Khilafah ajaran Ahlussunnah Wal JamaahKhilafah Untuk Kebaikan IndonesiaMultaqo Ulama Aswaja - ManhajiNews

Multaqa Ulama Aswaja Kabupaten Bogor, Khilafah Kewajiban yang Sangat Penting

Bogor, (shautululama) Dipenghujung bulan Sya’ban, masih dalam suasana meriah peringatan Isra Mi’raj Nabi Muhammad SAW. 1443 H. Forum Komunikasi Ulama Aswaja Kab. Bogor pada Ahad, tanggal 27 Maret 2022 kembali mengumpulkan para Ulama, Kyai, Asatidz dan Mubaligh, berdiskusi tidak hanya memetik hikmah akan peristiwa isra mi’raj, namun juga membahas problematika umat saat ini dan memberikan solusi tuntas menurut islam sebagaimana yang sering dilakukan ulama Aswaja selama ini

Acara multaqo Ulama yang mengambil tema , “Cengkeraman Oligarki di balik kelangkaan minyak goreng dan tragedi Wadas, sistem Islam solusinya”, Acara berlangsung dipondok pesantren At Tajuriyyu, pimpinan Kyai Usman Kamaludin yang dalam sambutannya selain menyampaikan ucapan terimakasih yang setinggi tingginya, juga mengharapkan para ulama agar memberikan nasihat nasihatnya dengan mengingatkan apa yang diwasiatkan oleh Imam ‘Ali bin Abi Thalib ra.
يَا حَمَلَةَ الْعِلْمِ اعْمَلُوا بِهِ، فَإِنَّمَا الْعَالِمُ مَنْ عَمِلَ بِمَا عَلِمَ وَوَافَق عِلْمُهُ عَمَلَهُ

Wahai pengemban ilmu (ulama), beramallah dengan ilmu tersebut. Sungguh orang alim adalah orang yang beramal dengan apa yang dia ketahui dan ilmunya sejalan dengan amalnya

“Tema Cengkeraman Oligarki di balik kelangkaan minyak goreng dan tragedi Wadas, sistem Islam solusinya, harus dijelaskan kepada umat agar umat semakin sadar akan kondisi dan potensinya, dan Pondok Pesantren At Tajuriyyu siap untuk mengkader para santri dan warga untuk mengikuti nasihat para ulama dalam perjuangan menerapkan syariah dan khilafah”. pungkas beliau dalam sambutannya diikuti pekikan takbir para santri dibelakangnya

Ulama kharismatik, gurunya para kiyai dan sesepuh Bogor, iyai AA Syamri didaulat menyampaikan kalimah minal ulama pertama dengan mengomentari pihak pihak yang melecehkan ajaran islam terutama khilafah. Menurut beliau, upaya mereka adalah untuk menutupi kebrobrokan mereka sendiri dengan mencari kambing hitam guna menutupinya. Beliau menjelaskan bahwa hadis yang mengabarkan berita gembira tentang kembalinya Khilafah sangatlah banyak, Makna hadis kembalinya Khilafah ‘ala minhaj nubuwwah ini diriwayatkan oleh sekitar 25 Sahabat, 39 tabi’in dan sekitar 62 tabi’ at-tabi’in.

“AA mengajak pihak pihak yang masih ragu dengan khilafah untuk datang ke gunung pancar, nanti AA akan jelaskan sejelas jelasnya”, ujar beliau.
Beliau menjelaskan bahwa seorang Mukmin terkait janji Kekhilafahan adalah wajib menyakini sepenuhnya janji akan berkuasanya kembali umat Islam sebagaimana yang disebutkan dalam surat an-Nur ayat 55 dan harus membenarkan kabar gembira dari Rasulullah saw., sebagaimana yang Rasulullah kabarkan dalam banyak hadis shahihnya, kemudian bersungguh-sungguh mewujudkan kabar gembira tersebut dengan rasa optimis sebagai wujud ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya.

