Khilafah Ajaran AswajaKhilafah Bisyaroh RasulullahKhilafah Janji AllahMultaqa Ulama Aswaja ManhajiNews

Tausiyyah Multaqa Ulama Aswaja Regional Jatim, Jateng dan DIY, Saatnya Kita Umat Islam Bersatu, Saatnya Tegakkan Islam Kaffah

Surabaya, (shautululama —Demokrasi memunculkan kekacauan dalam berbangsa dan bernegara. Gurita oligarki begitu tampak dan dirasa negative oleh rakyat. Ulama Ahlussunnah Wal Jamaah yang peduli kepada umat, berkumpul dalam Multaqa Ulama Aswaja. Mengangkat topik hangat “Mewujudkan Ummatan Wahidah, Mengalahkan Dominasi Oligarkhi Melalui Demokrasi atau Khilafah?” Ahad, 25 Februari 2024.

Hadir sejumlah ulama kharismatik dan pejuang Islam, di antaranya, KH Toha Cholili, Habib Abdul Qodir Ba’agil, Kyai Laode Heru Elyasa, Abah Narko, Gus Tuhu, KH Ainul Yaqin, KH Ahmad Faiz, Kyai Yusuf Mustakim, Dr Kyai Fahrul Ulum, KH Rosyid Supriyadi, Kyai Usman Zahid, Kyai Zaenullah Muslim, KH Muhammad Alwan, serta ulama lainnya dari Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Daerha Istimewa Yogyakarta.

Kyai Izzudin mengawali dengan pandangan demokrasi yang di negara asalnya yang berkuasa oligarki. Karenanya tema poin pada Multaqo ini menjadi panduan bagi ulama’ setelah mendengarkan nasehat ulama’. Begitu pun mewujudkan kehidupan Islam kembali serta masyarakat mendapatkan kesejahteraannya.

KH Toha Cholili berpesan,”Ulama itu pewaris nabi. Rasulullah tidak mewariskan dinar dan dirham. Rasulullah mewariskan dakwah. Oleh karena itu meneladani Rasul bukan ulama yang terbawa arus yang tersangkut dan terombang-ambing mengikut hawa nafsu.”

Lanjutnya,”Disamping warisan para nabi, ulama mandatarisnya rasul. Ulama bisa mengarahkan penguasa. Bukan sebaiknya cari manfaat dan kepentingan hawa nafsu daripada ulamanya tersebut.”

Paparan Kyai Laode Heru Elyasa cukup gambblang menggambarkan sebuah konsep. “Yang perlu kita haris bawah ialah oligarki itu bukan orang. Demokrasi juga bukan orang. Khilafah juga bukan orang. Ini adalah konsep.”

Kalau oligarki, tandas Kyai Heru, sebuah konsep struktur kekuatan yang ditentukan oleh sedikit orang. Kemudian demokrasi juga power of the people. Perbedaan demokrasi dan oligarki terletak pada penguasaan sedikit orang dan yang lain diserahkan kepada banyak orang.

Kyai Heru lantas membeberkan praktik demokrasi di Amerika Serikat yang telah dikalahkan oligarki. Negeri ini kalau kemudian kiblatnya AS, faktanya sudah dikalahkan. Apakah kira-kira demokrasi yang ada di negeri ini akan mampu untuk mengalahkan oligarki yang 5%?

Cara mengaahkan demokrasi itu dengan khilafah. Kyai Heru menjelaskan khilafah mempunyai kekuatan yang mampu untuk menggerakkan umat Isam dengan kekuatan akidah. Khilafah merupakan alternative pilihan bagi umat Islam untuk kemudian melepaskan dominasi oligarki negeri-negeri kaum muslimin.

“Perubahan yang benar akan diberikan pertolongan oleh Allah SWT. Inilah ihtimam bagi ulama ahlussunnah wal jamaah untuk mengambil kembali loyalitas umat ini hanya kepada Islam dan hanya kepada Allah SWT.”seru kyai Heru.

Acara ini mendapatkan perhatian serius dari ulama yang hadir. Peserta yang menonton secara live streaming mendapatkan pencerahan untuk kembali merasakan aura perjuangan ulama. Inilah esensi ulama mengambil peran penting dalam perjuangan Islam.[hn]

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button