
Surabaya, shautululama.co – Sabtu 18 Februari 2023M atau bertepatan dengan 27 Rajab 1444H, Forum Komunikasi Ulama (FKU) Aswaja menggelar peringatan Isra’ Mi’raj secara hybrid di 16 kota dan kabupaten di Jatim.
Kegiatan dakwahtainment ini dikemas dalam bentuk talk show dengan mengangkat tema Indonesia Berkah Dengan Islam Kaffah. Dengan memanfaatkan media komunikasi, kegiatan kolosal dan serempak ini bisa disaksikan oleh masyarakat di seluruh negeri.
Sejumlah alim ulama dari berbagai daerah di Jawa Timur dipilih sebagai pemateri di 16 lokasi peringatan Isra’ Mi’raj secara offline, lalu disiarkan secara langsung. Para undangan dan masyarakat bisa menggelar nobar (nonton bareng), di masjid, mushola maupun tempat lainnya dengan nyaman.
Meski digelar secara hybrid tidak mengurangi semangat para jamaah mengikuti kegiatan ini, bahkan mereka bisa melakukan tanya jawab.
Dalam pantauan redaksi shautululama, para alim ulama menyampaikan pentingnya meneladani sifat Abu Bakar As Siddiq dalam kehidupan masyarakat saat ini. Abu Bakar merupakan sosok seorang muslim yang sangat yakin dan percaya tentang apa yang disampaikan oleh Muhammad Saw. Gelar As Siddiq (terpercaya) dilekatkan kepadanya karena terkait dengan karakter beliau.
Ketika Abu Bakar mendapatkan kabar bahwa Muhammad Saw telah melakukan perjalanan Isra’ Mi’raj dari Masjidil Haram di Mekkah ke Masjid Al Aqsa di Yerusalem hingga naik ke langit ke tujuh atau Sidratul Muntaha dalam dua pertiga malam, beliau pun percaya.
Melalui lisan mulia Rasulullah Saw, dalam perjalanan Isra’ Mi’raj tersebut beliau menerima perintah sholat lima waktu, bertemu dengan para nabi-nabi sebelumnya, diperintahkan untuk menjadi imam sholat bagi para nabi, diperlihatkan keadaan penghuni neraka serta hal-hal ghaib lainnya, maka dengan tegas Abu Bakar katakan inqala shadaqa (apa yang dikatan pasti benar). Tanpa sedikitpun keraguan tentang apa yang disampaikan oleh Rasulullah Saw.
Bagi kita yang hidup di masa tidak pernah bertemu Rasulullah Muhammad Saw, namun kita percaya dan yakin mengikuti risalah yang dibawanya, meyakini kebenaran AlQuran adalah persoalan mendasar bagi seorang muslim.
Dalam AlQuran Surat An Nur 55 Allah SWT berfirman:
“Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa dimuka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentausa. Mereka tetap menyembahku-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik”
Sementara dalam hadist “Rasulullah saw bersabda:
«تَكُونُ النُّبُوَّةُ فِيكُمْ مَا شَاءَ اللَّهُ أَنْ تَكُونَ ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ أَنْ يَرْفَعَهَا ثُمَّ تَكُونُ خِلَافَةٌ عَلَى مِنْهَاجِ النُّبُوَّةِ فَتَكُونُ مَا شَاءَ اللَّهُ أَنْ تَكُونَ ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ اللَّهُ أَنْ يَرْفَعَهَا ثُمَّ تَكُونُ مُلْكاً عَاضّاً فَيَكُونُ مَا شَاءَ اللَّهُ أَنْ يَكُونَ ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ أَنْ يَرْفَعَهَا ثُمَّ تَكُونُ مُلْكاً جَبْرِيَّةً فَتَكُونُ مَا شَاءَ اللَّهُ أَنْ تَكُونَ ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ أَنْ يَرْفَعَهَا ثُمَّ تَكُونُ خِلَافَةً عَلَى مِنْهَاجِ النُّبُوَّةِ» ثُمَّ سَكَتَ…
“Ada di tengah kalian masa kenabian dan akan terus ada sesuai kehendak Allah. Kemudian Dia mengangkatnya jika Dia berkehendak mengangkatnya. Kemudian ada Khilafah yang mengikuti manhaj kenabian, dan akan terus ada sesuai kehendak Allah. Kemudian Dia mengangkatnya jika Allah berkehendak mengangkatnya. Kemudian ada kekuasaan yang menggigit (mulkan ‘âdhdhan) dan akan terus ada sesuai kehendak Allah. Kemudian Dia mengangkatnya jika Dia berkehendak mengangkatnya. Kemudian ada kekuasaan diktator (mulkan jabriyyatan) dan akan terus ada sesuai kehendak Allah”.
Maka hadirnya kembali imperium islam, Khilafah islamiyyah ala minhajin nubuwah adalah sebuah kepastian yang merupakan janji Allah dan kabar gembira dari Rasulullah Saw. Persoalannya adalah apakah kita mau ikut terlibat aktif memperjuangkan untuk menyambut janji Allah atau kita hanya sebatas menjadi penonton.