
Pesisir Selatan Jatim (shautululama) – Khilafah dengan izin Allah SWT akan menggantikan demokrasi sekuler yang bobrok. Hal itu diungkapkan Kyai dr. H. Ali Syafiuddin, Pengasuh MT Matahati, Tulungagung, dalam Liqa Syawal Ulama Aswaja Pesisir Selatan yang digelar Ahad (15/5/2022).
Kyai Ali Syafi’ juga menyampaikan Khilafah adalah ajaran Islam yang wajib diterapkan. Ajaran islam itu bukan aturan yang mudah diotak-atik, direvisi, bahkan dihapus layaknya ajaran demokrasi sekuler.
Banyak ulama telah mendefinisikan Khilafah diantaranya adalah Imam Nawawi di dalam kitab _Al-Majmu Syarah al-Muhadzab_, beliau mengatakan imamah, khilafah dan imarotul mukminin adalah sinonim. Khilafah adalah kepemimpinan umum dalam urusan agama dan dunia.
Syekh Mahmud Abdul Majid Al-khalidi di dalam desertasi doktornya, *Qawa’idu Nidzamil hukmi fil Islam*, merangkum definisi dari berbagai ulama dan juga merujuk kepada nash-nash syara’ menyimpulkan Khilafah adalah kepemimpinan umum bagi kaum muslimin di dunia untuk menegakkan hukum-hukum Islam dan mengemban dakwah islami ke seluruh dunia.
Oleh karena itu, menurut Kyai Ali Syafi’, sudah seharusnya kaum muslim menerapkan Khilafah sebagai sistem rujukan dalam bernegara bukan yang lain. Karena, yang lain jelas bertentangan dengan syariat Islam, seperti demokrasi.
Demokrasi adalah sistem pemerintahan yang dibentuk dalam rangka menjalankan kehendak rakyat. Rakyatlah yang membuat hukum. Rakyatlah yang menetapkan halal dan haram. Jelas ini bertentangan dengan Islam.
Dalam demokrasi bukanlah rakyat yang berkuasa tetapi oligarki. Tak heran, jika kepentingan rakyat akan dikesampingkan dan hak-haknya dirampas secara dzalim. Selain itu, terjadi peluang negara-negara kafir imperialis untuk menjajah dan menguasai kaum muslim. Jelas ini bertentangan dengan Islam. Allah telah menerangkan tentang ini dalam Alquran surat Annisa 142.
Lebih lanjut, Kyai Ali menjelaskan demokrasi sangat layak diganti dengan sistem Khilafah. Apalagi Khilafah merupakan bisyarah Baginda Rasulullah SAW yang pasti akan terwujud. Dalam Hadist Imam Ahmad telah dijelaskan tentang lima fase kekuasaan yang dialami kaum muslim yaitu fase kenabian, khilafah ala minhaj nubuwwah, _mulkan ‘adhdhon_, _mulkan jabriyan_, dan akhirnya kembali pada fase kelima, _Khilafah ‘ala minhajin nubuwwah._
“Kaum muslim sudah melewati semua fase, kecuali yang kelima. Dan, mudah-mudahan fase kelima ini segera terwujud,” pungkas Kyai Ali Syafi, menutup tausiahnya. (*)