
Sidoarjo, Jatim (shautululama)โGelora ulama, asatidz, dan tokoh masyarkat hadir pada Liqo Syawal Ulama Aswaja Sidoarjo 1443H. Tema menarik, Akhir Era Demokrasi, Khilafah Tegak dalam Waktu Dekat, Ahad (29/5/2022) di kanal YouTube at-Tafkir Channel.
KH Ahyani Ibnu Umar, FKU Aswaja Sidoarjo menyitir firman Allah SWT berfirman:
ููู ููู ุงูุนูุฑูุถู ุนููู ุฐูููุฑููู ููุงู ููู ููููู ู ูุนูููุดูุฉู ุถูููููุง ูููููุญูุดูุฑููู ููููู ู ุงููููููฐู ูุฉู ุงูุนูู ูฐู
“Dan barang siapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sungguh, dia akan menjalani kehidupan yang sempit, dan Kami akan mengumpulkannya pada hari Kiamat dalam keadaan buta.”
(QS. Ta-Ha 20: Ayat 124).
Menurutnya, saat ini umat Islam sedang mengalami kehidupan yang sulit. Betapa tidak pengaturan kehidupan bermasyarakat saat ini telah salah arah, juga menuju arah yang salah.
“Keadaan seperti itu disebabkan oleh sistem demokrasi. Melalui mekanisme demokrasi, banyak peraturan perundangan zalim dibuat, ditetapkan dan dijalankan. Secara faktual, banyak undang-undang dan aturan hukum yang dirasakan lebih menguntungkan oligarki,โbebernya di hadapan alim ulama dan peserta yang hadir.
Lanjutnya, Kalau tidak boleh dikatakan dibuat atas pesanan oligarki. Contohnya UU Minerba, Omnibus Law Cipta kerja, undang-undang Penanganan Covid-19 dan lain sebagainya.โ
KH Ahyani menilai, kepentingan dan kemaslahatan rakyat terabaikan. Atau sengaja diabaikan. Rakyat dipaksa menanggung beban berat tanpa bisa merasakan kebaikan kecuali hanya setetes saja. Negeri Ini memang berlimpah dengan kekayaan alam, namun kekayaan alam ini dikuasai oleh swasta dan asing.
“Melalui proses demokrasi pula, Indonesia terjerembab dalam kubangan utang ribawi yang akan berakibat menjadikan Indonesia sebagai negara yang bangkrut atau negara yang gagal,” bebernya.
Kondisi kerusakan ini sebagaimana firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
ุธูููุฑู ุงููููุณูุง ุฏู ููู ุงููุจูุฑูู ููุง ููุจูุญูุฑู ุจูู
ูุง ููุณูุจูุชู ุงูููุฏูู ุงููููุง ุณู ููููุฐูููููููู
ู ุจูุนูุถู ุงูููุฐููู ุนูู
ูููููุง ููุนููููููู
ู ููุฑูุฌูุนููููู
zhoharol-fasaadu fil-barri wal-bahri bimaa kasabat aidin-naasi liyuziiqohum ba’dhollazii ‘amiluu la’allahum yarji’uun
“Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan perbuatan tangan manusia; Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).”
(QS. Ar-Rum 30: Ayat 41)
Ditampakkannya fasad atau kerusakan tersebut, tutur Kyai Ahyani, agar sadar bahwa telah terjadi kesalahan dalam pengaturan kehidupan bermasyarakat dan bernegara baik orang maupun sistem yang diterapkan. Kemudian dengan adanya kesadaran tersebut diharapkan muncul semangat berusaha untuk melakukan pergantian dan perubahan dari rezim yang buruk dengan yang lebih baik yakni yang bertaqwa.
“Dari sistem yang rusak yaitu demokrasi dan dengan sistem yang terbaik yaitu sistem Khilafah,” tegasnya.
Kyai Ahyani menilai, sekarang ini merupakan saat yang tepat untuk menuju pada pelaksanaan dan penerapan syariat Islam menuju pada penegakan Khilafah.
Menurutnya, tidak akan lama lagi era demokrasi akan segera berakhir dan sebentar lagi khilafah akan tegak kembali dengan izin Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Oleh karena itu, di dalam kesempatan Liqo Syawal Sidoarjo, Jawa Timur kali ini, kami (para ulama) menyatakan bahwa:
Pertama, pertarungan ideologi sedang memasuki babak akhir.
Kedua, sistem demokrasi kapitalis mengalami kegagalan meraih impian. Kalah dalam pertarungan dan telah memasuki masa akhir kematiannya.
Ketiga, fajar kembalinya sistem Islam yaitu Khilafah telah tampak menyingsing. Kehadirannya akan segera menggantikan demokrasi.
“Kami juga menyerukan, tingkatkan ketakwaan kepada Allah SWT, tingkatkan perjuangan agar kesadaran masyarakat untuk kembali kepada Islam bertambah dan meluas. Tinggalkan demokrasi sistem kufur, sistem diktator, mulkan jabriatan, sistem bertentangan dengan Islam. Tegakkan Khilafah satu-satunya sistem pemerintahan dalam Islam secara kaffah,” tandasnya.
Acara berlangsung lancar dan khusyuโ. Pesan penting dari Liqo Syawal Ulama ini diharapkan mampu dipahami sebagai upaya pencerdasan kepada seluruh umat.[]