
shautululama.co, Surabaya Timur – Alhamdulillah Ulama, Kyai, pengasuh majlis taklim dan tokoh masyarakat Surabaya Timur kembali bisa bertemu di akhir tahun untuk memikirkan kondisi negeri tercinta.
“Kita bersyukur tinggal di negeri yang diberikan Allah kekayaan alam yang sangat berlimpah, dimana di negeri-negeri lain tidak se-kaya, se-melimpah seperti negeri kita dan kekayaannya sangat bervariasi”, ungkap Ustad Mujahid”, Pengasuh MT Aqshol Madinah Surabaya pada acara multaqo ulama Aswaja Surabaya Timur beberapa waktu yang lalu.
Sebagai salah satu nara sumber yang diundang pada forum ulama ini, lebih lanjut beliau menyampaikan pandangannya seputar pengelolaan sumber daya alam yang melimpah ini.
“Di darat berlimpah, di dalam bumi berlimpah, laut berlimpah, dan udara juga berlimpah, tentu kita harus syukuri, dan syukur terbaik bagi seorang muslim adalah taat kepada Allah SWT, melaksanakan yang diperintahkan dan menjauhi yang dilarangnya, jadi Taat itu adalah wujud syukur terhadap nikmat berupa kekayaan alam yang berlimpah”.
Lanjut beliau, secara I’tiqodi bagi seorang muslim, kita meyakini bahwa dunia ini milik Allah, apa saja yang ada di langit dan di bumi ini adalah milik Allah, dan Allah mewakilkan kepada hambanya seorang khalifah/pemimpin untuk mengelola, menata, memakmurkan dunia ini, meratakan nikmatnya agar menjadi rahmat bagi semua.
Maka haram hukumnya melelang pulau kepada asing, ini adalah bukti buruknya pengelolaan sumber daya alam yang berlimpah di negara kita. Ini bisa terjadi karena tidak diatur dengan syariah Islam.
“Barang milik perorangan saja kata Rasul: “Janganlah kamu menjual sesuatu yang bukan milikmu”, apalagi barang itu milik umum, milik orang banyak, ini adalah kedholiman, khianat yang luar biasa”, tegas Ustad Mujahid.
Ungkap beliau, mengapa sampai terjadi pelelangan/penjualan aset negara? Karena negara butuh dana, maka mengundang investor untuk investasi. Dalam sistem ekonomi kapitalisme memang begini caranya, sehingga swasta yang kaya, rakyat yang menderita.
Jika kemajuan peradaban ekonomi itu hanya untuk memperkaya golongan tertentu, maka itu bukan peradaban yang baik, bukan peradaban yang bisa dibanggakan dan diunggulkan, tandasnya
Lalu Ustad Mujahid menawarkan solusi yang bisa mengatasi permasalahan ini hanya syariah Islam.
“Maka solusinya adalah kembalikan kekayaan alam yang dikelola asing untuk kita ambil alih, kita kelola sendiri, kita harus bisa mandiri tidak bergantung dari asing dan aseng”.
Maka tata kelola dunia ini harus dikembalikan lagi kepada tatanannya Allah SWT, karena dunia ini ciptaan dan miliknya Allah, Allah lah pemilik hakiki.
Adanya pemerintahan, seorang Sulthon/pemimpin adalah untuk menjalankan kehendak Allah SWT, bukan kehendak manusia untuk mengelola, memakmurkan dan meratakan nikmatnya ini agar bisa dirasakan oleh semua umat manusia tanpa memandang agama, ras dan warna kulit.
Oleh karena itu, tugas kita sebagai ulama warosatul anbiya’, mencerahkan umat, fahamkan umat agar hal-hal yang menyimpang termasuk pelelangan kepulauan ini jangan sampai dikuasai dan dirasakan oleh segelintir orang. Itu harus kita Kelola sendiri secara mandiri dalam rangka beribadah kepada Allah SWT, tutup beliau mengakhiri kalamnya