Khilafah ajaran Ahlussunnah Wal JamaahKhilafah Untuk Kebaikan IndonesiaMultaqo Ulama Aswaja - ManhajiNews

Multaqa Ulama Aswaja Tapal Kuda Lumajang, Jatim Menolak Kenaikan Harga Kebutuhan Pokok, Penghapusan Madrasah dan Anak PKI Bebas Masuk TNI

Lumajang, Jatim (shautululama) – Sistem kapitalis dengan mekanisme politik demokrasinya, telah menghasilkan rejim yang dhalim. Betapa tidak? Beban hidup rakyat terus-menerus diperberat. Sepertinya mereka akan merasa senang bila rakyat menderita, mereka akan merasa puas bila rakyat sengsara.

Semua tentu tahu, bahwa harga kebutuhan pokok masyarakat dibikin melambung tinggi. Minyak goreng misalnya, salah satu dari kebutuhan pokok, dipaksa naik harganya. Caranya, dibuat langka, “dilenyapkan” terlebih dahulu dari peredaran. Setelah itu, ketika masyarakat sangat butuh, secara serempak minyak goreng dimunculkan dengan harga yang jauh lebih tinggi daripada harga sebelumnya. Kenaikannya mencapai hampir 100%.

Dan, bisa dipastikan bila harga salah satu kebutuhan pokok naik, dalam hal ini minyak goreng, maka harga kebutuhan-kebutuhan pokok yang lain juga ikut mengalami kenaikan. Padahal naiknya harga barang kebutuhan pokok tidak dibarengi dengan kenaikan penghasilan (gaji/upah) masyarakat.

Yang terbaru, per tanggal 1 April 2022 harga BBM dinyatakan naik oleh Menteri BUMN. Dalam perhitungan CNBC Indonesia, harga keekonomian untuk Pertamax dipatok Rp. 16.000, padahal sebelumnya Rp. 9.000. Ini menyusul Pertamax Turbo yang sudah naik duluan. Sekarang harganya sekitar Rp.14.500 sampai Rp.15.000. Sementara itu di Sumatra saat ini solar sedang langka.

Sungguh kebijakan yang sifatnya ugal-ugalan; yang semakin menambah jumlah kebijakan dhalim yang dibuat oleh rejim demokrasi. Kebijakan dhalim yang semakin menyengsarakan rakyat.

Seperti biasanya, rejim tidak pernah merasa bersalah, siapa saja yang mengkritisi kebijakan dhalimnya justru akan diperkarakan, akan dipidanakan. Para aktifis, ulama, kyai serta ormas-ormas Islam paling banyak dijadikan sebagai tertuduh atau kambing hitam; dikriminalisasi, dipersekusi, dintimidasi, dimasukkan jeruji besi bahkan ada juga yang diekskusi mati.

Kebencian terhadap Islam dan para pengemban dakwah Islam terus dinarasikan. Islamophobia semakin dimasifkan. Rejimpun terus berusaha mengangkat, merefresh kembali isu terorisme. Rangkaian penangkapan terhadap terduga pelaku teror oleh densus 88, bahkan pembunuhan terhadap seorang dokter _–yang jalannya saja pakai tongkat atau krek–_ di Karanganyar Jateng merupakan bukti makin kuatnya islamophobia tersebut. Tak cukup itu saja, pernyataan kontroversial yang dikemukakan oleh Menteri Agama tentang adzan semakin menguatkan bau busuk islamophobia. Dan yang mutakhir, ada info juga bahwa RUU SISDIKNAS memuat pasal yang diduga isinya akan menghapus madrasah dan tentu di dalamnya termasuk pesantren.

