Bogor, -shautululama.co – Multaqo Ulama Bogor Raya yang dilaksanakan di Ponpes Darun Nahdhoh Bogor, Kamis, 18 Mei 2023/28 Syawal 1444 H, dihadiri lebih dari 500 ulama, habaib, ajengan serta muhibbinnya.
Dalam agenda multaqa kali ini diisi dengan penyampaian kalimah minal Ulama. Kesempatan pertama, disampaikan oleh Kyai Iwan Januar, Ulama Aswaja Bogor Selatan yang mengupas latar belakang Papua membara dan kondisi umat kekinian.
Beliau juga menyampaikan, “Tidak ada musibah terbesar setelah runtuhnya khilafah melainkan hilangnya ihtimam dari para ulama kepada umat dan banyaknya kemungkaran serta kemaksiatan karena banyak ulama diam dan bahkan mendukung sistem kufur demokrasi yang merupakan anak kandung ideologi kapitalisme”, ujar belau.
Di akhir paparanya beliau menegaskan, “Semakin menderitanya umat termasuk rakyat Papua adalah karena diterapkannya hukum internasional yang dipaksakan Barat. Rakyat disibukkan oleh konflik yang sengaja dibuat para penjajah sehingga tidak sadar kekayaan alamnya dikeruk, sudah saatnya Khilafah memimpin dunia dengan syariah kaffah”, pungkas beliau
Kiyai Sunardi ulama aswaja Bogor Barat yang melanjutkan kalimah minal ulama menegaskan bahwa ketidakadilan dan kemiskinan di Papua tidak hanya kesenjangan sosial yang jauh dan intervensi asing namun karena kesadaran umat belum terbentuk untuk kembali kepada Islam. Padahal jika potensi sumber daya alam Papua yang luar biasa dikelola dengan Islam akan memberikan kesejahteraan dan aman bagi seluruh negeri.
Satu satunya institusi yang mampu mewujudkan pengelolaan sumber day alam yang membawa berkah yakni khilafah ala minhajin Nubuwwah.
Kyai Usman Kamaludin, ulama aswaja citeureup, yang mengupas problem negeri ini ketika tidak diterapkan Islam secara kaffah dan diterapkan sistem rusak buatan manusia.
“Satu satunya solusi atas seluruh problematika umat adalah Islam kaffah karena hal itu adalah janji Allah SWT. Yang pasti, bukan janji politikus demokrasi yang tidak pernah terwujud”, ujar beliau
Di akhir tausiyahnya beliau mengingatkan kaum muslimin, “Jangan memilih pemimpin yang tidak menerapkan Islam, membiarkan rakyat diperas asing dan kekayaan alamnya dikeruk habis habisan, kita tidak ridho keterlibatan asing di Papua, usir asing dari Papua, ini harga mati”, pungkas beliau
