
Surabaya, (shautululama) Ahad, 16 Januari 2022, telah berlangsung Multaqa Ulama Aswaja Surabaya dengan tatap muka, berkumpul bersama, berdiskusi menyikapi kriminalisasi penguasa terhadap ajaran Islam dan para ulama serta pengemban dakwahnya. Maka kami mengadakan acara multaqo Ulama Surabaya dengan mengambil tema Islam Mengharamkan Rezim Zalim, Yang Mengkriminalisasi Ulama dan Ajaran Islam.
Acara dipandu oleh Ust. Kholid dengan segala kefasihannya mengarahkan jalannya acara. Kemudian Pembacaan ayat Suci Al Qur’an oleh Ust. Muhammad Syai’in.
Acara dilanjutkan Sambutan Shohibul Hajah oleh Ust. Imam Supriadi (Mubaligh Surabaya) Beliau mengawali semoga aktivitas kita dicatat oleh Allah SWT, sebagai amal sholeh dan menjadi jejak bukti telah menjalankan amanah Baginda Rasulullah SAW, dan tetap istiqomah memperjuangkan Syari’ah dan Khilafah. Sebelumnya kami memohon maaf yang sebesar besarnya jika ada kekurangan atas penyambutan, tempat, dan hidangan yang disajikan, semoga menjadikan kenyamanan.
Islam yang mewujudkan Rahmatan lil alamin, semua itu tidak akan terwujud, tanpa penegakkan Syari’ah dan Khilafah. Apabila Islam Rahmatan lil ‘alamin, hanya dikatakan dimana mana, tetapi tidak diterapkan Syariah Islam secara nyata, namun aturan hukum yang diterapkan adalah aturan manusia maka terjadilah kerusakan, penindasan, dan perselisihan. Justru sebaliknya orang orang yang memperjuangkan Syari’at Islam dikriminalisasi, di bully dan dibuikan. Sebab hukum yang dibuat manusia menjerat dan menghadang para ulama yang memperjuangkan kebenaran Islam. Katanya sistemnya melindungi kebebasan berpendapat, namun jika yang didakwahkan tentang Islam tidak diperbolehkan dengan tuduhan radikal, teroris.
Maka untuk meraih keadilan dan kesejahteraan, tidak ada jalan lain kecuali kembali kepada Syari’ah Islam dalam bingkai Khilafah.
Acara selanjutnya Aqwal minal Ulama yang akan disampaikan
Kyai Mukromin (Da’i Suramadu) Ciri dari kedzaliman adalah Kadab Pembohong besar, yang katanya bisa memakmurkan, bisa menyatukan dan mendamaikan, tapi faktanya tambah sengsara, diadu domba, dan tambah sulit kehidupan rakyatnya.
Kyai Fatahillah Thohir (Majelis Ta’lim Al Fatih Surabaya) Sejarah juga membuktikan bahwa ketika Islam berkuasa, syari’at dan Khilafah diterapkan maka tercipta keadilan, kesejahteraan, keamanan, tidak ada cerita terjadi kriminalisasi terhadap non muslim. Peradaban seperti inilah yang didambakan seluruh umat manusia dan alam semesta.
Ust. Umar Syarifuddin (FKU Aswaja Jatim) Aktivitas dakwah, tidak akan terlepas dari berdakwah kepada penguasa. Pada saat para Nabi mendakwakan agama Allah semua berhadapan dengan penguasa
Ust. Imam Suyuti (MT. Al Muslimin Kemayoran) Seharusnya mereka yang memusuhi Ulama itulah yang takut, sebab mereka akan berperang melawan Allah SWT, Pastilah mereka akan hancur seperti orang orang yang dahulu memusuhi kekasih Allah SWT.
Ust. Puji Widodo (MT. Aqshol Madina) Khilafah adalah institusi yang akan menjalankan syariah secara kaffah, Sehingga kedudukan Ulama sebagai juru dakwah otomatis mendapatkan derajat yang tinggi.
