Khilafah ajaran Ahlussunnah Wal JamaahKhilafah Untuk Kebaikan IndonesiaMultaqo Ulama Aswaja - ManhajiNews

Multaqa Ulama Aswaja Tapal Kuda Jatim, Hutang Indonesia Menggunung dan Pajak Selangit Akibat Tinggalkan Sistem Ilahi

Pasuruan, Jatim -shautululama.co – Kaidah syara’ menyebutkan bahwasanya dimana hukum syara’ itu diterapkan, maka di situ akan ada keberkahan. Sebaliknya bila ditinggalkan mendatangkan kesengsaraan. Inilah salah satu pengingat yang disampaikan oleh Kiai Sepuh Zainulloh Muslim selaku shohibul hajjah acara Multaqo Ulama Aswaja Tapal Kuda 1444 H bertajuk “Pajak Adalah Instrumen Sistem Kapitalisme Untuk Memalak dan Menyengsarakan Rakyat”. (Selasa, 23/5/2023)

Kiai Sepuh mengingatkan, “Tidak tanggung-tanggung 1300 tahun lamanya sistem Islam diterapkan di dunia ini. Ketika baitul mal kosong, negara memerlukan dana, maka kebutuhan dana diambil dari orang-orang mampu secukupnya, ditarik dari kaum muslimin bukan orang kafir dan sifatnya temporal. Hal tersebut mampu mensejahterakan rakyat.”

Lanjut beliau juga memberikan contoh ketika gambaran sejahtera rakyat dengan menerapkan Islam secara kaffah. “Pada masa Khalifah Umar bin Abdul Aziz yang mau menerima zakat itu tidak ada, yang mau membayar zakat banyak. Sesuai firman Allah SWT.:

وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ ٱلْقُرَىٰٓ ءَامَنُوا۟ وَٱتَّقَوْا۟ لَفَتَحْنَا عَلَيْهِم بَرَكَٰتٍ مِّنَ ٱلسَّمَآءِ وَٱلْأَرْضِ وَلَٰكِن كَذَّبُوا۟ فَأَخَذْنَٰهُم بِمَا كَانُوا۟ يَكْسِبُونَ

Artinya: Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya,” jelas beliau.

Berbeda halnya ketika penerapan Islam kaffah ditinggalkan oleh kaum muslimin utamanya di negeri ini. Mengingat pemasukan terbesar negeri ini dari pajak yang dipungut dari rakyat. Inilah gambaran pajak adalah instrumen sistem kapitalisme. Tidak heran jika negeri ini tidak mampu mensejahterakan rakyatnya dan makin bertumpuk pula hutang negara.

“Pemasukan terbesar negeri ini salah satunya dari rakyat sehingga tidak heran pemasukan terbesar dari sektor pajak. Tidak heran dari tahun ke tahun, pajak ini semakin meningkat. Sungguh luar biasa besarnya. Namun pemasukan dari pajak tetap tidak membuat cukup membiayai negara ini. Ternyata negara harus hutang kesana kemari,” tutur Kiai Sepuh Zainulloh Muslim.

Kekayaan alam di negeri ini sungguh luar biasa. Karenanya membutuhkan sistem pengelolaan, pengaturan hingga distribusi yang baik. Hal tersebut akan membantu income negara.

“Padahal kekayaan alam yang disediakan oleh Allah SWT. di negeri zamrud khatulistiwa ini luar biasa besanya. Kalau yang ada di perut bumi ini dikelola dengan sistem yang baik bukan sistem kapitalis seperti sekarang ini tentu akan menghasilkan income yang begitu besar. Bahkan tidak akan kekurangan, tidak akan minus, tapi justru akan surplus,” ungkap Kiai Sepuh.

Ketika pengaturannya tidak menggunakan sistem yang baik sesuai dengan aturan Sang Pencipta alam semesta, maka keberkahan dari langit dan bumi yang dijanjikan oleh Allah SWT. tidak dapat dirasakan. Wajar jika keuntungan negara hingga kesejahteraan rakyat tidak mampu diwujudkan melalui sistem yang salah seperti kapitalisme ini.

“Kalau secara kaffah menerapkan hukum Islam terutama di bidang ekonomi maka akan didapati income yang begitu besar. Hanya saja sistem ekonomi yang diterapkan di negeri ini sistem kapitalisme yang memprivatisasi kekayaan alam yang dikelola pribadi-pribadi, pengusaha asing dan asong. Rakyat tidak mendapatkan apa-apa. Sedangkan mereka mengeruk kekayaan alam yang seharusnya untuk kesejahteraan rakyat,” pungkas beliau.[]

Ulama Aswaja - Manhaji

Media dakwah online ulama aswaja manhaji, menyeru kepada kebaikan

Related Articles

Back to top button