Khilafah ajaran Ahlussunnah Wal JamaahKhilafah Untuk Kebaikan IndonesiaMultaqo Ulama Aswaja - ManhajiNews

Multaqa Ulama Aswaja Kab Bogor, Semoga Ramadhan Ini Menjadi Ramadhan Terakhir Kita, Umat Islam Tanpa Khilafah

Kab. Bogor (shautululama) – Hujan ringan turun setelah dua pekan cuaca terasa kering dan panas, sehingga panitia yang bertugas menyiapkan acara Multaqo Ulama Aswaja mendapat kekuatan tambahan dengan udara yang sejuk pada Ahad menjelang petang, 02 Ramadhan 1443H/03 April 2022.

Seperti biasa, acara rutin yang diselenggarakan Forum Komunikasi Ulama Aswaja Kab. Bogor kali ini bertepatan dengan bulan Ramadhan. Sebagai wujud kepedulian terhadap urusan kaum muslimin (ihtimam bi amril muslimin), menguatkan umat dalam perjuangan dibulan Ramadhan.

Acara Multaqo Ulama kali ini diselenggarakan secara online bagi peserta dan jamaah Kab. Bogor, sedangkan dalam ruangan di studio Bogor Berkah, dihadiri pula secara offline oleh puluhan para Ulama Aswaja serta Tokoh Masyarakat Kab. Bogor.

Multaqo Ulama Aswaja dibuka oleh shohibul fadhilah rois jalsah sekaligus rois multaqo almukarram ust. Abu Muhammad Al Bakasyi dengan menyapa para kiyai yang hadir, baik distudio maupun yang melalui daring dengan sapaan khas untuk para kiyai, juga sebagai bentuk ta’dzim dan penghormatan kepada para ulama

Acara diawali dengan pembacaan ayat suci Al Qur’an oleh shohibul fadhilah almukarram Kyai Qomarudin Abu Zaki kemudian dilanjutkan dengan kalimat pembukaan yang menerangkan bahwa acara Multaqo ini merupakan bentuk perjuangan Ulama Aswaja Kab. Bogor dalam menyambut bulan suci Ramadhan. Sekaligus bukti kecintaan khususnya kepada negeri ini agar Umat Islam kembali hidup dalam ajaran Islam yang Kaffah.

Penyampaian kalimah minal ulama diawali oleh Shohibul Fadhilah almukarram Kiyai Mikrat, Ulama Aswaja Bogor juga sebagai Pimp. Majlis Dhuha Bojong gede. Beliau menyampaikan, bahwa beberapa keutamaan dibulan Ramadhan diantaranya Syahrul Qur’an, Allah SWT menurunkan Al Qur’an dibulan Ramadhan sebagai pedoman hidup untuk umat manusia. Selain itu adanya malam Lailatul Qodar, Malam ini bisa diraih pada 10 hari terakhir pada bulan Ramadhan. Yang terakhir bahwa bulan Ramadhan menjadi bulan ampunan dan dilipat gandakanya segala amal shalih. Maka jadikan bulan Ramadhan ini sebagai perjuangan umat islam dalam mengumpulkan amal shalih dengan dakwah syariah kaffah dan khilafah

Penyampaian kalimah minal ulama selanjutnya oleh Shohibul Fadhilah almukarram KH. Haris Iskandar, ulama aswaja Parung yang juga pimp. Majlis Darul Fatih Al Haris. Beliau menyampaikan bahwa ibadah puasa adalah sesuatu ibadah yang istimewa karena menjadi salah satu rukun islam. Banyak sekali keutamaan-keutamaan yang terdapat dalam bulan Ramadhan yang bisa diraih oleh umat islam.

 

Namun disisi lain dibulan Ramadhan ini, masyarakat masih dihadapi oleh beberapa permasalahan negeri. Sehingga para ulama harus terus menyampaikan bahwa islamlah satu-satunya solusi untuk negeri ini. Selain itu ulama sebagai pelita umat harus terus membimbing umat agar menjadi umat terbaik dan terus istiqomah.

Dengan cara ini umat akan tersadarkan dan sama-sama akan memperjuangkan Syariah Kaffah untuk diterapkan dalam kehidupan manusia. Sebab kewajiban dalam menegakan Khilafah Rasyidah yang telah disepakati oleh 4 imam mazhab harus terus disampaikan dan semoga harapannya ini menjadi Ramadhan terakhir tanpa Khilafah.

Habib Sayyid Alwi Al Khirid, ulama aswaja Bogor sekaligus pimp. Majlis Taqorub Ilallah, melanjutkan penyampaian kalimah minal ulama. Beliau menyampaikan bahwa bulan Ramadhan harus bisa di optimalkan dengan dakwah Syariah dan Khilafah. Sebab amalan dakwah menjadi sebuah ibadah yang amat agung yang telah diamalkan oleh para Nabi dan sahabatnya. Dakwah juga lah yang mendatangkan kebaikan untuk kita semua.

KH. Harun Ar Rosyid, ulama aswaja Bogor, yang sangat dikenal masyarakat khususnys wilayah Jabodetabek menyampaikan kalimah minal ulama berikutnya.

Beliau mengingatkan bahwa ibadah Puasa adalah amalan untuk membersihkan dosa-dosa yang kita lakukan. Selain itu Ramadhan harus menjadi momen persatuan umat dan tidak perlu ada lagi permusuhan antara umat islam. Sebab kita semua sudah dipersatukan dalam akidah islam.

