
Pasuruan, Jatim (shautululama)—Luar biasa, Ijtima’ Romadhon Ulama Aswaja Tapal Kuda (Pasuruan), mengangkat tema: “Tolak Kenaikan Harga Kebutuhan Pokok, Islamofobia, Penghapusan Madrasah, Serta Tolak Anak PKI Bebas Menjadi Anggota TNI”, Kamis (7/4/2022).
Hadir ulama Aswaja pilihan untuk memberikan tausiyah dan edukasi kepada umat. tampak Kyai Muhammad Bajuri, Pengasuh MT Darun Nafais, Pasuruan, turut hadir. Beliau mengungkapkan biang dari semua kezaliman, kesesatan, dan kegaduhan akibat kebijakan yang sama sekali jauh dari pro terhadap rakyat ini, adalah demokrasi.
“Demokrasi yang mengultuskan kedaulatan rakyat (as-siyadah lis sa’bi) telah banyak menciptakan kezaliman, kesesatan dan kegaduhan melalui kebijakan para penguasa dan perundang-undangan yang ditelurkan oleh para wakil rakyatnya. Pasalnya mereka merasa mewakili suara Tuhan, sebab mereka ini dipilih langsung oleh rakyat,” jelasnya.
Demokrasi ini hakikatnya adalah sebuah sistem bernegara yang manis di kata. Indah di mata, namun di balik semuanya menyimpan racun yang mematikan bagi eksistensi kehidupan umat manusia.
“Rakyat yang dalam sistem demokrasi sebagai pemilik kedaulatan, tidak lagi punya kehendak dan kuasa, sebab kehendak dan kuasanya telah diberikan pada mereka,” tambahnya.
Mengingat bahaya laten yang ada di dalam sistem demokrasi ini, beliau menyeru kaum Muslim untuk membuangnya dan menggantinya dengan sistem Islam.
“Demokrasi ini sistem bodoh yang membodohkan, serta sistem sesat yang menyesatkan, sehingga berharap kebaikan dari demokrasi seperti berusaha menegakkan benang basah yang selamanya tidak akan pernah bisa,”tandasnya.
Untuk itu, kaum Muslim harus membuang demokrasi, kemudian menggantinya dengan Islam. Sistem dari Tuhan yang datang dengan membawa kebenaran. Pastinya akan menberikan keadilan dan kebaikan.
Terakhir beliau menyitir firman Allah SWT dalam surat Al-Isra’, ayat 81,
“Dan katakanlah: ‘Kebenaran telah datang dan yang batil telah leyap’. Sungguh, yang batil itu pasti lenyap.”
“Dengan firman Allah SWT ini kita yakin bahwa lenyapnya semua kezaliman dan kesesatan adalah ketika kebenaran telah ditegakkan, yakni ketika hukum-hukum Allah SWT telah diterapkan secara kafah melalui sistem pemerintahan warisan Rasulullah, yaitu negara Khilafah ‘ala minhājin nubuwah,” pungkasnya. []