
Probolinggo, Jatim (shautululama) —KH Abdullah Amroni turut prihatin atas perkembangan di sekitar umat. Banyak yang memojokkan dan menyerang Islam dan kaum muslimin. Hal itu diungkapkan beliau pada Ijtima’ Ramadhan Ulama Aswaja Tapal Kuda (Probolinggo) bertajuk “Tolak Kenaikan Harga Kebutuhan Pokok, Islamophobia, Penghapusan Madrasah dan Tolak Anak PKI Menjadi TNI” (Selasa, 5/4/2022).
Tak hanya itu, ungkpanya lagi, “Kelangkaan minyak goreng. Kenaikan harga BBM. Serta muncul pernyataan dari petinggi negara bahwasanya PKI bisa masuk menjadi TNI. Seperti yang diketahui TNI adalah garda terakhir yang membentengi negeri ini dari serangan komunisme yang makar.”
Dugaan kata ‘madrasah’ dihapuskan dalam UU Sisdiknas. Sangat bertolak belakang dan membahayakan umat Islam. Ditambah lagi moderasi beragama yang mengaburkan eksistensi dari agama. Utamanya dari agama Islam.
“Dari berbagai kondisi itu sangat membahagiakan, karena masih banyak ulama-ulama Aswaja yang berusaha untuk tidak tinggal diam. Berusaha untuk memperbaiki keadaan seperti ini dengan menyampaikan pemikiran-pemikirannya. Dengan memberikan nasehat-nasehatnya,”ujarnya baerbangga.
Lanjut, beliau menyampaikan,” Ini sangat membahagiakan karena masih banyak ulama-ulama Aswaja yang berusaha untuk tidak tinggal diam, memperbaiki keadaan seperti ini dengan menyampaikan pemikiran-pemikirannya, nasehat-nasehatnya.”
Sehingga ulama sebagai waratsatul anbiya’ pantas disandang ulama Aswaja yang melakukan amar ma’ruf nahi munkar. Harapan dari acara ini, ulama yang hadir menyampaiakan pemikirannya, usulan, dan kritiknya. Hakikatnya ulama mencintai negeri ini.
“Ulama tidak ingin negeri ini hancur, porak-poranda, sengsara. Para ulama ingin negeri ini menjadi negeri besar lagi. Patut dicontoh negeri-negeri yang lain,”seru KH Amroni.
“Semoga ini menjadi titik menjadikan para ulama lainnya untuk tergerak berusaha bersama-sama menasehati penguasa. Menjelaskan kepada umat dan menyadarkan ulama bersatu-padu bersama umat untuk membentengi negeri ini. Meninggikan izzah Islam dan kaum muslimin,” pungkas Pengasuh ponpes Kiai Sekar Al Amri Probolinggo.
Sebagai akhir dari sambutan, KH Amroni berharap banyak ulama yang turut berjuang kembalinya Islam Kaffah. Sebagaimana Islam yang berjaya selama 1.300 tahun dengan sistem khilafah Islamiyah.[]