Khilafah ajaran Ahlussunnah Wal JamaahKhilafah Untuk Kebaikan IndonesiaMultaqo Ulama Aswaja - ManhajiNews

Multaqa Ulama Aswaja Gresik Jatim, Perpu Ciptaker yang Kontroversial adalah Buah Sistem Demokrasi

Gresik, Jatim – shautululama.co – “Bentrok antara tenaga kerja lokal melawan tenaga kerja asing asal China di Morowali, merupakan buah manis sistem demokrasi yang terus akan kita panen” Ujar Kyai Arham

Kyai Abdul Arham menjelaskan bahwa persoalan yang mendera kaum buruh atau sistem ketenaga kerjaan di negeri kita tercinta ini akibat diterapkannya UU Ciptaker yang inkonstitusional dan Perpu Ciptaker yang lebih berpihak kepada investor asing dan aseng.

“Dalam UU Ciptaker terdapat pasal krusial dan kontroversial terkait pengaturan dan pemberian izin penggunaan TKA serta mekanisme PHK”. Ungkap Kyai Arham

Melanjutkan tausiyahnya, Kyai Arham memaparkan bahwa sebenarnya pokok dan pangkal problematika ketenaga kerjaan adalah sistem demokrasi yang memungkinkan lahirnya UU tersebut. Tidak hanya UU Ciptaker saja, berbagai kebijakan yang menyengsarakan rakyat ini akibat diterapkannya sistem demokrasi.

“Sistem demokrasi menuhankan suara manusia dibandingkan aturan yang maha kuasa. Serta menjamin kebebasan dan gagasan meskipun bertentangan dengan syariat islam”. Tegas beliau.

Kyai Arham mengungkap sejatinya Inti demokrasi merupakan ide atau prinsip kedaulatan rakyat. Melalui wakil-wakilnya dalam parlemen, menetapkan peraturan perundangan guna mengatur mana yang harus dilakukan dan mana yang tidak boleh dilakukan; mana yang benar dan mana yang salah; mana yang halal dan mana yang haram. berbeda sekali dengan Islam. Dalam Islam, hak menetapkan hukum, menentukan benar-salah, halal-haram hanya di tangan Allah, bukan di tangan rakyat.

“Tidak banyak yang menyadari, termasuk di kalangan Islam, jika demokrasi adalah peradaban sampah yang layak dibuang jauh-jauh. Terlalu banyak cacat bawaan dalam demokrasi. Terlalu banyak kerusakan yang ditimbulkan oleh demokrasi. Apalagi demokrasi sejatinya adalah alat penjajahan Barat, khususnya atas Dunia Islam” tutur beliau.

Sebelum menutup taujihnya Kyai Arham mengajak agar kita harus tetap berpegang teguh pada Islam. Tidak boleh bergeser walau seinci sekali pun. Dan tidak boleh mengaburkan jatidiri sebagai muslim dengan ucapan dan tindakan yang aneh-aneh. Serta menolak dengan tegas semua ideologi dan sistem di luar Islam, seperti kapitalisme, sekularisme, komunisme, sosialisme.

Para ulama yang hadir dalam acara multaqo ulama aswaja Gresik kasepuhan sabtu (28/01/2023)
Selain Kyai Abdul Arham yang berprofesi sebagai seorang pemerhati dan praktisi pendidikan, turut hadir pula KH Farhan Abdul Hamid Pengasuh MT Tanbighul Ghofilin Gresik, Ustadz Ahmad Samsul, KH. Ahmad Najib, S.Pd Pengasuh MT. Taqorrub Ilallah, Gresik; KH. Muhajir selaku Pengasuh MT. Wahdaniyah Gresik, Kyai Ali Mujayin, KH. Mahfud Busyro, Kyai Abdul Arham, KH. Iffin Masrukhan. Acara juga dihadiri oleh para muhibbin lebih dari 50 orang.

Ulama Aswaja - Manhaji

Media dakwah online ulama aswaja manhaji, menyeru kepada kebaikan

Related Articles

Back to top button