Upaya untuk merusak Islam terus-menerus dilakukan. Program moderasi beragama, diantaranya melalui pernikahan beda agama dipertontonkan secara nyata dari sisi istana. Sungguh yang mereka lakukan itu sangat keji, dhalim dan berbahaya; mereka berusaha _mretheli_ tali-tali penguat Islam; mulai dari pemerintahan sampai hal yang sangat sakral, yakni ibadah. Memang benar pesan dari junjungan kita, Nabiyina, Al-Amin Sayyidina wa Syafi’ina wa Maulana Muhammad saw:

لتنقضن عرى الإسلام عروة عروة، فكلما انتقضت عروة تشبث الناس بالتي تليها، وأولهن نقضا الحكم، وآخرهن الصلاة

_“Tali ikatan Islam akan putus seutas demi seutas. Setiap kali terputus, manusia bergantung pada tali berikutnya. Yang paling awal terputus adalah hukm (pemerintahan)nya, dan yang terakhir adalah sholat.”_ (HR Ahmad)

Mereka juga sepertinya belum puas dengan apa yang telah dilakukan, mereka berusaha menjadikan alat negara, yakni TNI sebagai alat kekuasaan. Anak keturunan PKI diberi peluang untuk menjadi anggota TNI. Padahal bapak-bapak mereka dulu yang membantai para Jendral TNI, ulama, kyai dan santri. Bila anak keturunan mereka menjadi anggota TNI, kesempatan untuk membalaskan dendam kesumat akan terbuka lebar. Sungguh “perang” terhadap Islam dan umat Islam akan terus mereka kobarkan.

وَلَا يَزَالُوْنَ يُقَاتِلُوْنَكُمْ حَتّٰى يَرُدُّوْكُمْ عَنْ دِيْنِكُمْ اِنِ اسْتَطَاعُوْا ۗ

_”Mereka tidak akan berhenti memerangi kamu sampai kamu murtad (keluar) dari agamamu, jika mereka sanggup.”_ (QS. Al-Baqarah: 217)

Barangkali mereka lupa atau mungkin belum pernah mendengar bahwa Islam adalah rahmat untuk seluruh alam. Sebagaimana firman-Nya:

وَمَآ أَرْسَلْنَٰكَ إِلَّا رَحْمَةً لِّلْعَٰلَمِينَ

_”Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam”_ (QS. Al-Anbiya: 107)

Rasulullah saw diutus dengan membawa syari’at Islam. Pelaksanaan dan penerapan syari’at Islam akan menjamin keselamatan jiwa dan harta; akan menjaga akal dan kehormatan; akan mengantarkan pada kesejahteraan, kemakmuran dan kebahagiaan; akan meninggikan harga diri, derajat dan kemuliaan; akan menjunjung tinggi ilmu, pendidikan dan peradaban; dan sebagainya.

Maka, melalui ijtima’ ulama, kami para Ulama Aswaja Tapal Kuda (Lumajang) menyatakan:

1. Tolak kebijakan dhalim kapitalistik, tolak kenaikan harga kebutuhan pokok, yang hanya menyengsarakan rakyat;

2. Tolak Islamophobia yang hanya menebarkan bau busuk penghasudan, kecurigaan dan kebencian;

3. Tolak upaya penghapusan madrasah/pesantren dalam RUU SISDIKNAS, yang tidak ada arti lain kecuali sebagai penghapusan Islam dan ajarannya;

4. Tolak penerimaan anggota TNI yang berasal dari keturunan PKI;

Dalam ijtima’ ulama ini pula kami serukan:

1. Tingkatkan ketaqwaan kepada Allah swt melalui perjuangan penerapan Islam secara Kaffah yang menjamin terwujudnya rahmat bagi semua;

2. Tegakkan khilafah islamiyah, pemimpin tata dunia baru, institusi pelaksana penerapan syari’at islam secara kaffah;

الخلافة هي رئاسة عامة للمسلمين جميعاً في الدنيا لإقامة أحكام الشرع الإسلامي وحمل الدعوة الإسلامية إلى العالم

_”khilafah adalah kepemimpinan umum bagi kaum muslim seluruhnya di dunia untuk menegakkan hukum-hukum syari’at Islam dan mengemban dakwah Islam ke seluruh penjuru dunia”_ (Nidham Al-Hukmi Fi Al-Islam)

3. Tinggalkan demokrasi, sistem politik busuk kapitalisme;

Cukuplah Allah swt sebagai Pelindung, Dialah sebaik-baik pelindung dan pemberi pertolongan.

حسبنا الله ونعم الوكيل ، نعم المولى ونعم النصير ، ولا حول ولا قوة إلا بالله العلي العظيم

Pasuruan, Selasa, 12 April 2022

Ulama Aswaja - Manhaji

Media dakwah online ulama aswaja manhaji, menyeru kepada kebaikan

Related Articles

Back to top button