
Shautululama.co, Surabaya Utara – Para Ulama, Kyai, Asatidz dan Mubaligh berkumpul bersama mengadakan Multaqa Ulama Aswaja Surabaya Utara, pada Hari Rabu, 28 Desember 2022. Keprihatinan Kami terhadap ancaman disintegrasi terhadap keutuhan negeri muslim terbesar di dunia yaitu Indonesia, terus bermunculan seiring dengan buruknya pengelolaan sistem politik dan ekonomi.
Acara multaqo Ulama ini mengambil tema “Ancaman Disintegrasi Papua, Kabupaten Meranti Riau dan Lelang Kepulauan Widi Dalam Tinjauan Politik Islam”
Acara dipandu oleh Ust. Rosyidin dengan serius beliau mengarahkan jalannya acara, Kemudian pembacaan ayat suci Al Qur’an oleh Ust. Basuki. Dilanjutkan Shohibul hajah multaqo aswaja Surabaya Utara disampaikan oleh Ustadz Wiyono.
Di tengah-tengah acara beberapa Ulama/Kyai Pengasuh majelis taklim secara bergantian berkesempatan menyampaikan pandangan dan solusi syari’ah terhadap urusan umat dalam sesi Kalimah Minal Ulama.
Diantaranya Ust. Umar Syahid (MT. Marhamah) : Protes Bupati Meranti kepada Pemarintah Pusat Bukti Buruknya Pengelolaan Sistem Politik dan Ekonomi, Pemerintah Pusat dan Olighaki mengambil Penghasilan tinggi 85% sementara, Propinsi 5%, Daerah mendapat 10%. Padahal BPS mencatat Meranti sebagai salah satu daerah termiskin di Indonesia.
Dilanjutkan oleh Kyai Mukromin (MT. At-Atafkir) : Ayat ayat dalam Al Qur’an seharusnya menjadi peringatan, jangan sampai kita hidup baik secara (pribadi, rumah tangga dan negara) meninggalkan Al Qur’an dan As Sunnah, termasuk pelelangan pulau hukumnya haram, karena wilayah harus dipertahankan, bahkan diperluas dengan dakwah, supaya seluruh dunia tunduk terhadap hukum Allah SWT.
Kalimah minal Ulama selanjutnya disampaikan oleh Ustadz Muhammad Khairuddin (Pembina MT. An Nashr) : Islam mengharamkan Padang Rumput, Air dan Api (energi) dikuasai individu, swasta Aseng/Asing. Seharusnya kekayaan alam digunakan untuk kesejahteraan rakyat baik Papua, dan seluruh umat secara umum.
Kemudian dilanjutkan oleh Ust. Nauval (Majelis Ta’lim Islam Seduluran) : Pemindahan Ibu Kota Negara tidak orgen karena Jakarta masih aman, dan dana besar yang dialokasikan untuk IKN lebih baik digunakan kebutuhan pemulihan ekonomi setelah dilanda pandemi Covid 19, dan pulau-pulau yang ada seharusnya dipertahankan karena menyimpan potensi keekonomian baik pariwisata dan pertambangan untuk kesejahteraan rakyatnya.
Dilanjutkan oleh Ust. Fatahillah Thohir (Majelis Ta’lim Al Fatih) : Refleksi akhir tahun ini solusinya adalah kembali ke jalan Allah SWT. Yaitu dengan menerapkan Sistem Khilafah Islamiyah, karena dengan melaksanakan kewajiban ini maka kewajiban-kewajiban yang lain bisa terlaksanakan. Sesuai janji Allah jika suatu negeri beriman dan bertaqwa kepada Allah maka akan diturunkan keberkahan dari langit dan bumi.
Acara selanjutnya Pembacaan pernyataan sikap Ulama Aswaja Surabaya Utara yang akan dibacakan Ust. Soeprayogi (MT An Nashr)
Acara di akhiri dengan pembacaan Do’a oleh Ust. Wiyono (MT. Al Huda)