematika umat saat ini. Walau umat masih banyak yang belum sadar tentang kewajiban memperjuangkan Khilafah, maka ulama harus terus mengingatkan dan mengedukasi umat agar tersadarkan.

Penyampaian kalam terakhir oleh Shohibul Fadhilah almukarram KH. Dr. Wendy Aswan Cahyadi. Beliau menjelaskan Bahwa kita harus menjadikan bulan Ramadhan ini sebagai bulan yang bermakna. Imam Al Ghazali menyampaikan ada beberapa level orang yang berpuasa. Level pertama bagi yang berpuasa adalah seperti halnya orang-orang yang hanya sekedar menahan dahaga, lapar dan hal-hal yang membatalkan puasa. Level kedua adalah bukan hanya sekedar puasa tapi harus juga menjalankan kewajiban-kewajiban lainnya dan meninggalkan larangannya.

Sebagai seorang muslim harus sadar bahwa hal-hal yang membatalkan amal puasa bukan hanya berbicara bohong, atau dosa-dosa lain yang biasa dilakukan. Faktanya meninggalkan hukum Allah juga termasuk dosa besar bagi umat Islam.

Kesimpulan dari beberapa kalam ulama dan tokoh masyarakat, bahwasanya Bulan Ramadhan sebagai Syahrul Qur’an harus dijadikan sebagai momen perubahan dalam kehidupan dengan menjadi Al Qur’an sebagai pedoman kehidupan agar terciptanya rahmat untuk seluruh alam.

Jadikan bulan Ramadhan sebagai bulan yang bermakna dengan ikut memperjuangkan Syariah dan Khilafah.

Ulama Aswaja - Manhaji

Media dakwah online ulama aswaja manhaji, menyeru kepada kebaikan

Related Articles

Back to top button