
Mojokerto, Jatim (shautululama.id) – Viral video Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) membunuh 3 tukang ojek di Pegunungan Bintang, Papua Pegunungan. Sedangkan di ujung barat, Bupati Kepulauan Meranti marah karena Kemenkeu memberikan dana bagi hasil (DBH) yang nilainya kecil atas produksi minyak Meranti. Masyarakat Indonesia juga dikagetkan dengan berita Kepulauan Widi di Halmahera Selatan, Maluku Utara masuk dalam penawaran lelang di situs asing.
Bagi Kaum Muslimin ancaman disintegrasi dan penjualan pulau merupakan masalah yang sangat serius.
Menanggapi hal itu pada hari Ahad 25 Desember 2022 Ulama Aswaja Mojokerto menyelenggarakan MULTAQO ULAMA ASWAJA 1444 H dengan topik: “ANCAMAN DISINTEGRASI PAPUA, KABUPATEN MERANTI RIAU DAN LELANG KEPULAUAN WIDI DALAM TINJAUAN POLITIK ISLAM”
Acara dipandu oleh Pembawa Acara Ustadz Riski dibuka pukul 20.00 WIB. Multaqo diawali dengan pembacaan ayat suci Al-Quran oleh Ustadz Sodiqin dari Mojokerto. Dilanjutkan dengan sambutan Shohibul Hajah oleh Ustadz Arif selaku Pengasuh Ma’had eL Liwa Trawas Mojokerto. Beliau menyampaikan bahwa Indonesia mempunyai Sumber Daya Alam (SDA) yang melimpah. Jika SDA tersebut dikelola negara dan diberikan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat maka bisa dipastikan rakyat akan terjamin segala aspek kehidupannya. Namun ketika pemangku kebijakan membuat kebijakan yang tidak tepat, maka yang dirugikan adalah rakyat. Tidak ada solusi yang lebih baik bagi negara ini kecuali solusi Islam.
Selanjutnya dalam sesi pertama Aqwal Minal Ulama, Ustadz Anam (FKU ASWAJA Gondang) menyampaikan sesungguhnya Sumber Daya Alam yang melimpah di Kabupaten Meranti dalam bentuk minyak merupakan milik rakyat dan harus dikelola secara tepat. Hanya Islam sebagai solusi tepat untuk mengurus hal itu.
Menyambung penjelasan Ustadz Anam, Ustadz Budi selaku (FKU ASWAJA Mojokerto) beliau menyampaikan Kepulauan Widi merupakan surga bagi flora dan fauna di darat dan laut sekitarnya. Jadi jangan sampai dikelola dengan sembrono apalagi dilelang ke asing. Islam memberikan garis hukum bahwa air, api dan padang gembalaan adalah milik umat maka haram dimiliki pribadi apalagi asing. Kita harus menolak aset-aset milik umat disalahgunakan, sebagai wujud amar ma’ruf nahi munkar.
Selanjutnya Ustadz Qodli, (FKU ASWAJA Mojokerto) menegaskan bahwa Islam datang untuk memberikan rahmat bagi seluruh alam. Ketika Islam mengatur seluruh urusan umat yang mencakup individu, sumber daya alam, pemerintahan, dan aspek kehidupan lainnya, maka keberkahan akan muncul dari langit dan bumi. Jangan menggunakan Kapitalisme dan Sosialisme untuk mengurusi urusan umat, karena pasti akan menimbulkan kerusakan manusia dan alam.
Aqwal minal ulama yang terakhir yaitu Kyai Heru (FKU ASWAJA Mojokerto) menjelaskan bahwa Berbagai masalah di negara ini seperti ancaman disintegrasi Papua dan Kabupaten Meranti, kasus lelang Kepulauan Widi di Maluku, sesungguhnya bukan karena Islam. Segala persoalan tersebut justru karena diterapkannya Demokrasi. Sejarah telah membuktikan justru ulama dan umat Islam yang senantiasa bersuara dan berjuang untuk melindungi negeri ini. Maka mari kita terapkan Islam secara kaffah dalam bingkai Khilafah. Penerapan syariah tidak hanya sebagai kewajiban tapi juga kebutuhan umat.
Acara diakhiri dengan pembacaan pernyataan Multaqo oleh Gus Jundullah (FKU Aswaja Gondang). Ditutup Doa oleh Kyai Abdurrahman (Pengasuh Pondok Al Anwar Puri Mojokerto)