
Surabaya, (shautululama) – Saat ini kita sedang mengalami kehidupan yang sulit. Betapa tidak? Pengaturan kehidupan bermasyarakat saat ini telah salah arah, juga menuju arah yang salah. Keadaan seperti itu disebabkan oleh sistem demokrasi.
Oleh karena itu Para Ulama, Kyai, Asatidz dan Mubaligh berkumpul bersama, sambil berhalal bi halal sekaligus berdiskusi untuk membahas permasalahan di tengah-tengah umat dan memberikan pencerahan dengan mengadakan Liqo Syawal Ulama Aswaja Surabaya dengan Tema “Akhir Era Demokrasi, Khilafah pasti tegak dalam waktu dekat”
Aqwal minal ulama Ustadz Sholahuddin Fatih, SPd (MT. Roudhatul Ilmi) Kalo kita memperhatikan masyarakat, maka kita akan sampai pada kesimpulan bahwa potret masyarakat itu adalah produk out put dari sebuah sistem (aturan ditengah masyarakat). masyarakat baik jika UU baik, sebaliknya masyarakat jadi rusak jika sistemnya rusak. Misalnya podcast Dedi cobuser dengan judul yang vulgar tidak bisa dipidanakan karena sistem yang ada tidak menganggap LGBT itu sebagai kejahatan. Maka jika ingin merubah suatu kaum maka juga dirubah sistemnya.
Umat Islam di Indonesia sekarang mengadopsi sistem demokrasi maka ini salah dan hukumnya haram sarah shahih Bukhari, sarah Fathul baari ditulis oleh Al-Hafiz Ibnu Hajar Al-Asqalani, Nabi Muhammad SAW selalu melakukan hal yang beda dibanding Kaum Nasrani dan Yahudi, misal mereka Puasa gak pakai saur, Nabi SAW mengajarkan bahwa ada keberkahan didalam saur. Nabi kita juga sangat kawatir, jika suatu saat umatnya mengikuti metode orang orang kafir baik Yahudi dan semua orang kafir. Ada redaksi celaan dalam melakukan seperti yang dilakukan orang kafir, bahkan sampai masuk lubang biawak
Abu Hurairah meriwayatkan, bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Hari kiamat belum akan terjadi sampai ada sekelompok umatku yang mengikuti umat dan bangsa sebelum mereka, sejengkal demi sejengkal dan sehasta demi sehasta.” Beliau lalu ditanya, “Wahai Rasulullah apakah bangsa sebelum mereka itu adalah bangsa Persia dan Romawi?” Rasulullah menjawab, “Siapa lagi kalau bukan mereka,” (HR. Bukhari). Yahudi dan Nasrani yang ditiru adalah agamanya namun Romawi dan Persia yang diikuti adalah hukum pemerintahannya dan cara berhubungan dengan rakyatnya.
Surat Ali ‘Imran Ayat 149
يَٰأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ إِن تُطِيعُوا۟ ٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ يَرُدُّوكُمْ عَلَىٰٓ أَعْقَٰبِكُمْ فَتَنقَلِبُوا۟ خَٰسِرِينَ
Hai orang-orang yang beriman, jika kamu mentaati orang-orang yang kafir itu, niscaya mereka mengembalikan kamu ke belakang (kepada kekafiran), lalu jadilah kamu orang-orang yang rugi.
Hai Orang orang beriman jika kalian mentaati orang kafir mereka akan membuat kalian keluar dari agama kalian. Apa yang mereka perintahkan, yang mereka larang akan kamu adopsi, minta arahan dan nasehat mereka, akan menjadikan kerugian di dunia dan akherat. Ini menunjukkan haram hukumnya mengambil hukum selain dari Islam (Al Qur’an dan As Sunah)
Pelaksanaan negara harus beriman dan bertaqwa, pemimpin adalah setiap orang yang mengurusi orang banyak sebagai pemgembala, adil, mempunyai sifat menjaga dan memperhatikan dan memenuhi urusan umat baik urusan dunia dan urusan agama.
Selengkapnya simak video