Probolinggo, Jatim (shautululama) — Kebijakan panglima TNI Andika Perkasa, yang membolehkan anak keturunan PKI mengikuti seleksi penerimaan anggota TNI mendapatkan respon dari Kyai Muhammad Daim, Probolinggo. Beliau menyatakan, menolak ide tersebut. Karena hal itu dapat menjadikan bangsa Indonesia jatuh tiga kali ke dalam lubang,” ujar Kyai Daim, pada Ijtima Ramadan Ulama Aswaja, Tapal Kuda, Probolinggo Jawa Timur, Selasa (05/04/2022)
“Kalau ide ini jadi dilaksanakan, maka bangsa Indonesia bukan hanya dua kali terjatuh ke lubang yang sama, tetapi telah jatuh tiga kali. Lubang pertama jatuh pada tahun 1948, lubang ke dua jatuh pada tahun 1965, dan jatuh ke lubang ke tiga, jika ide ini jadi di laksanakan,” tuturnya
Beliau menyindir, banyak bahasa yang menipu umat Islam. Kami dari wong cilik, kami membantu wong cilik, bersama wong cilik kita menang, tapi ketika menang, mereka malah menekan wong cilik.”
Bersama peserta Ijtima, beliau kembali menegaskan, menolak! anak PKI menjadi anggota TNI, hukumnya bukan hanya wajib kifayah tapi sudah jadi wajib a’in,” tegasnya.
Slogan menipu PKI menolak imperialisme, kapitalisme, PKI sesuai dengan Islam, bahkan dikatakan PKI adalah Partai Kesayangan Islam, adalah slogan menipu yang didengungkan. Seolah PKI bersama umat Islam.
Apa jadinya jika serigala memakai jaket domba, apa jadinya kalau musang sudah pake bulu ayam. PKI menyusup saja dahsyat kekejamannya, apalagi berkuasa dan megang senjata, ungkap Kyai Daim, maka apa yang terjadi, nantinya pada bangsa Indonesia.”
“Membahas PKI seperti membahas kentut, tidak kelihatan, tapi mualnya sangat terasa. ”
Pembantaian menjadi lagu wajib PKI. Pembunuhan menjadi lagu wajib PKI. Oleh karena itu, beliau mengajak kepada semuanya untuk menolak kebijakan dibolehkannya anak keturunan PKI menjadi anggota TNI.
