
Gresik, Jatim (shautululama) – Alhamdulillah tsumma Alhamdulillah, Ulama Aswaja Gresik di bulan Syawal telah menyelenggarakan Liqo Syawal Ulama Aswaja Gresik, pada tanggal 25 Mei 2022. Forum ini selain untuk menyambung silaturahmi antar ulama, tokoh masyarakat di Gresik sebagaimana lazimnya kegiatan halal bi halal, juga diisi dengan maqalah ulama agar forum semakin bermakna.
Sejumlah ulama dan tokoh masyarakat di Gresik hadir dalam acara ini baik secara offline maupun online melalui channel dakwah giri. Nampak hadir diantara KH. Muchtar Bukhori, KH Zaenuddin, KH. KH Ahmad Najib, KH. Iffin Masyrukan, Kyai Fathurrahman, Kyai Kastar, Abah Sholeh, Abah Tarlikan, Abah Mucklis, Abah Naim, dll. Selain itu hadir pula intelektual muslim dan sejumlah advokat di Gresik.
Para peserta nampak gayeng (menikmati) forum yang diisi dengan maqalah ulama dengan topik “Akhir Era Demokrasi, Khilafah Pasti Tegak dalam Waktu Dekat”.
Sejumlah ulama dan intelektual diundang untuk menyampaikan materi tentang topik tersebut di atas. Nampak tampil secara bergantian para nara sumber antara Kyai Haris Islam, ST., SH (Intelektual Muslim/Advokat). Beliau menyampaikan tentang melalui proses demokrasi, Indonesia terjebak hutang, demokrasi mengarahkan kepada negara gagal (Failed country).
Dengan gayanya yang khas menggelegar, intelektual muslim muda ini mengawali materi dengan sejarah kebangkrutan Indonesia sejak rezim Orde Baru, yang dikuasai oleh mafia Barkley yang mengawal menerapkan sistem ekonomi di negeri ini. Puncaknya saat terjadi resisi tahun 1998 Indonesia mau tidak mau harus menerapkan sistem ekonomi kapitalisme dengan konsesi menerima Konsesus Washington yang ditawarkan oleh IMF. Saat krisis inilah Indonesia membutuhkan hutang, dan IMF menawarkan Konsensus ini sebagai konseksi pinjaman yang dikucurkan.
Dalam Konsensus Washington inilah IMF bekerjasama dengan Lembaga Keuangan, World Bank mengeluaran 4 permintaan kebijakan yang harus dilakukan oleh pemerintah Indonesia agar bisa mengucurkan hutangnya.
4 kebijakan itu antara lain: Pengetatan Keuangan, Liberalisasi Sektor Keuangan, Liberasi Sektor Perdagangan dan Privatisasi BUMN. Mengapa demikian, karena sejak lahirnya kapitalisme ini rakus, ingin menguasai semuanya. Sektor yang mestinya menjadi milik rakyat dikelola negara untuk kepentingan rakyat harus diprivatisasi diserahkan pengelolaan ke swasta baik asing, aseng maupun dalam negeri. Dan kebijakan ini terus dipelihara hingga kini meski resimnya, penguasanya sudah berganti berkali-kali.
Kita bisa saksikan dampak seperti sekarang ini, semua kebutuhan mahal, semua sektor dikuasai oleh swasta asing dan aseng, serta hutang semakin menggunung. Bahkan dengan bangga penguasa mengundang investor agar mau menguasai potensi yang ada di negeri ini. Habis sudah kekayaan alam negeri ini. “Apa sistem yang seperti ini mau terus kita pertahankan?” Tanya Kyai Haris Islam kepada para peserta yang hadir.
Forum dilanjutkan dengan pemaparan maqalah ulama selanjutnya. Acara dimulai tepat pukul 20.00 dengan pembacaan ayat suci Alquran dan dibuka oleh MC dengan menghadirkan nara sumber untuk tampil ke depan forum.