Seharusnya kita semua menjadikan Ramadhan sebagai momentum untuk menerapkan syariah kaffah.

Shohibul Fadhilah almukarram Kyai Achmad Zainuri, ulama aswaja Bogor juga mengasuh MT. Roudhatul Jannah. Beliau menyampaikan bahwa kewajiban ulama adalah menjaga, membina dan mendidik umat. Sehingga tugas ulama sangatlah berat namun tentu ini tugas yang sangat mulia. Umat harus memiliki rasa takut kepada Allah, agar tidak terjerumus kedalam kerusakan dan kehancuran. Untuk itu umat harus diajak agar kembali kepada Al-Qur’an, sebab Al-Qur’an adalah petunjuk/pedoman hidup orang mukmin. Ulama harus terus mengajak umat untuk kembali kepada keta’atan kepada Allah SWT dan kembali menerapkan syariah secara kaffah dalam bingkai Khilafah.

Penyampaian kalimah minal ulama selanjutnya oleh Shohibul Fadhilah almukarram Kiyai Ari Permana, Ulama Aswaja Bogor. Beliau yang menyampaikan kalimah minal ulama melalui daring, tampak dalam monitor berada bersama puluhan ulama disekitarnya, bahkan diakhir penyampaiannya, jamaah yang mengelilingi beliau sempat disapa oleh rois multaqo, mengajak ulama semua untuk mewujudkan ramadhan berkah dengan syariah kaffah, yang juga disambut oleh peserta yg lain.

Kiyai Ari Permana mengingatkan begitu banyak amalan musyrik yang dipertontonkan oleh pemimpin negeri ini. Padahal kemusyrikan adalah sebuah budaya jahiliah yang paling jahiliah. Sehingga Allah mengutus para Rasul-Nya untuk menghilangkan budaya tersebut dan kembali menyeru agar hanya menyembah Allah SWT tanpa mempersekutukan yang lain. Dalam system kapitalisme dan sekulerisme, amalan-amalan syirik akan dibiarkan selama mendatangkan keuntungan. Sehingga sudah jelas jika sebuah Negeri ingin mendapatkan kebaikan dan keberkahan hanya Islam Kaffah solusinya

Penyampaian kalimah minal ulama selanjutnya oleh Shohibul Fadhilah almukarram Kiyai Taufiq Syarifudin, ulama aswaja Bogor yang juga pimp. MT. An Nuriyyah. Beliau menjelaskan bahwa Negeri ini sedang terjadi Sekulerisasi secara radikal, tujuan dari semua ini adalah tentu untuk menjauhkan umat islam dari ajarannya. Karena mereka tau apabila ajaran Islam ini diterapkan akan membangkitkan umat Islam. Hukum Allah apabila diterapkan tentu akan menjaga kehormatan umat, dan tidak ada lagi para penista-penista ajaran Islam. Hal ini terjadi karena tidak diterapkannya Syariah dan Khilafah, sehingga penting bagi kita untuk kembali kepada Syariah Islam.

KH. Muhammad Adhi Maretnas melanjutkan penyampaian kalimah minal ulama. Beliau menjelaskan Bahwa kita harus menjadikan bulan Ramadhan ini sebagai bulan yang bermakna, bukan hanya sekedar puasa tapi harus juga menjalankan kewajiban-kewajiban lainnya dan meninggalkan larangannya. Sebagai seorang muslim harus sadar bahwa hal-hal yang membatalkan amal puasa bukan hanya berbicara bohong, atau dosa-dosa lain yang biasa dilakukan. Faktanya meninggalkan hukum Allah juga termasuk dosa besar bagi umat Islam.

Kesimpulan dari beberapa kalam ulama dan tokoh masyarakat, bahwasanya Bulan Ramadhan sebagai Syahrul Qur’an harus dijadikan sebagai momen perubahan dalam kehidupan dengan menjadi Al Qur’an sebagai pedoman kehidupan agar terciptanya rahmat untuk seluruh alam. Jadikan bulan Ramadhan sebagai bulan yang bermakna dengan ikut melakukan amar ma’ruf nahyi munkar dan memperjuangkan Syariah dan Khilafah

Penyampaian kalam terakhir oleh Shohibul Fadhilah almukarram KH. Muhyidin, ulama aswaja Bogor, juga pimp. Ponpes A Nur. Beliau menjelaskan Bahwa mengangkat seorang imam/khalifah adalah kewajiban sesuai kesepakatan para ulama mu’tabar. Maka sudah tidak perlu ragu untuk memperjuangkan Khilafah sebagai solusi dari problematika umat saat ini. Walau umat masih banyak yang belum sadar tentang kewajiban memperjuangkan Khilafah, maka ulama harus terus mengingatkan dan mengedukasi umat agar tersadarkan.

Tausiyah seruan dan pernyataan sikap ulama aswaja kab. Bogor sebagai acara penutup, dibacakan oleh Shohibul Fadhilah almukarram Kyai Jana Sujana S.Ag. bersama dua puluh ulama aswaja yang mendampingi beliau dengan semangat , hingga akhir pembacaan, adzan maghrib berkumandang, dilanjut dengan berbuka bersama di dalam studio

Ulama Aswaja - Manhaji

Media dakwah online ulama aswaja manhaji, menyeru kepada kebaikan

Related Articles

Back to top button