Khilafah ajaran Ahlussunnah Wal JamaahKhilafah Untuk Kebaikan IndonesiaMultaqo Ulama Aswaja - ManhajiNews

Kyai Faturohman: Jangan Lupakan Sejarah, Kita Wajib Menolak Anak PKI Bebas Menjadi TNI

Gresik, (shautululama) – Gelaran Ijtima’ Ramadhan Ulama Aswaja Kasepuhan Gresik yang diselenggaran pada hari sabtu (16/04/2022) bertemakan TOLAK KENAIKAN HARGA KEBUTUHAN POKOK, ISLAMOPHOBIA, PENGHAPUSAN MADRASAH, DAN TOLAK ANAK PKI MENJADI TNI. Acara ini sebagai bentuk kepedulian dan kecintaan ulama pada umat serta kondisi karut marutnya negara saat ini.

Dihadiri puluhan jamaah baik tokoh masyarakat, dan tokoh agama. Diantaranya Kyai Faturrahman dari MT Al Qolam Gresik sekaligus sebagai shohibul fadilah untuk memberikan taujih atau kalam minal ulama.

Mengawali taujihnya Kyai Faturrahman bercerita tentang sejarah dan peristiwa yang terkait sepak terjang PKI di negeri ini. “Jika menengok ke belakang tentang sejarah PKI. Tentu masih ingat dalam benak kita bagaimana ulah PKI terhadap negeri ini, setidaknya ada 5 kali peristiwa pemberontakan, yakni tahun 1945 di bawah kendali sutan syahrir, 1946 di bawah komando mohammad Joesoep dengan menggunakan Laskas Pesindo (Pemuda Sosialis Indonesia), di tahun 1946 pula melakukan pemeberontakan di bawah pimpinan Datuk Tan Malaka. Keempat 1948, PKI dibawah kepemimpinan Amir Sjarifoeddin dan moeso, didukung oleh Pesindo dan Front Demokrasi Rakyat – FDR, Melancarkan Kudeta PKI di Madiun, dan kelima yang paling menggemparkan PKI melancarkan Kudetanya yang dikenal dengan nama G 30 S/PKI di Jakarta 1965”. Papar Kyai Faturrahman.

.Kemudian beliau melanjutkan ceritanya tentang peristiwa–peristiwa perbuatan kejam dan biadab lainnya seperti yang terjadi di Ponorogo, Muncar Banyuwangi, Mantingan Ngawi. Dan harus kita pahami yang dimusuhi adalah para alim ulama, kyai dan santri sebagaimana yang terjadi di pondok pesantren sabilul muttaqin takeran magetan. Puluhan santri menjadi korban ditelanjangi dan dibunuh secara sadis dan keji.

“Nah, pertanyaanya kalau sekarang ada isu terkait pemberian izin anak keturunan PKI dibebaskan menjadi anggota TNI, ini ada apa? Apalagi yang melontarkan pendapat ini adalah orang nomor 1 di tubuh TNI, kira ada konspirasi atau bukan? Karena jelas dan tegas dalam Tap MPRS nomor 25 melarangnya, apa tindakan ini tidak melanggar konstitusi?” tanya beliau kepada jamaah.

Melanjutkan taujihnya beliau merasa miris terhadap kondisi negeri ini. Lalu secara tegas beliau mengucapkan “Namun saya juga heran, kok masih ada yang setuju dan pro dengan issu tersebut, baik akademisi, parpol, ormas, bahkan staf kepresidenan, padahal jelas statement dan pesan dari Wakil Presiden ke-6 dan juga mantan Panglima TNI Jenderal Purnawirawan Try Sutrisno pada 2017 lalu, yang secara lantang mengingatkan TNI agar waspada dan teliti agar anak-anak PKI tidak masuk ke TNI”.

“Jadi perlu kita sadari bahwa kejadian ini bukan suatu kebetulan tetapi memang sudah ada skenarionya. Seperti apa yang disampaikan oleh Panglima GEPAKO DIY bapak Gandung Pardiman. “saya mempertanyakan kebijakan tersebut apakah betul-betul dari institusi TNI atau pesanan dari pihak ketiga. Sebab menurutnya, sejak dahulu TNI menjadi garda terdepan dalam menumpas PKI. (detikjateng.com)” terang Kyai Faturrahman.

Kyai Faturrahan menanggapi sikap kurang atau tidak tegasnya pemerintah ini, seolah-olah kecenderungan akan memberikan peluang bagi generasi PKI untuk tumbuh dan kembali menguasai militer.

“Dalam hati kecil saya, merasa curiga ada kepentingan untuk membangkitkan kembali Ideologi Komunis. namun saya berharap kecuriga ini tidak benar. Jelasnya.

Kyai Faturrahan kembali mengingatkan kepada jamaah bahwa musuh utama dan yang diincar oleh orang-orang PKI adalah orang Islam yang lurus dan berpegang teguh kepada ajaran Islam serta menginginkan kehidupan yang Rahmatan lil ‘alamiin.

“Oleh karenanya dengan melihat sejarah akan kekajaman dan kebengisan PKI, maka saya menyerukan kepada para jamaah yang hadir dalam Ijtima’ Ramadhan hari ini untuk menolak kebijakan Anak Keturunan PKI bebas menjadi TNI.

Ulama Aswaja - Manhaji

Media dakwah online ulama aswaja manhaji, menyeru kepada kebaikan

Related Articles

Back to top button