
Tangerang, (shautululama) – Ahad, 11 September 2022, menyikapi kebijakan kenaikan harga BBM, para ulama, asatidz, tokoh masyarakat dan aktivis dakwah yang tergabung dalam Forum Komunikasi Ulama Aswaja Tangerang Selatan, menyuarakan penolakan atas kebijakan tersebut.
Bertempat di Perumahan Villa Pamulang Tangerang Selatan, kegiatan ini diawali dengan pemaparan kajian fakta perihal ada apa di balik kenaikan harga BBM. Ustadz Arif Anwar, ST, praktisi migas, memaparkan bagaimana kebijakan privatisasi dan swastanisasi telah merambah dari sektor hulu sampai hilir pengelolaan migas. Akibatnya, sumur-sumur minyak Indonesia lebih banyak dikuasai oleh perusahaan-perusahaan asing. Ditambah produksi minyak yang terus menerus yang tidak sebanding dengan tingkat konsumsi, Indonesia harus mengimpor minyak dengan harga dunia, tentunya dengan kurs dolar. Hal tersebut yang membuat subsidi menjadi beban berat bagi pemerintah sehingga pemerintah mengambil kebijakan pengurangan subsidi BBM.
.
Menyikapi hal itu, Ustadz Ageung Suriabagja menambahkan bahwa liberalisasi sektor migas tersebut berlawanan dengan aturan pengelolaan BBM dalam syariat Islam. Menurut perspektif syariat Islam, barang-barang tambang yang berlimpah harus ditempatkan dalam kategori kepemilikan umum atau _al milkiyah al ‘ammah_. Konsekuensinya, barang-barang tersebut, termasuk BBM, wajib dikelola oleh negara untuk sebesar besar kemakmuran rakyat dan tidak boleh diserahkan kepada pengelolaan swasta atau asing. Hal itu berdasarkan beberapa nash hadits nabawi. Karena itu, lebih daripada persoalan kenaikan harga BBM, ulama dan umat wajib bersatu padu dalam mengoreksi paradigma liberalisasi migas yang menjadi akar penyebab kenaikan harga BBM menuju paradigma Islam yang menjamin keadilan dan kesejahteraan bagi rakyat dan menjamin terdistribusinya kekayaan rakyat kepada pemiliknya.
Menutup kegiatan itu, para ulama dan hadirin bersama-sama menyampaikan pernyataan sikap menolak kenaikan harga BBM. Dipimpin oleh Kiyai Arifin Marpaung, dan didampingi oleh Kiyai Abdur Rauf, Kiyai Sulaiman, Habib Fahmi dan sejumlah tokoh masyarakat Tangerang Selatan dan para aktivis dakwah, forum menyampaikan tuntutan kepada pemerintah agar menurunkan harga BBM, menghentikan proyek-proyek mercusuar yang menguras APBN, membuang ideologi liberalisme yang merusak dan menerapkan syariat Islam secara kaffah.