“Kita tidak hanya menunggu kemenangan dengan berpangku tangan, atau sekadar menunggu datangnya al-Mahdi”. Pungkas beliau dilanjut dengan mengucapkan berulang ulang kata “Khilafah” yang diikuti semua jamaah yang hadir

Kalimah minal ulama selanjutnya disampaikan uleh Kyai Muhammad Abdul Mujib, pimpinan Majlis Mu’ahidil Islam Sukaresmi Sukamakmur. Dalam penyampaiannya beliau mengatakan bahwa para santr, jamaah hingga warga sering diseru untuk berjuang demi kemuliaan islam. Saat ini sudah banyak yang ikut “ngaji” islam kaffah didaerah beliau, bahkan beliau sering mengadakan kegiatan berskala besar untuk mengopinikan kewajiban berhukum dengan hukum Allah dalam naungan Khilafah
“Dalam Al-Haitsami, Shawa’iq al-Muhriqah disebutkan bahwa mengangkat seorang khalifah setelah berakhirnya zaman nubuwwah adalah kewajiban yang paling penting”. Pungkas beliau yang disambut dengan pekikan takbir jamaah yang hadir

KH. Haris Iskandar, Tokoh Ulama Aswaja kab. Bogor menyampaikan kalimah minal ulama selanjutnya. Belau memaparkan bahwa seorang muslim dilarang mempertanyakan, meragukan, menggugat, atau menghindari kewajiban agung menegakkan khilafah dengan alasan apapun. Sebaliknya, ia wajib menerimanya dengan sepenuh keimanan dan ketundukan. Alasannya, kewajiban menegakkan Khilafah Islamiyah sama kedudukannya dengan kewajiban-kewajiban lain, seperti shalat, puasa, zakat, haji, dan lain-lain.

Belau juga menjanjikan akan membuktikan sendiri jika para santri disini serta jamaah sudah ikut memperjuangkannya dengan melakukan kajian rutin dalam tahapannya. “Saya harus melihat langsung para santri dan jamaah ngaji khilafah disini, siap?!”. Pungkas beliau dan serentak dijawab SIAAP oleh jamaah diiringi pekikan takbir

Habib Sayyid Alwi bin Mukhsin Al Khirid, ulama Aswaja Sukaraja sekaligus pengasuh Majlis Taqorub Ilallah melanjutkan kalimah minal ulama dengan memaparkan fakta kezaliman penguasa dan rapuhnya ideologi kapitalisme. “Deradikalisasi, war on terrorism, kriminalisasi ajaran Islam, persekusi ulama dan yang semacamnya, yang berjalan selama ini tidak lain merupakan implementasi dari sekulerisme dan kapitalisme”. Ujar beliau
Indonesia penghasil sawit terbesar di dunia mengalami kelangkaan minyak goreng, tapi tidak seberapa lama, minyak goreng sudah banyak tersedia di berbagai tempat perbelanjaan, yang ternyata, harganya jauh lebih mahal daripada harga sebelumnya, inilah buah dari oligarki kekuasaan yang lahir dari kapitalisme. Saatnya kita campakkan dan kembali kepada Islam”. Pungkas beliau diiringi pekikan takbir dari jamaah yang hadir

Kyai Abdurrahman Daud Al Bughisi, pimpinan Majlis Al Hidauah Ciampea yang turut hadir menyampaikan pendapatnya terkait kelangkaan minyak goreng. “Ini merupakan buah dari penerapan ideologi yang sedang diterapkan, yakni ideologi kapitalisme, di mana para kapitalis begitu leluasa mengeksploitasi sumber daya alam tapi digunakan untuk kepentingan mereka, sedangkat rakyat semakin menderita”. Ujar beliau

Tidak ketinggalan pula Kiyai Qoharudin , tokoh masyarakat dan pengajar pondok pesantren At Tajuriyyu menekankan pentingnya peran ulama dalam upaya mendidik umat agar semakin faham dengan Islam serta turut memperjuangkan kemuliaan Islam.

Acara yang digelar pukul 08.00 diakhiri pukul 12.00. WIB, dengan pernyataan sikap yang dibacakan oleh Kiyai Jana Sujana S.Ag. Ulama Aswaja Sukaraja dan pengasuh Majlis Taklim Asy Syifa

Ulama Aswaja - Manhaji

Media dakwah online ulama aswaja manhaji, menyeru kepada kebaikan

Related Articles

Back to top button