Khilafah ajaran Ahlussunnah Wal JamaahKhilafah Untuk Kebaikan IndonesiaMultaqo Ulama Aswaja - ManhajiNews

Khi Saifullah, Kondisi Indonesia Saat Ini Tidak Sedang Baik-baik Saja

Garut (shautululama)— Dihadiri sekitar 350 Ulama, dan Tokoh Masyarakat. Acara Resolusi Awal Tahun 2022 dibuka oleh Ustad Ujang Abdurrahman (Pimpinan Ponpes Al Hikmah, Cigedug), lalu dilanjutkan dengan pembacaan ayat suci AlQuran. Agenda diadakan di Mesjid Pondok Pesantrean Miftahul Huda Al-Juariyah, Cigedug – Garut, Ahad (9/1/2022).

Hadir almukarom KH. Irwan Syaifullah, (Penasehat KPAU (Koalisi Persaudaraan Advokasi Umat) – Bekasi). Diawal tahun 2022 beliau menceritakan situasi harga-harga naik, biaya pun jadi ikut naik.

“Tidak hanya itu, situasi saat ini juga guru kita, sahabat kita, Habib Bahar bin Smith ditangkap Polda Jawa Barat, Gus Nur juga hendak dijemput Kejaksaan Negeri Surabaya, demikian juga Habib Rizieq Muhammad Syihab dan Pengurus FPI sebelumnya yang sudah lebih dahulu dijemput oleh Bareskrim,”ungkapnya.

Kemudian, KH Irwan menambahkan jika situasi saat ini semakin hari, situasi semakin panas, semakin hari, semakin mencekam. Bahkan banyak ulama menyebutkan bahwa situasi kita saat ini tidak ubahnya seperti tahun 1965.

“Bagaimana tidak? Kriminalisasi dan juga korupsinya sangat luar biasa. Kita lihat, belum tuntas pengusutan kasus korupsi Asabri (Asuransi Angkatan Bersenjata Indonesia) sudah muncul kasus korupsi Jiwasraya. Belum selesai pengusutan kasus korupsi Jiwasraya muncul lagi kasus korupsi Bantuan Sosial (Bansos),”ungkapnya.

Selain itu, Korupsi Bansos yang seharusnya diberikan pada rakyat ternyata diperkirakan bisa mencapai 100 Triliun Rupiah. Belum tuntas pengusutan kasus korupsi Bansos, muncul lagi kasus korupsi PCR, banyak sekali korupsinya.

Tidak hanya korupsi, kondisi dilingkungan kita saat ini, sangat banyak sekali kerusakan, banyak sekali kasus perzinahan, aborsi, tingginya kriminalitas, dan kemaksiatan lainnya. Anehnya, di Negara ini kalau ulama vokal malah dianggap provokatif. Kalau kritis maka dianggap ekstremis. Kalau menjalankan amar makruf nahi munkar terus, dikatakan radikal.

“Analoginya Negara ini seperti sebuah rumah tangga. Rumah yang selalu didatangi oleh para perampok yang mengambil harta kita, tabungan kita, emas kita, dan semua milik kita. Tidak sampai disitu, anak laki-laki kita dipukuli oleh perampok tadi. Namun suami selaku pemimpin rumah tangga negeri ini seolah pura-pura tidak tahu bahwa semua itu terjadi,”tuturnya.

Penjelasan fakta ini menjadikan peserta kian memahami hakikat kondisi Indonesia. Ini menjadi momentum penting bagi umat Islam menuju lebih baik.[]

Ulama Aswaja - Manhaji

Media dakwah online ulama aswaja manhaji, menyeru kepada kebaikan

Related Articles

Back to top button