
Shautululama.co – Pasuruan, Jatim – Kiai Ahmad Sukirno selaku pembicara FKU Aswaja Pasuruan menegaskan bahwasanya keberadaan khilafah bukan sebatas kewajiban namun menjadi suatu kebutuhan umat manusia. Hal tersebut beliau sampaikan dalam acara [LIVE] Multaqo Ulama Aswaja 1444H yang bertajuk *Ancaman Disintegrasi Papua, Kabupaten Meranti Riau, dan Lelang Kepulauan Widi Dalam Tinjauan Politik Islam.* (Selasa, 27/12/2022)
“Kami ingin menyampaikan refleksi di akhir tahun 2022 kembali kepada syariat dan khilafah. Khilafah itu bukan sekedar kewajiban tetapi kebutuhan,” tegas Kiai Sukirno.
Lanjut beliau menjelaskan tentang refleksi utamanya bagi negeri ini di tahun 2022. “Refleksi itu memandang ke belakang pada hari ini, sebelum hari ini, ada kejadian apa yang kita saksikan. Refleksi tahun ini adalah mulai dari disintegrasi Papua termasuk Kabupaten Meranti Riau, kemudian penawaran kepulauan,” jelas Kiai Sukirno.
Kiai Sukirno mengungkapkan alasan adanya disintegrasi. Selain itu beliau juga menegaskan tentang peran yang seharusnya dilakukan oleh para penguasa di negeri ini.
“Disintegrasi karena jelas tidak ada kepuasan terhadap kebijaksanaan penguasa. Semestinya penguasa itu melindungi hak-hak rakyat termasuk hak dalam kepemilikan. Selain itu, penguasa juga menjamin rakyat di bidang pendidikan, kesehatan, kebutuhan pokok,” ungkap beliau.
Kiai Sukirno selanjutnya menyampaikan solusi yang mampu menjadikan negeri ini bangkit dan baldatun thoyyibatun. Solusi yang bukan sebatas kewajiban namun kebutuhan yakni pentingnya penerapan aturan Islam kaffah dalam bingkai khilafah.
“Apakah negeri kita bisa bangkit? Apakah kita bisa hidup di negeri yang baldatun thoyyibatun? Jawabannya sangat bisa. Semua tergantung kita sebagai warga negara. Caranya adalah dengan berubah dan menerapkan sistem kehidupan sesuai Islam dalam bingkai khilafah,” pungkas Kiai Sukirno. []