Madura, Jatim – shautululama.co – Ahad, 28 Mei 2023. Majlis Al Buhuts Al Islamiyah (MBI), mengambil topik Khilafah Mengakhiri Hegemoni Dollar Dengan Dinar Dan Dirham.
Dr. Kyai Fahrul Ulum M.E.I, Pakar Ekonomi Islam, menjelaskan tentang histori dollar.
Sejak dahulu uang itu adalah emas.Bahkan emas dipakai sejak tahun 753 SM. Kepingan-kepingan emas itu disebut Barbarous Relic. Romawi menggunakan emas sebagai uang pada sekitar tahun 500 SM yang disebut dinar. Sedangkan di Irak , saat itu pada masa kekuasaan Persi dipakai mata uang perak yang disebut dirham. Ini berkembang hingga seribu tahun lebih. Masuk ke wilayah jazirah Arab. Sehingga Arab jahaliyah menggunakan dua mata uang tersebut. Baik dinar maupun dirham.
Ketika Rosulullah diangkat sebagai Rosul, beliau-pun mengakui kedua mata uang tersebut dan memakainya. Di saat pemerintahan Islam di Madinah, Rosulullah SAW tetap memakai kedua mata uang tersebut. Berlanjut pada masa Abu Bakar as Shiddiq Ra dan Umar bin Khattab Ra. Lalu Umar bin Khattab menetapkan ukuran-ukuran standar dinar dan dirham. Serta kurs antara dinar dan dirham distandarisasi. Pada tahun 75 sampai 76 H Khalifah Abdul Malik bin Marwan mulai mencetak uang sendiri dengan tulisan La Ilaha ilallah Muhammadun Rosulullah. Juga ditulis lafadz Allahu Akbar. Di era inilah dinar dan dirham syar’i mulai berlaku secara resmi. Uang dinar dan dirham ini terus menyebar ke berbagai negeri di dunia.
Hingga pada awal abad ke 20, Amerika Serikat mulai mencetak dollar pada tahun 1914 dalam bentuk kertas yang diback up dengan emas yang disimpan di bank central.
Ketika Amerika Serikat menang pada perang dunia kedua, AS mulai memiliki cadangan emas yang banyak, dan dollar mulai laku. Maka pada tahun 1944, ada 44 negara sekutu bersepakat di Breeton Wood , dengan keputusan standar mata uang dunia adalah dollar yang masih diback up dengan emas.
Tetapi karena kertas itu sangat mudah dicetak. Apalagi Amerika terus menerus menghadapi peperangan, dengan Vietnam serta berbagai krisis. Amerika secara liar mulai mencetak uang kertas dollar dalam jumlah banyak. Hingga beberapa negara sekutu mulai tidak percaya kepada Amerika. Apakah cadangan emas Amerika mencukupi dari uang kertas dollar yang dicetak Amerika. Yaitu Perancis , Spanyol serta beberapa negara lainnya.
Dalam kepanikan tersebut Amerika secara sepihak membatalkan perjanjian Breeton Wood pada tahun 1971 pada saat kepemimpinan Richard Nixon. Sehingga dollar tidak lagi diback up dengan emas. Tetapi dunia sudah terlanjur dalam hegemoni dollar Amerika. Sehingga dollar itu sangat rapuh dan mudah terjadi inflasi. Ibarat tanah, tanah yang goyah, mudah gempa.
Karena dollar terus dicetak dalam jumlah banyak, maka dollar terus mengalami penurunan nilai terhadap emas. Maka dari itu keburukan dollar mulai dirasakan banyak negara, sehingga ada upaya de-dolarisasi. Seperti penggunaan Euro. Disusul BRICS (Brazil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan) dan ada 13 negara lainnya yang sudah mendaftar. Termasuk Arab Saudi, Qatar, dan UEA.
Maka dollar akan segera ditinggalkan. Hegemoni-nya akan segera berakhir. Dan umat Islam berkewajiban untuk menjadikan syariat yang dibawa oleh Rosulullah dalam penetapan mata uang adalah dengan dinar dan dirham. [LHE]