
Gresik Pantura (shautululama) – “Bukan Habis gelap terbitlah terang, namun sudah jatuh lalu tertimpa tangga pula. Selepas slogan radikalisme, muncul yang baru, Islam moderat”, demikian pemaparan awal Kyai Rodhi Masykur dalam acara Ijtima’ Ramadhan Ulama Aswaja Gresik Pantura.
Sebagaimana publikasi yang beredar di medsos, Sabtu, 23 April lalu. Para Ulama Aswaja Gresik Pantura beserta puluhan muhibbinnya berkumpul dalam acara IJTIMA’ RAMADHAN ULAMA ASWAJA GRESIK PANTURA, dengan tema, “Tolak Kenaikan Harga Kebutuhan Pokok, Islamophobia, Penghapusan Madrasah, dan Tolak Anak Eks-PKI Bebas Jadi TNI”.
Forum ini dilaksanakan sebagai wujud kepedulian ulama Gresik Pantura atas kondisi bangsa yang akhir-akhir ini didera berbagai macam problematika. Ulama sebagai pewaris para nabi dengan ilmu yang dimiliki merasa berkewajiban melakukan amar maruf nahi mungkar dalam rangka menyelamatkan umat dan negeri ini dari krisis yang lebih parah.
Salah satu ulama Gresik Pantura yang didaulat panitia untuk menyampaikan kalamnya adalah Kyai Rodhi Masykur, M.Si. Dalam kalamnya, Kyai Rodhi menawarkan solusi perbaikan atas kondisi negeri ini, dengan tawaran yang diberikan ulama, dengan menerapkan syariat islam secara kaffah. Sudah terbukti ampuh untuk mengatasi berbagai persoalan di negeri ini. Mulai dari kenaikan harga minyak goring, BBM, konten-konten pendidikan yang mulai menjurus ke arah kapitalisme, dan lain sebagainya. Namun yang terjadi malah umat islam dituduh radikal dan tidak moderat.
Beliau mempertanyakan, apa arti radikal sebenarnya? Ketika negara Amerika dengan ideologi kapitalisme menginvasi Irak, atau China dengan ideologi komunisme dengan tindakan genosidanya telah membunuh umat Islam dengan keji. Berapa banyak korban yang jatuh? Jadi sudah jelas siapa sebenarnya yang radikal itu, ungkap beliau.
Kyai Rodhi Masykur juga menyikapi fenomena islamophobia dari umat islam di Indonesia, seperti takut menjalankan sunnah Nabi Muhammad SAW, diantaranya, berjenggot, memakai celana cingkrang, dll. Karena akan dicap radikal. Namun saling bertolak belakang, menganggap biasa hal yang jelas-jelas haram, seperti pernikahan beda agama.
Terakhir, beliau mengajak seluruh umat islam untuk tetap berada dalam jalur islam yang kaffah, jangan takut untuk menjalanakan syariat islam. Karena yang namanya Islam moderat, Islam Nusantara, atau Islam liberal, tidak ada dalam islam.
Kegiatan Ijtima’ Nusantara ini, diikuti oleh ulama-ulama Gresik dan Pantura, diharapkan bisa memberikan pencerahan dan nasehat untuk seluruh umat muslim dan khususnya untuk para penguasa.
Siaran legkap bisa diakses melalui link youtube berikut ini