
Sidoarjo, (shautululama) – Kyai Ahyani Ibnu Umar M.Pd, pengasuh pondok pesantren Baitul Mubarok Sidoarjo mengingatkan kita tentang “Bahaya Moderasi beragama”. Alasan kenapa umat Islam harus menolak ide moderasi, disampaikan dalam _Ijtima’ Ramadhan Ulama Aswaja Sidoarjo: Tolak Kenaikan Harga Kebutuhan Pokok, Islamofobia, Penghapusan Madrasah, dan Tolak Anak PKI Menjadi TNI,_ Ahad (17/4/2022) di kanal _YouTube At-Tafkir Channel._
Beliau menyatakan bahwa berbicara moderasi Islam, tidak bisa kita lepaskan dari pertarungan antara haq dan bathil. Dan itu akan terus terjadi sejak munculnya agama Islam sampai nanti pada hari kiamat. Pertarungan itu akan terus terjadi dan memang sudah diizinkan oleh Allah SWT.
Dalam al-Qur’an surat al-Mulk ayat 3, “Yang menciptakan mati dan hidup, untuk menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Mahaperkasa, Maha Pengampun.”
Semua itu adalah ujian bagi orang yang beriman. Antara umat Rasullulah yang lulus dengan ujian, mereka yang hanya mengikuti Rasullulah layak mendapatkan surgaNya. Sebaliknya, mereka yang ingkar dengan ajaran yang lurus dan mulia, tidak lulus akan mendapatkan seburuk -buruk tempat kembali, neraka jahanam. Itulah pilihan hidup bagi manusia dan menjadi ketentuan dari Allah SWT.
Para ulama’ menyatakan bahwa moderasi adalah bagian dari Islamophobia yakni ketakutan yang berlebihan terhadap Islam, walaupun sebenarnya pada generasi awal, Yahudi dan Nasoro tahu betul bahwa Islam itu benar dan agama mereka salah. Namun, kemudian di generasi berikutnya, mereka yang tidak tahu, dibuat takut sehingga jadilah sampai sekarang Islamophobia.
Dengan usaha dakwah yang dilakukan oleh umat Islam, jadilah mereka tahu ternyata Islam tidak seperti yang mereka jelaskan. Faktanya, Islam itu bagus tidak seperti yang disampaikan oleh mereka yang sengaja membuat Islam adalah sesuatu yang menakutkan. Dengan pemahaman yang benar tentang Islam banyak dari mereka yang masuk Islam karena mereka mau berfikir. Kata kuncinya adalah mau berfikir jika kita ingin menemukan kebenaran hakiki
Beliau menekankan kembali bahwa moderasi itu bukan berasal dari Islam, dan memang moderasi itu tidak ada di dalam Islam. Mederasi itu diciptakan setelah daulah Khilafah runtuh, jadi ide modeasi mulai digencarkan sejak 1924. Ide dasar dari munculnya moderasi berangkat dari dua kekuatan yakni kekuatan barat yang mengarah ke selatan yaitu kekuatan kapitalis sekular, demokrasi. Kemudian, kekuatan utara mengarah ke timur yang didukung oleh kekuatan idelogi sosialis, komunis, atheis.
Dalam al-Qur’an ada kata wasathon yang dimaknai sebagai pertengahan, artinya diplintir yang bisa menerima ide barat dan juga bisa menerima ide timur. Kemudian muncullah beberapa istilah yang ingin mendeskreditkan umat Islam. Dimulai dari tahu 80-an, orang yang kosisten dan berkomitmen dengan Islam kaffah disebut extrim kanan. Pada tahun 90-an, mereka disebut sebagai kaum fundamentalis, tapi usaha mereka tidak berhasil. Dan bahkan, tahun 2000-an, diawali dengan peledakan gedung kembar, mereka diberi label teroris. Kemudian, sekitar tahun 2014, orang-orang yang konsisten pada Islam secara kaffah disebut sebagai kaum anti Pancasila. Umat sengaja dibenturkan agar tidak bersatu dan saling bermusuhan.
Mereka, musuh-musuh Islam, melakukan semua itu untuk memecah belah umat, dengan membagi-bagi umat Islam dengan sebutan Islam moderat, Islam fundamental, Islam garis keras dan ada juga Islam Nusantara. Itulah thoriqoh dasar mereka untuk memecah belah umat agar umat ini lemah sehingga mudah dipengaruhi dan dikuasai. Mereka tahu bahwa kekuatan Islam adalah saat Islam bisa bersatu.
Pada hakekatnya Islam itu satu dan tidak mengenal pemetaan dengan berbagai istilah yang bisa memecah belah umat. Islam adalah agama yang diturunkan oleh Allah melalui Rasul-Nya, Muhammad SAW untuk mengatur hubungan manusia dengan Al-Khalik, mengatur manusia dengan dirinya sendiri, dan mengatur dengan lingkungannya, yakni manusia dengan manusia yang lain. Islam yang diturunkan oleh Allah adalah satu kesatuan dan juga sempurna.
Dan kesempurnaan Islam diabadikan oleh Allah di dalam al-Qur’an surat Al-Maidah ayat 3, ” Pada hari ini telah Aku sempurnakan agamamu untukmu, dan telah Aku cukupkan nikmat-Ku bagimu, dan telah Aku ridhai Islam sebagai agamamu.”
Ibnu Katsir di dalam tafsirnya menyatakan, orang beriman telah sempurna keimanan mereka. Islam telah sempurna dan tidak lagi membutuhkan penambahan lagi maupun pengurangan. Allah telah ridho dengan agama Islam. Ayat dalam al-Qur’an tadi menyebutkan bahwa Islam adalah agama sempurna yang tidak perlu adanya modifikasi.
Rasulluah bersabda, “Islam muncul dalam keadaan asing dan akan kembali dalam keadaan asing, maka beruntunglah orang-orang yang asing” (HR. Muslim).
Begitulah pesan dari Rasulluah bahwa Islam dari awal munculnya sampai sekarang tidak boleh dirubah, tidak ada moderasi dalam beragama Islam. Orang-orang asing tadi adalah orang-orang yang memperbaiki apa saja yang sudah dirusak setelah rasullulah oleh orang-orang yang membuat kerusakan. Kerusakan yang terbesar saat ini adalah karena tidak adanya daulah Islam. Imam Ghozali menyatakan tidak adanya daulah Islam adalah dosa besar. Karena keberadaannya daulah Islam merupakan makhota kewajiban.
Beliau berpesan pada Umat Islam harus berhati-hati dengan istilah-istilah yang tidak tahu maknanya yang tidak berasal dari Islam bahkan sengaja dimunculkan untuk memecah belah umat. Padahal, istilah-istilah tadi dipopulerkan dengan tujuan untuk merusak ajaran Islam. Oleh karena itu umat Islam wajib menolak ide moderasi Islam dan juga membendung laju pergerakan ide ini agar tidak menyebar dan merusak pemahaman umat Islam. (Moch. Efendi)