Khilafah ajaran Ahlussunnah Wal JamaahKhilafah Untuk Kebaikan IndonesiaMultaqo Ulama Aswaja - ManhajiNews

Isra Mi’raj Momentum Penguatan Aqidah Berjuang Mewujudkan Indonesia Berkah dengan Islam Kaffah

Jakarta, -shautululama.co – “Rapuhnya pengabaian penerapan syariah Islam akibat rapuhnya keimanan. Ini berpangkal pada rapuhnya keimanan kepada nabi Muhammad SAW,”ungkap Ustadz Ismail Yusanto pada Talkshow Isra Mi’raj, Sabtu (18/2/2023).

Agenda ini mengangkat tema besar “Indonesia Berkah dengan Islam Kaffah”. Pemirsa yang hadir terdiri dari ulama, tokoh umat, habaib, dan kaum muslimin. Acara kian bersemangat dengan pemaparan dari Ustadz Ismail Yusanto dan KH Rokhmat S.Labib.

Ustadz Ismail menjelaskan lebih rinci berkaitan dengan sikap penolakan syariah Islam yang dikaitkan dengan peristiwa Isra Mi’raj. Semestinya Isra’ mi’raj harus mengokohkan bahwa muhammad itu haq. Tidak mungkin Muhammad bukan nabi sampai tiba di Sidratul Muntaha.

“Sikap itu pula yang diperlihatkan Abu Bakar. Jikalau ada poin penting yang musti kita catat bagimana meningkatkan keimanan. Syukur seperti imannya abu Bakar,”pesannya.

Karenanya nabi memuji iman Abu Bakar. Andai iman Abu Bakar ditimbang dengan penduduk bumi maka keimanan yang unggul. Isra Mi’raj peristiwa yang dahsyat. Ustadz Ismail menganalogikan bagaimana perjalanan yang panjang Isra Mi’raj.

“Andai Sidratul Muntaha ada di ujung semesta di mana untuk sampai ke sana 27 miliar tahun cahaya. Jika Isra Mi’raj terjadi semalam maka seperti 4,5 triliun kali kecepatan cahaya. Jadi tidak mudah memahami Isra Mi’raj, tapi bagi Abu Bakar enteng saja,”tandasnya.

Pesan pentingnya, ustadz Ismail bahwa nabi itu haq. Apa yang dibawa nabi itu haq. Risalah yang bersumber dari quran itu haq. Syariahnya haq. Inilah yang harus ditanamkan kepada umat setiap kali peringatan Isra Mi’raj.

Kenapa (umat) mengabaikan syariah, Ustadz Ismail menjelaskan karena aqidah. Semestinya aqidah itu seperti dalam quran yaitu sami’na wa atho’na. buktinya kalau ke dokter diperiksa lalu ditulis resep pasien percaya. Lah, ini dengan apa yang dari Allah SWT.

“Inilah (peringatan Isra Mi’raj) momentum penguatan aqidah,”tadas Ustadz Ismail yang juga cendekiawan muslim.

Antara realistis atau tidak terkait memperjuangkan khilafah, Ustadz Ismail memiliki jawaban unik.

“Theodor Herzl menulis buku Negara Yahudi. Dia menyelenggarakan kongres Zionis pertama. Saat itu orang pada tertawa dan tidak realistis. Namun Theodor mengatakan ‘jika kamu mau ini bukan mimpin dan apapun kalau tidak mau maka ini jadi mimpi’,”sitir Ustadz Ismail.

Berbeda dengan umat Islam. Umat punya sekian banyak alasan untuk memiliki keyakinan melebihi Theodor Herzl bahwa Khilafah pernah ada dan lama. 700 tahun golden age menurut sejarah.

“Dan yang membuat peradaban itu muncul hingga saat ini ialah risalah Islam,”tandas Ustadz Ismail penuh keyakinan.

Karenanya sebenarnya yang menjadi soal apakah umat mau atau tidak. Karenanya tugas besar menanamkan kemauan hidup dengan islam. Kalau tidak mau hidup dengan islam itu aneh. Mestinya tidak sulit hanya cukup membangkitkan aqidah.

“Malu sama Theodor Herzl orang kafir yang masuk neraka memiliki keyakinan seperti itu. Masa kita yang dijamin surga tidak memiliki kemauan?”pungkasnya.

Momentum Isra Mi’raj ini menjadi penting untuk napak tilas Rasulullah. Selanjutnya umat mengambil pelajaran penting tidak sekadar kewajiban sholat. Lebih dari itu kewajiban menerapkan syariah Islam kaffah dalam kehidupan yang utama.[hn]

Ulama Aswaja - Manhaji

Media dakwah online ulama aswaja manhaji, menyeru kepada kebaikan

Related Articles

Back to top button