NewsKhilafah Ajaran AswajaKhilafah Bisyaroh RasulullahKhilafah Janji AllahMultaqa Ulama Aswaja Manhaji

Nasehat Multaqa Ulama Aswaja Jatim Untuk Umat, Tugas Kita adalah Mendakwahkan Islam Bukan yang Lain

Surabaya, Jatim (shautululama) —Ramadhan menjadi momentum perjuangan betul-betul dipraktikkan Ulama Aswaja Jawa Timur. Tiada henti untuk mengedukasi umat dan mengajak tegak lurus kepada perjuangan Islam. Begitupun dalam dakwah Islam agar mendapatkan kesuksesan dan pertolongan Allah SWT. Ahad (31/3/2024), Multaqa Ulama Aswaja Jawa Timur membahas “Menakar Keberhasilan Dakwah Islam Melalui Mekanisme Demokrasi”.

Kyai Laode Heru Elayasa mengajukan pertanyaan pembuka, “apakah tujuan-tujuan ulama dalam dakwah efektif melalui mekanisme demokrasi?” Kemudian beliau menyitir surat Hud ayat 112:

فَاسْتَقِمْ كَمَآ اُمِرْتَ

Maka, tetaplah (di jalan yang benar)

“Sungguh ayat ini yang paling berat dalam menjalankan istiqomah pada perintah Allah SWT. Maka di dalam pertemuan ini kami ingin membahas apakah demokrasi yang sebagian umat ini percaya untuk dijadikan alat mencapai tujuan dakwah ini efektif atau tidak?”jelasnya.

Lanjutnya, “Ataukah sebaliknya, apakah betul demokrasi bisa dipakai meraih tujuan Islam. Atau sebaliknya Islam dipakai meraih tujuan demokrasi? Ini pertanyaan penting yang harus kita jawab.”

Kyai Heru menceritakan jika sebelum 2017 ada kelompok perubahan Hizbut Tahrir yang menjadi lawan demokrasi. Menurut Wikipedia Hizbut Tahrir adalah kelompok politik yang mempunyai dua tujuan. Pertama, mengemban dakwah untuk menerapkan Islam. Kedua, untuk melanjutkan kehidupan Islam.

“Inilah sejatinya perjuangan untuk mendakwahkan Islam kaffah dan melanjutkan kehidupan Islam sebagaimana Rasulullah SAW. Baik tanpa atau adanya Hizbut Tahrir,”serunya.

Sambung KH Toha Cholili yang merupakan cucu Syaikhona Cholil Bangkalan. Beliau memaparkan “Tugas Ulama Mendakwahkan Islam Bukan Ajaran Asing Lainnya. Menyeru Kepada Abwabil Jannah Bukan Abwabin Naar.”

“Momen puasa bukan berarti diam. Justru kita menyampaikan dakwah, tarbiyah, dzikir, dan qoulul haq. Harapannya pada training 1 bulan Ramadhan menjadi bi’ah di 11 bulan berikutnya,”tandasnya.

“Berkumpulnya seperti ini ada yang mengatakan hanya bisa teori, ngomong, dan bicara. Toh bukankah menyampaikan ini akhirnya nabi Muhammad ditawari harta, istri, dan kedudukan agar diam? Kalau dianggap bicara tidak ada apa-apanya, mengapa diintimidasi, dihalangi, dan dibubarkan?”tanyanya retoris.

Turut hadir pada Multaqa Ulama Aswaja ini, Kyai Iffin Masrukhan, KH Asrori Muzakki, Kyai dr Ali Syafiudin, Kyai Slamet Sugianto, Kyai Azizi Fathoni, Kyai Zainullah Muslim, dan Kyai Kamil Sutatista. Acara ini kembali meneguhkan komitmen ulama Aswaja dalam memperjuangkan Islam kaffah.[hn]

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button