
Bogor, (shautululama) – “Islam mewajibkan pemimpinnya menyejahterakan rakyat. Islam juga mengharamkan seorang pemimpin menzalimi rakyat, dan menyengsarakan rakyat,” tegas ulama asal Pamijahan Bogor, Kyai Muhyidin saat menyampaikan materi pada Ijtima Ulama Aswaja Se Nusantara, Sabtu (14/05/2022)
Beliau mempertegas dengan mengutip pendapat Imam Syatibi, bahwa, maqashid syariah atau tujuan ditetapkannya syariat Islam secara kafah dalam sebuah Daulah Islam, yang pertama adalah memelihara agama atau memelihara aqidah umat Islam itu sendiri,” terangnya
“Memelihara kemurnian Islam dan Al-Quran jangan sampai Islam dan Al Quran diacak-acak orang lain. Menghina Islam, mengkriminalisasi Ulama dan Habaib, ini tidak akan terjadi, kalau kepemimpinannya dipimpin oleh kepemimpinan Islam,” lanjutnya
Masih mengutip penjelasan Imam Syatibi, beliau menuturkan, selain menjaga aqidah umat, penerapan syariat Islam dari maqashid syariahnya juga dapat menjaga akal, hifzul nafs (menjaga diri), memelihara nyawa rakyatnya, dan menjaga harta kekayaan (hifzul mall),” sebutnya
Beliau menambahkan, haram dalam Islam memprivatisasi kekayaan alam milik umat. Haram milik umat diserahkan ke Asing dan Aseng. “Ini sebuah kriminalitas yang besar dihadapan Allah Swt.,” tegasnya
Beliau melanjutkan penyampaiannya, dengan mengutip kalimat pendiri Hizbut Tahrir, Syeh Taqiyuddin an- Nabhani, bahwa diterapkannya syariat Islam secara kafah akan dapat menjadikan darbul masalih dan darbul mafasih, bisa mendatangkan kesejahteraan, kemaslahatan, kedamaian dan mencegah kerusakan. Tidak sebagaimana yang diterapkan dalam sistem demokrasi,” imbuhnya
Oleh karenanya, beliau menyeru, di bulan Ramadan yang kita sudah didalamnya, jadikanlah momentum untuk menerapkan syariat Islam secara kafah. “Ramadan akan berkah kalau diterapkan Islam secara kafah.” ujarnya
Kemudian di akhir penyampaiannya, beliau kembali mengajak kepada umat, agar Ramadan juga dijadikan momentum untuk membersihkan pikiran dan jiwa dari ajaran-ajaran rusak dan merusak seperti demokrasi, liberalisme dan komunisme.” []