
Medan (shautululama) — “Dalam Islam dakwah merupakan darah dan jantungnya. Kemudian amar ma’ruf nahi munkar itu amalannya. Saat ini dakwah dan amar m’aruf nahi munkar tidak seperti yang dilakukan oleh para sahabat,”tegas Buya Azwir, Ulama Aswaja Medan.
KH Buya Azwir hadir memberikan tausiyah ulama pada Ijtima’ Ulama Se-Nusantara: “Saatnya Tata Dunia Baru dengan Islam Kaffah, Tolak Kenaikan Harga Kebutuhan Pokok, Perangi Islamophobia”, Sabtu (16/4/2022).
Tambahnya, “Mari kita bangkit mendakwahkan apa-apa yang pernah disampaiakan Rasulullah dan para sahabat. Terdapat peristiwa penting di Ramadhan yaitu perpindahan kiblat. Bukan berati tak cinta Masjidil Al-Aqhsa. Beliau hanya tidak ingin disamakan dengan orang Yahudi.”
Hari ini umat mengikuti sistem Yahudi. Padahal Rasulullah sebagai uswatun hasanah tidak mau seperti Yahudi. Seperti diketahui demokrasi yang saat ini diambil ialah bagian dari sistem kufur. Demokrasi merupakan sistem Yahudi yang akan menghancurkan kehidupan umat manusia.
Buya Azwir menyerukan untuk menyampaikan demokrasi sistem kufur kepada umat. Tidak perlu takut. Begitu pun seruan kepada penguasa bahwa umat Islam punya sistem sendiri yang berasal dari Allah SWT.
“Kami punya perjanjian dengan Allah dan Rasulullah. Cukup bagi kami Cuma Allah yang kami panuti. Dan Rasulullah SAW Cuma itu yang bisa kami contoh. Maka kami sampaikan kepada penguasa mari kembali kepada Islam,”serunya.
Dakwah ini bukan kepada Islam, tapi juga uorang kafir. Tugas dakwah ini yang harus menjadi perhatian.
Buya Azwir mengulas kembali jika demokrasi bukan sistem untuk rakyat. Sistem ini (demokrasi) adalah sistem untuk mencari duit. Rakyat dipalak yang seharusnya rakyat tidak membayar.
Indonesia ini negara makmur. Ada gunung emas sekarang jadi lembah emas. Pantai dan ikan terdapat di Indonesia. “Nikmat mana lagi yang kalian dustakan? Kurang sayang apalagi Allah kepada kita?”tanya Buya retoris.
“Mari bersatu. Ini saatnya menjelaskan demokrasi sistem kufur. Dalam monarki yang menipu rakyat adalah raja. Dalam teokrasi yang menipu adalah ulama dan raja. Dalam demokrasi yang menipu rakyat loh!,”jelasnya.
Penjelasan Buya Azwir sangat mencerahkan. Demokrasi yang selam ini menjadi tabir kini terungkap kebobrokan dan keculasannya. Seperti diberitakan sebelumnya, acara ini dihadiri ulama aswaja se Nusantara. Tujuannya merespon dan mengedukasi umat untuk mengambil Islam kaffah sebagai solusi.[hn]