Acara selanjutnya Pembacaan pernyataan sikap Ulama Aswaja Surabaya yang akan dibacakan Ust. Muthohir (Pembina MT. Marhamah).
1. Bahwa Islam melarang kezaliman, lebih-lebih kezaliman penguasa/pemimpin.
Dari Abu Dzar Al-Ghifary radhiyallahu ‘anhu dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, dalam hadits qudsi yang beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam riwayatkan dari Rabb-nya, bahwasanya Dia subhanahu wa ta’ala berfirman:
يَاعِبَادِي إِنِّي حَرَّمْتُ الظُّلْمَ عَلَى نَفْسِي وَجَعَلْتُهُ بَيْنَكُمْ مُحَرَّمًا فَلاَ تَظَالَمُوا
“Wahai hamba-hamba-Ku, sesungguhnya Aku telah mengharamkan kezaliman atas diri-Ku dan Akupun jadikan kezaliman itu diantara kalian sebagai sesuatu yang haram. Maka janganlah kalian saling menzalimi.” (HR. Muslim)
2. Bahwa terjadinya kezaliman adalah disebabkan oleh sistem yang diterapkan di negeri kita saat ini, yaitu sistem sekuler; yang tidak dibangun di atas dasar agama (Islam); dan dijalankan oleh orang-orang yang tidak kompeten. Nabi saw bersabda:
إِذَا ضُيِّعَتْ الْأَمَانَةُ فَانْتَظِرْ السَّاعَةَ
قَالَ كَيْفَ إِضَاعَتُهَا يَا رَسُولَ اللَّهِ
قَالَ إِذَا أُسْنِدَ الْأَمْرُ إِلَى غَيْرِ أَهْلِهِ
فَانْتَظِرْ السَّاعَةَ
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Jika amanat telah disia-siakan, tunggu saja kehancuran terjadi.” Ada seorang sahabat bertanya; ‘bagaimana maksud amanat disia-siakan? ‘ Nabi menjawab; “Jika urusan diserahkan bukan kepada ahlinya, maka tunggulah kehancuran itu.” (HR. Bukhari)
3. Bahwa memusuhi ulama sama saja dengan memusuhi Allah SWT, Sebab ulama adalah kekasih (wali) nya Allah SWT.
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu ia berkata, Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ”Sesungguhnya Allâh Azza wa Jalla berfirman,
مَنْ عَادَى لِـيْ وَلِيًّا فَقَدْ آذَنْتُهُ بِالْـحَرْبِ
“Barangsiapa memusuhi wali-Ku, sungguh Aku mengumumkan perang kepadanya” (HR. Bukhari)
4. Kezaliman terhadap ulama wajib dihentikan. Pemberlakuan Undang- Undang yang berat sebelah. Keras terhadap ulama, lunak terhadap pendukung rezim adalah bentuk kezaliman yang diharamkan.
Dipenjarakannya Habib Riziek Syihab, Habib Bahar bin Smith, Ust. Farid Akhmad Uqbah, Ust. Ahmad Zain An Najah, Ust. Hanung Al Hamat, Gus Nur, Ust. Ali Baharsyah. Bahkan lambatnya penanganan kasus KM-50 adalah tindakan zalim. Padahal aktifitas mereka hanyalah melakukan amar ma’ruf nahi mungkar.
5. Bahwa hanya Islam –dengan Syariah dan Khilafah– yang akan bisa menciptakan keadilan, menghilangkan kezaliman dan memuliakan ulama.
6. Islam mewajibkan kepada seluruh umat untuk menegakkan Khilafah, satu-satunya sistem yang sah secara syar’i.
Semoga Allah swt segera memberikan pertolongan-Nya kepada umat; tegaknya sistem islam, khilafah islamiyah dan munculnya pemimpin yang adil.
Acara ditutup dengan doa yang dibacakan oleh KH Abdul Kholiq (FUIB Surabaya)